CHAPTER 3

687 79 3
                                    

Update doble khusus untuk awal tahun baru...

"Siapa kau!" bentak Peter, menarik Miracle yang terlihat melamun saat mereka kembali ke Aslan's How. "Siapa dirimu sebenarnya" serunya marah, telunjuknya menekan dada Miracle, dan menghalanginya memasuki How.

Caspian dan Susan hanya menatap Miracle dengan pandangan hampa. Ketakutan karena nyaris tertangkap, masih menghantui mereka.

Miracle belum pernah merasakan rasa sakit karena kehilangan, sehingga dia tidak pernah tahu bagaimana rasanya berduka. Tapi dia sekarang tahu rasa sakit itu sekarang, menyebar di seluruh tubuhnya, memukul di dadanya dengan cara yang tidak menyenangkan. Ketika dia melihat minotaur yang lain, yang mendapatkan pelukan kesedihan dari Narnian's lainnya. Miracle menyadari bahwa mungkin minotaur yang bertubuh kecil dibandingkan dengan jenisnya itu adalah anak atau saudara dari minotaur yang tewas menahan pintu.

"Aku orang yang gagal" ucap Miracle pelan. Caspian mendongak bingung mendengar jawabannya. Dia ingin menyela tapi lengan Susan menahannya.

Lucy yang mendengar saudara-saudaranya sudah kembali berlari ke pintu masuk, dia terlihat senang melihat semua berhasil kembali. Dilihat dari jenis luka-luka Narnian's yang muncul dengan melayang memasuki Aslan's How, mereka pasti tidak akan selamat jika Miracle tidak menyusul. "Mira... kau berhasil" Lucy berlari memeluk Miracle, tidak menyadari panas yang ada di sekelilingnya.

"Aku gagal" bentak Miracle, melepas pelukan Lucy, "Aku menyisakan satu" ucapnya, mencoba menahan isakannya. "Minotaur itu -- ma-ti" Miracle berjongkok lalu menangis kencang seperti anak kecil.

"Oh... Aku mendengar apa yang terjadi dengan Asterius" ucap Lucy dengan nada sedihnya. "Tapi kau menyelamatkan yang lainnya, Mir. Kau menyelamatkan banyak orang"

"Tapi, tetap saja..."

Lucy ikut berjongkok lalu memeluk Miracle. "Oh, Mira... kita tidak akan bisa menyelamatkan semua orang. Tapi tanpa dirimu, mereka tidak akan selamat"

"Lu, kau tahu mengenai hal ini?" tanya Susan. "Kau tahu apa dia?"

"Mira penyihir, tapi dia bukan penyihir seperti Jadis" jelas Lucy.

"Kau tahu dan kau diam!" bentak Edmund. "Kau tahu dia --- penyihir?" tambahnya dengan nada ketakutan.

"Aku baru tahu juga" sahut Lucy.

Peter mendesah kasar, lalu berjalan menghampiri Miracle. Menarik gadis itu untuk berdiri dengan kasar. "Kenapa kau merahasiakannya? Kau bisa saja membuat kami menang jika kau datang bersama kami"

Miracle menangkis cengkraman Peter, mengusap air mata di pipinya dengan kasar lalu berkacak pinggang. "Kupikir kau yang memperlakukanku seperti anak kecil. Lagipula, asal kau tahu. Aku tidak tahu apakah aku boleh menggunakan sihirku"

"Apa maksudmu?" tanya Caspian.

"Dunia Miracle memiliki aturan, penyihir di bawah umur tidak boleh menggunakan sihir di luar sekolah" Lucy menjelaskan lebih dulu.

"Tidak ada sekolah sihir, Lu" seru Susan.

"Duniamu tidak, tapi di duniaku, ada" sahut Miracle.

"Kupikir kau bilang kau dari Skotlandia" sembur Edmund.

Miracle memutar matanya. "Ya, aku memang dari Skotlandia, tapi Skotlandia milik penyihir. Dan kalian, kalian berasal dari London, Londonnya Muggle. Kita berasal dari dunia yang sama, tapi bahkan di dunia kita, perbedaan dunia itu ada. Penyihir, dan muggle, sebutan untuk non sihir"

Miracle bisa melihat ketiga Pevensie menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Mereka lebih sulit untuk menerima dibandingkan adik terkecil mereka. Lucy menerima sihir dengan mudah karena dia mempercayainya, sebesar dia percaya bahwa Aslan akan datang.

The Enchantress - Prince Caspian FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang