Chapter 18

72 14 4
                                    

Suara deru nafas bersautan kini tampak terdengar di telinga masing masing.

Syukurlah ketiganya dalam keadaan baik baik saja, jika saja Daniel terlambat sedikit mengambil alih setir Minhyun dengan membanting setir ke kiri mungkin akan terjadi hal yang tak mereka ingin kan.

"Tinn !!!"

Suara klakson panjang dari mobil yang hampir menabrak Minhyun sangat jelas terdengar oleh ketiganya, bahkan ketiga nya serempak menolehkan kepalanya menuju mobil tersebut.

Mobil tersebut dikendarai oleh pemuda yang kurang lebih hampir seumuran dengan mereka.

Awalnya Minhyun menganggap kesalahan dirinya yang tak memerhatikan jalan dan sempat menolehkan kepala nya ke arah Jaehwan adalah alasan nya hampir menabrak mobil, hingga....

Manik Minhyun menatap jelas pemuda yang sedang menyetir mobil tersebut, dan memberikan kode dengan tangannya bahwa ia akan membunuhnya.

Deg

'Astaga !'

Seketika manik Minhyun membulat dan meneguk saliva nya kasar.

"Hyung ! Pemuda itu ...," gumam Daniel terhenti ketika menangkap gerakan Minhyun yang menggelengkan kepalanya.

Hanya Minhyun dan Daniel lah yang melihat pengendara mobil itu.

Lalu bagaimana dengan Jaehwan ?

Jaehwan sibuk menundukkan kepalanya dan berpegangan erat dengan seat belt nya.

Ia terlalu takut akan mobil yang sebelumnya sempat berhenti mendadak menurut nya.

Perlahan Minhyun menolehkan kearah Jaehwan.

"Jjae ... Jjae ... kau baik baik saja ?" tanya Minhyun sedikit panik saat mendapati Jaehwan yang berusaha menutupi rasa takutnya.

Seketika Minhyun merasa sangat bersalah pada Jaehwan, bahkan Daniel pun ikut merasa bersalah dibuat nya.

Dengan hati hati Minhyun menarik lengan Jaehwan melepaskan pegangannya pada seat belt.

Minhyun sempat sedikit kesusahan karena Jaehwan memegang nya erat, seolah jika ia tak memegang nya erat maka ia mungkin tak akan selamat.

Mungkin itu yang ada di pikiran Jaehwan kala itu.

Daniel yang memahami tingkah Jaehwan, akhirnya memberi kode pada Minhyun bahwa dirinya yang akan membujuk Jaehwan.

"Jjae ... kita sudah tak apa apa ... mobil nya sudah berhenti, Maafkan Minhyun oppa yang tadi sempat tidak memerhatikan jalan di depan," ucap Daniel selembut mungkin sambil mengusap rambut Jaehwan lembut.

Minhyun hanya terpaku di buat nya.

Ia tak ingin bahwa kejadian tersebut akan menjadi trauma untuk Jaehwan.

"Jjae ... kau tak percaya padaku ?" tanya Daniel kembali berusaha menyadarkan Jaehwan.

Dengan perlahan akhirnya Jaehwan berhasil mendongakkan kepalanya, dan menatap Daniel dan Minhyun secara bergantian.

Cairan bening dari kedua manik Jaehwan tiba tiba saja membasahi pipinya.

"Oh ... maafkan oppa ... oppa tak sengaja," ucap Minhyun buru buru mengusap cairan bening yang jatuh dari kedua manik Jaehwan.

Cukup lama Jaehwan membaca situasi yang terjadi barulah ia menganggukan kepalanya, dan entah mengapa Jaehwan tiba tiba saja memajukan badannya dan memeluk Minhyun yang kini lebih dekat dengannya.

"A..-aku takut," cicit Jaehwan pelan.

Mendengar ucapan Jaehwan tersebut sontak Minhyun lagi lagi mengucap kan permintaan maaf nya pada Jaehwan.

Daniel yang melihat interaksi tersebut hanya dapat bernafas lega.

Ia sadar bahwa setelah ini ada hal yang serius yang ia harus bicarakan dengan Minhyun.

Setelah kurang lebih 10 menit, Jaehwan pun akhirnya melonggarkan pelukannya.

"Kau sudah merasa lebih tenang ?" tanya Minhyun hati hati.

Jaehwan tak menjawab melainkan hanya anggukan kepala yang di terima oleh Minhyun sebagai jawaban.

"Oke, Oppa akan membawa mu ke restoran yang dapat membuat mu lebih tenang," ucap Minhyun sambil mulai menstarter mobil nya kembali.

Setelah jaehwan akhirnya memperbolehkan Minhyun melanjutkan perjalanan barulah Minhyun mengendarai mobil nya menuju sebuah restoran yang ingin ia rekomendasikan.

"Hyung ... kita harus bicara setelah ini," ucap Daniel setengah berbisik di telinga Minhyun sebelah kanan, tanpa diketahui Jaehwan tentunya.

"Istirahatlah !, nanti aku yang akan membangunkan mu," ucap Daniel pada Jaehwan.

Mau tak mau manik Jaehwan yang juga terasa mulai semakin berat akhirnya memejam kan maniknya mengikuti perkataan Daniel, bahwa ia akan beristirahat.

***

"Bagaimana apa kalian berhasil menggunakan kesempatan itu ?" tanya Seseorang di seberang telefon.

Pemuda yang mendengarkan pertanyaan itu tampak acuh tak acuh dan dengan suara dinginnya ia menjawab nya dengan mengatakan bahwa ia telat memanfaatkan timing sebelumnya hanya saja ia sudah menekan emosional pemuda yang ia incar, jadi hanya dalam hitungan waktu ia dapat menyelesaikannya.

Terdengar geraman kesal sejenak, namun setelah nya pemuda yang berada di seberang telefon tampak menunggu hasil yang ia janjikan itu, ia tak ingin kesempatan yang ada gagal tak di manfaatkannya dengan baik.

"Baik bos, kau percayakan saja semuanya padaku,"

Setelah pembicaraan penting tersebut pemuda itu mematikan telefonnya, dan memainkan potongan gambar yang berhasil ia rekam sebelumnya.

'Gadis ? Bukankah tadi memang seorang gadis yang berada disamping nya ? Apa mungkin ini kelemahannya ? Lalu siapa pemuda yang berada di belakang nya ? Apakah keluarga gadis itu ? Atau ....' Monolog pemuda itu yang terus memikirkan kemungkinan kemungkinan dan celah yang dapat ia manfaatkan, sebelum incarannya justru berbalik menyerangnya.

"Ck ... kau tenang saja bos,"

...........

Hallo ... akhirnya ketemu lagi sama seya di cerita ini ....

Gimana kabar kalian ??

Berhubung awal tahun baru, dimana kita buka lembaran baru ...

Jadi seya mau ucapin Selamat Tahun Baru 2020 buat kita semua 😊😊.

Semoga di awal tahun 2020 ini kita bisa menjadi yang lebih baik dari yang sebelumnya ...

Oh iya ...

Apa nih kira kira resolusi kalian di tahun 2020 ini ???

See you next chapter

Please Comment and Vote ...

.
.

Seya

CHANGE FOR YOUR SAKE [MINHWAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang