4. Menjadi Mati

53 1 0
                                    

Kadang hal buruk terjadi, bukan karena tidak di sengaja

Seperti yang disadari oleh Caca setelah sekian lama putus dari Rendra, ini semua bukanlah sesuatu yang tidak di sengaja, Caca memang sudah lelah memiliki perasaan pada Rendra yang hanya berjuang di awal saja. Dan mungkin ini adalah petunjuk bahwa Caca harus bisa melanjutkan hidupnya sendiri, membuktikan pada sang mantan kekasih nya itu bahwa Caca lebih bahagia tanpa dia.

Kalau 'sendiri' lebih baik, kenapa harus sibuk nyakitin diri sendiri dengan 'berdua'

Kali ini memang kata itulah yang pantas untuk dijadikan motivasi untuk Caca, dirinya harus fokus pada tujuannya tahun ini, harus fokus pada pendidikannya sekarang.

"Lo tau gasih Chik, rasanya gue pengen pindah tempat duduk deh minimal, andai lo jadi gue nih yah, rasanya di cuekin abis-abisan gini tuh beuhhh Chik, ga sanggup guee ngeliatin punggung dia mulu" Caca memulai obrolan ketika mereka sedang berjalan di koridor menuju kantin karena jam istirahat baru dimulai.

"Jangan! Saran gue sih jangan Ca, nanti lo keliatan banget kalau lo menghindar dari dia, terus semua orang tau deh kalau lo putus sama manusia itu" Jawab Chika.

Setelah itu Caca tak membalas ucapan Chika dan hanya bisa berpikir bahwa yang dikatakan oleh sahabatnya itu ada benarnya juga. Sesampainya di kantin mereka sepakat untuk makan nasi goreng biasanya dengan es teh manis. Hanya keheningan yang mereka rasakan dan Chika tersadar dengan sesuatu. 

"Eh tar deh, lo ngerasa ga sih ko kantin tumben sepi banget gini? emang udah bel masuk kelas yah?" tanya Chika sambil melihat arloji di pergelangan tangannya "ah belom baru juga 10 menit, ada apa ya Ca" lanjutnya.

Caca ingin menjawab Chika namun makanan di mulutnya masih belum bisa masuk ke tenggorokannya, dengan berusaha Caca menelan makanannya dengan minuman di sambpingnya. 

"Bentar ini tanggal berapa sih?" tanya Caca sambil melihat layar ponsel dan menemukan kalendar digital di kunci layarnya yang menunjukan bahwa hari ini adalah tangga 21 maret dimana hari ini lah ada pertandingan basket di sekolahnya dan Rendra adalah salah satu pemain di pertandingan tersebut.

"Aduhhh gue lupa , hari ini ada tanding basket di lapangan belakang sekolah, eh tapi bodo amat gue juga udahan sama Rendra, kalau gue kesana nanti dia mikir gue nonton dia lagi" Caca melanjutkan makannya.

"Oooooh iyaaa..... lawan 5 SMA kan yah?berarti bakal sampe sore dong? gaakan ada pelajaran olahraga dong abis istirahat pertama? yessssss gue mau tidur di kelas bebass" Timpal Chika dengan wajah gembiranya.

Mereka segera menghabiskan makanannya lanjut mengobrol membicarakan segala hal dan seketika sadar bahwa mereka lupa mengajak Loli ke kantin, lalu ketika hendak membayar makanan yang sudah mereka habiskan, ada 3 laki-laki yang datang ke kantin memakai baju basket yang sepertinya bukan seragam basket asal sekolahnya. 

"Sssstttt.... Ca tar dulu, liat deh gils ganteng banget Caaaa , bening, gue demen nih klo yang main kaya gini, nonton aja yuu Caa" ajak Chika pada Caca agar menonton basket karena melihat 3 laki-laki yang sedang membeli air mineral di tempat Caca memsan minumannya. Caca hanya diam dan memainkan ponselnya tidak memperdulikan Chika yang bicara tidak jelas sedari tadi walaupun Caca tau bahwa Chika sedang memprehatikan 3 laki-laki tinggi itu.

"Lo tunggu disini yah, liatin gue, nih cara mincut laki yang bener gini nih" Chika menepuk tangan Caca agar Caca memperhatikan apa yang akan Chika tunjukan.

Chika berjalan menuju 3 lelaki itu dan menepuk salah satu dari mereka. Hal yang tidak disangka-sangka Chika mengulurkan tangannya

 "Boleh kenalan? Richi, nama lo siapa?" sambil tersenyum sok manis pada lawan bicaranya itu , lelaki di hadapannya ternyata membalas senyuman Chika dan kemudian menyambut tangan Chika.

P.I.E.C.E.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang