part 24

11K 801 117
                                    

◻️◻️◻️Hapy Reading◻️◻️◻️

.

Hari terus berlalu. Umur Soobin pun semakin berkurang, seiring dengan memburuknya keadaannya semakin hari, semakin memburuk. Yuni yang tengah tak enak badan pun selalu berusaha menemani putranya agar tidak kesepiannselama di rumah sakit. Melihat Soobin kecil yang semakin pucat, semakin membuat harinya terasa sakit. Setiap hari bocah itu harus menjalani pemeriksaan darah, dan juga pengobatan lainnya. Hati Ibu mana yang tidak sakit melihat bocah sekecil itu harus merasakan sakit demikian.

"Bu, wajahmu pucat," ungkap Soobin sembari menggenggam tangan Yuni. Tangan mugil dengan selanang infus itu seakan meminta Yuni agar tetap tegar.

"Bagaimana wajahku bisa tetap segar jika melihatmu seperti ini?" Yuni tak kuasa menahan tangis jika sudah melihat sosok mungil nan lemah itu tersenyum sembari menyembunyikan rasa sakitnya.

"Soobin, Ayah bawakan buku yang kamu pesan kemarin," ujar Seokjin sembari mengambil buku di tasnya. Buku pesanan Soobin yang kerap ia baca saat sendiri di kamar. Bocah itu telah pandai membaca, sebab itulah pengetahuan di otaknya melebihi dari bocah seumurannya. Soobin si bocah jenius itu pun membuka lembar buku tebal yang baru saja ia terima dari Ayahnya. Dia pun tersenyum sembari membaca buku di tangannya.

_Apa yang membuat seorang wanita menangis? Biasanya wanita akan menangis karena hatinya sangat lemah, dan juga sensitive. Wanita memiliki emosi lebih tinggi dari pada pria, dan wanita lebih menyukai menumpahkan beban di hatinya melalui tindakan menangis. Hal yang biasanya harus di lakukan saat wanita menangis adalah memeluknya_

Seusai membaca buku tersebut, Soobin pun bangkit dan memeluk Yuni dengan erat. Bukannya reda, tangis Yuni semakin pecah melihat tindakan manis Soobin terhadap dirinya. Ia pun semakin tak kuasa menahan air mata dan beban penderitaan karena harus kehilangan sosok malaikat kecil dalam pelukannya kini.

"Soobin, bagilah rasa sakitmu padaku. Biar aku pun ikut tahu seberapa menderitanya dirimu saat ini," ungkap Yuni yang semakin gencar menangis dengan cairan kristal bening semakin deras membasahi pipinya.

"Jangan menangis, Bu. Aku tidak akan pergi meninggalkanmu, karena aku akan lahir kembali dalam rahimmu dan menjadi anakmu seutuhnya."

Sesaat setelah Soobin mengatakan hal itu, Yuni pun langsung melepas pelukan dan menatap matanya yang seolah memberi pesan.

"Soobin,"

"Jangan menangis! Aku tidak suka wanita menangis, karena itu akan membuat seorang pria jadi pecundang,"

Rasanya tak mungkin bocah seumurannya mengatakan hal yang biasanya diungkapkan pria dewasa. Benar, Soobin adalah anak yang luar biasa. Ia memiliki banyak keistimewaan, dibalik kekurangan yang kini bisa kita lihat bersama.

"Bu, aku mau lihat fajar," pinta Soobin.

"Tapi pasien tidak boleh ke luar dari rumah sakit!" sela perawat yang kini tengah memeriksa tekanan darahnya.

"Sekali saja, Bu. Aku mau melihatnya sebelum aku tidak bisa melihatnya lagi," pinta Soobin.

"Soobin ...," lirih Yuni. Wanita itu kini tengah duduk di kursi roda karena keadaannya lemah akibat sering mual dan kepala pusing berlebihan.

"Pergi dengan Ayah saja," kata Seokjin dengan segera melihat kondisi Yuni pun sedang tidak stabil.

"Tidak mau. Aku ingin Ibu ikut!" elak Soobin menggenggam erat Yuni agar ikut bersamanya melihat fajar.

.

Sementara Namjoon sendiri beberapa hari ini sengaja tidak menjenguk Soobin lantaran tidak kuat dengan tekanan betin yang menimpanya selama melihat putranya terbaring lemah di rumah sakit.

Ahjussi - [TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang