Good Bye Yogya

31K 2.2K 118
                                    

Selamat datang di part ke 3 HARI INI😂

Wah gila sih ini, setiap selesai Up lanjut ngetik sambil bales komen😂 cinta dong ya sama aku😂

Cuss lah.. Eksekusi guys😂

"Kalian kok tega sih misahin ibuk sama cucu ibuk?!" Ratna tak kuasa menahan tangisnya saat mengantar Secha dan Seto menuju bandara.

Hari ini, tepat sehari setelah acara aqiqah Dinda, Secha dan Seto kembali ke Jakarta.

Sudah waktunya mereka kembali pasq tugasnya masing-masing, pekerjaan Seto tak dapat selamanya dihandle oleh Bagas, begitupun Secha ia tak ingin terus dimanjakan dengan limpahan kasih sayang dan perhatian dari sang mertua, ia ingin mengurus dan membesarkan Dinda dengan tangannya sendiri.

"Buk.." sela Joko sebelum Ratna kembali menuntut Secha dan Seto dengan serangkaian tangis dramanya.

"Biarin! Bapak nggak ngerasain jadi ibuk, ditinggal pas lagi sayang-sayang nya." rengek Ratna, ia seperti ABG yang baru putus cinta.

Secha dan Seto justru menahan tawa geli mereka, Ratna memang menomor satukan Dinda diatas segalanya, wajar rasanya ia menangis hingga sedemikian hebohnya, perjalanan dari rumah hingga ke bandara diisi dengan tangisan dan rengekan Ratna.

"Secha dan mas Seto janji buk bakal sering-sering main ke Yogya." bujuk Secha.

Ratna membuang wajahnya, "tega kamu Cha sama ibuk, itu cucu ibuk loh kok mau kamu bawa pulang." Secha menggeleng gemas.

"Itu anak Seto loh buk, jadi terserah Seto mau Seto bawa kemana." goda Seto sambil menaik turunkan alisnya, dan sontak dihadiahi cubitan mesra nan menyakitkan di lengan kirinya.

"janji ya sering-sering main ke Jogja." pesan Ratna kala mereka tiba di bandara, ia dan Joko tak dapat menunggu lama-lama karena mereka harus pergi menghadiri rapat organisasi peternak se Yogyakarta.

Setelah memberi banyak wejangan pada Secha, Seto dan keempat pengawal Seto Ratna dan Joko berpamitan, acara seminar kali ini tergolong penting karena hari ini Joko akan dilantik sebagai ketua organisasi.

"Biar ayah yang gendong Dinda bun."

Secha terdiam selama beberapa detik, pipinya selalu saja bersemu merah setiap kali Seto memanggil dirinya Bunda, entahlah ia hanya merasa semakin sempurna.

"Masih aja malu-malu kucing." kekeh Seto dibalas dengan cengiran kuda oleh Secha.

Rengekan Dinda menghentikan tawa keduanya, bayi mungil itu menangis semakin kencang seolah tak sabar menanti makanannya.

"Sini sama aku, kamu pakai kain penutupnya duli." ujar Seto mengambil alih Dinda.

"Hey.. Sayang.. Sayang.. Ini bunda, cup.. Cupp anak cantik bunda nggak boleh nangis." ujar Secha menenangkan Dinda sembari sibuk memasang kain penutup menyusui.

Tangis Dinda seketika berhenti kala mulut mungilnya mulai menghisap sumber makanannya.

"Kamu cantik banget." puji Seto, sejak tadi lelaki tampan berjambang itu tak henti-hentinya memandang sang istri dengan penuh cinta dan kekaguman.

"Gombal lagi. Lama-lama diabetes aku mas." ujar Secha jengah, semakin lama suaminya semakin expert dalam merayu.

....

Dua setengah jam kemudian mereka tiba di rumah.

Entah apa yang membuat kedua mata coklat Secha berkaca-kaca, ada secercah ketakutan disana dan hal itu sama sekali tak luput dari pandangan Seto.

"Sayang.."

"Eh iya mas? Kenapa?" gugup Secha.

"Kalau kamu masih belum sanggup kita bisa tinggal di apartemen dulu." bujuk Seto, seolah ia dapat membaca hal apa yang menghantui sang istri.

Secha menggeleng sambil menghapus air matanya, jujur melihatnya membuat Seto merasakan sakit dan sesak dalam waktu bersmaan.

"Kalian masuk dulu." titah Seto pada pengawalnya.

"Ikut aku."

Secha sedikit terkejut kala Seto menarii tangannya lembut menuju mobil sport miliknya.

"Mas?"

"Ikut aja.. Aku nggak mau kamu tertekan." final Seto, Secha hanya mengangguk pasrah meski badannya terasa pegal.

Perjalanan cukup memakan waktu, tak ada satupun yang membuka suara. hingga mereka tiba di sebuah hotel bintang lima.

"Yuk."

Secha masih nampak bengong seolah bertanya kenapa mereka disini.

Begitu mereka memasuki hotel, ketiganya disambut dengan penuh hormat oleh seorang lelaki tampan dengan setelan rapih.

"Mari pak, bu saya antar ke kamar."

"Bisa ambilkan istri saya kursi roda?" pria itu mengangguk dan segera memerintah bawahannya.

"Mas.. Nggak perlu." rengek Secha.

"Perlu, jahitan kamu masih belum seratus persen pulih." Secha hanya menurut meski menurutnya ini sangat amat berlebihan.

Dan lagi-lagi Secha dibuat tak habis pikir, sekaya apa suaminya hingga mampu menyewa presidential suite room.

"Mas, serius ini berlebihan banget.. Pulang aja, aku nggak papa kok."

Seto menggeleng, lelaki itu melepas simpul gendongan Dinda dan membawa bayi mungil itu keatas kasur berukuran king size.

"Buruan sini istirahat, mas tau kamu capek dan belum siap, kita bisa bermalam disini dulu tiga atau empat hari rasanya cukup, setelah itu kita bisa pindah kerumah baru kita." jelas Seto dengan senyuman hangat dibibir nya.

"Mas--"

Seto mencium bibir Secha sebelum wanita itu berhasil melayangkan protes.

"Kenyamanan kamu itu nomor satu." bisik Seto di depan wajah Secha.

Senyum pasrah terbit dibibir Secha "mas memang yang terbaik. Aku beruntung punya suami kaya mas. Dan Dinda beruntung punya ayah kaya mas."

"Mas juga beruntung punya kalian."

"Mas harap kamu akan selalu kuat bertahan dengan rumah tangga kita dalam kondisi apapun, karena mas janji semua hal buruk diantara kita nggak akan pernah terulang lagi." ucap Seto sungguh-sungguh.

"Dan aku pu berharap demikian mas, semoga tuhan selalu memberi kekuatan dan kesabaran disetiap langkah kita untuk selalu bersama, membesarkan dan mendidik Dinda.... Dan adik-adiknya nanti." imbuh Secha sambil memeluk Seto dengan erat.

"I love you mas.."

"I love me too."

Seketika Secha berdecak sebal kala mendengar jawaban cintanya dari sang suami.

"Satu sama sayang." kekeu Seto.

TBC!

jangan minta tambah lagi😂😂 tapi kalo vote dan komennya banyak boleh lah tambah😂

Happy New Year Guyss😍😍
Semoga tahun 2020 kita semua semakin sukses dan diberkahi Tuhan😍

I love you
Salam cinta 2020
-QA-

(un)Loved Wife [END/COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang