Pegunungan yang indah menjulang tinggi,Pepohonan yang rindang,Udara yang sejuk ,musim kemarau yang terik membuat udara yang berhembus semakin kencang hingga membuat ujung jilbabnya bergerak terbawa semilir angin sejuk.Parasnya yang cantik dan manis,matanya yang indah dan bulu mata yang panjang dan lentik,Perlakuannya sangat santun,dan tutur katanya yang sangat lembut,otaknya yang cerdas,Sikapnya yang bijaksana dan rajin,Sifatnya yang ramah,membuat orang orang ingin mengetahui dirinya.
Fidya Farhah Zakiyyah Al-akbar,dia adalah seorang anak pemilik pondok pesantren Ar-rofi'ah ,yaitu K.H. Rasyid al-akbar dan ibu Hj.Aminah Farida,mereka hidup di lingkungan yang memahami ajaran ajaran tentang islam ,Fidya baru saja menginjak umur 16 tahun yang duduk di bangku kelas 11 aliyah,tentu saja di pondok pesantren tersebut ia sangat aktif menjalankan segala kegiatan kegiatannya,di pondok pesantren ini kelas 11 memiliki tuntutan untuk belajar menjadi seorang pemimpin yang disebut sebagai Pengurus, ia dipilih sebagai ketua dari segala bidang yang disebut sebagai Roisah, Tetapi ia terpilih menjadi seorang ketua bukan karena ia adalah anak pemilik pondok pesantren ini,tetapi karena jiwa kepemimpinannya yang tinggi, dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar,bahkan anggotanya pun merasa sangat senang memiliki ketua seperti fidya.
Lonceng istirahat yang dinantikan pun berbunyi, para santri berhamburan dari kelasnya untuk pergi ke kantin dan membeli apa yang sudah diharapkannya sedari tadi. Fidya dan teman temannya menutup buku pelajarannya masing masing, setelah bu ustadzah sarah mengucapkan doa penutup, Fidya pun hendak pergi ke kantin dengan teman temannya, namun ketika hendak pergi ke kantin ada seseorang yang mencegahnya yaitu hamzah.seorang ketua bidang atau Rois'am khusus ikhwan.
Hamzah: "emm ,fidya .. tunggu dulu,nanti setelah istirahat ,kalau kita ada rapat tentang kepengurusan gimana??kebetulan kan kita udah lama gak ngadain rapat ,kalau aku sih sudah umumin ke yang ikhwannya,mereka sih setuju setuju aja,kalau bagian akhwatnya gimana?".
Fidya pun tercenung sebentar karena dia bingung dengan sikap hamzah yang tiba-tiba ini.
Fidya:"eh, emm,bukannya setelah istirahat bukannya ada jam pelajaran ustadz Yusuf ??"tanya fidya sambil menundukkan pandangannya.
Hamzah:"Naaahh... itu,selain rapat kepengurusan kita rapat tentang hadiah buat anaknya utadz yusuf".
Fidya pun semakin bingung dengan ucapan hamzah,yang menurutnya ucapan hamzah itu berbelit belit,tidak dimengerti oleh fidya.dan dengan refleks ia pun menjawab sambil menautkan kedua alisnya.
Fidya:"hadiah??buat fadhil ,anaknya ustadz Yusuf??"emangnya ada apa??".sambil melihat ke arah hamzah sekilas.
Sekarang, giliran hamzah yang bingung, kenapa fidya gak tau kalau istrinya ustadz Yusuf lahiran.
Hamzah: "Lho,kamu gak tahu??kalau istrinya ustadz Yusuf lahiran??"sambil menautkan kedua alisnya.
Fidya: "oh iya,.. Astaghfirullah ya Allah, aku lupa ..kalau tadi malam kan istrinya ustadz Yusuf lahiran..haduuhh kenapa bisa lupa ya".
Tiba-tiba hamzah menarik kedua sudut
Bibirnya karena melihat ekspresi fidya yqng sangat lucu, hingga akhirnya ia pun tersenyum lebar hingga terlihat deretan gigi yang putih dan rapi.Fidya:"Lho.. kenapa tiba-tiba senyum?? perasaan disini gak ada yang lucu deh.. udah ah ..gak jelas banget " sambil memutar bola matanya, ia pun hendak pergi dengan perasaan yang kesal, tetapi lagi lagi hamzah mencegahnya.
Hamzah: "eh..fidya fidya ..tunggu dulu.. soal pertanyaan saya tadi gimana??".
Fidya: "Ishhh..udah deh gimana ntar aja "..ia pun menjawab dengan suara yang kesal,dingin,dan cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merindu Yang Tidak Dinanti
Non-FictionDisaat waktu yang berbeda ,mungkin aku tidak tahu apa yang kamu lakukan ketika di luar sana ,tetapi setelah kamu masuk ke pesantren ,aku jadi tahu bagaimana kelakuan kamu ketika di luar sana,bahkan lebih dari itu pun aku juga mengetahui sifat yang a...