14

79 4 3
                                    

Gaada sinyal jaringan di kampung gengs:( ccd sekali memang:) btw aku mencoba pake bahasa baku, klo menurut kalian ga cocok bilang ya, biar aku buat pake bahasa absurd lagi wkwk.

Tengkyu!

...

Bugh! Plak!

"Arghhh".

Suara jeritan dira terdengar. Pipi nya memerah akibat terkena pukulan dari jay. "ra, lo gak pa-pa?". Khawatir jay

"Berhenti bersikap anak kecil! Lo berdua keterlaluan!". Teriak dira kesal.

Teman-teman yang lainpun hanya bisa menggeleng kepala melihat kelakuan hanbin dan jay. Dira pergi menjauh. Mereka menghela nafas berat kemudian meninggalkan hanbin dan jay, lalu menyusul dira.

"Ayo gue anter pulang". June tiba-tiba menawarkan diri untuk mengantarkan dira pulang. Dira mengangguk. Suasanya sedang buruk, ia ingin cepat-cepat pulang.

...

Pagi yang buruk untuk seorang park dira. Ia harus kembali lagi ke sekolah yang menurutnya membosankan. Tapi bagaimanapun, pendidikan itu penting kan?

Dira berjalan malas menuju halte. Hari ini dia berangkat tidak bersama tebengan teman-temannya. Ia sedang malas, ingin sendiri.

Bus yang ditunggu akhirnya tiba. Dira menaiki bus dan melirik sekitar, mencari apakah masih ada kursi kosong untuk ia duduki. Ah kursi panjang paling belakang. Dira menuju kursi kemudian duduk. Ia merasa kantuk sudah mulai menghantuinya, tak lama iapun memejamkan matanya.

"Jadi, lo mau sekolah apa enggak?". Ucap seorang lelaki di sebelah dira. Dirapun tersadar dan melirik ke arah sumber suara.

Sial! Jay!

"Mau gini terus?". Goda jay sambil memberikan smirknya.

Dira melirik ke arah posisinya.

Shit!

Jadi?

Sedari tadi?

Ia bersender pada bahu jay?

Dira diam. Masih membeku. Namun ia mencoba menghiraukan keberadaan jay, ia masih kesal terhadap kejadian semalam.

"Masih marah?". Tanya nya

Anjir ni orang bisa baca pikiran apa gimana?

Jay menghadapkan tubuhnya ke arah dira dengan tujuan agar dira bisa menatapnya "Sorry, gue ga sengaja. Bener-bener gak sengaja. Gue kebawa emosi. Hhmm mungkin itu juga karena gue-".

"Gue apa?".

"Cemburu".

Dira membeku. Entah kenapa jantungnya berdebar. Ia mencoba menyembunyikan wajahnya yang tersipu, namun sepertinya jay menyadari itu.

"Udah ah jangan malu gitu, lucu tau!". Ucap jay gemas seraya menarik hidung dira.

Dira mendengus sebal, hidungnya ditarik begitu saja. "Sakit tau!". Jawabnya kesal sambil memajukan bibirnya.

"Udah yuk turun!". Ajak jay saat bus berhenti, tak lupa sambil

Menggandeng tangan dira

Mereka keluar dari bus bersama dan memasuki lingkup sekolah. Beruntung keduanya tak datang terlambat.

Sekumpulan siswa-siswi melihatnya heran. Pasalnya dira adalah perempuan cantik dan bertalenta, bisa-bisa nya ia dekat dengan kim jay? Cowok baru yang notabennya adalah bad boy?

Bukan dira namanya jika ia peduli terhadap sorot mata itu. Justru ia semakin mengeratkan jemari mereka dan menarik jay untuk cepat-cepat masuk ke kelas.

"Diraaaaaaa!! I miss you so muchh!".

Terdengar suara teriakan menghebohkan ketika dira baru saja menginjakkan kaki di kelasnya.

"Taeyeon!". Dira memeluk taeyeon dan taeyoen pun membalas pelukan sang sahabat itu

"Lo dateng sama sia-"

"Woi anjir beneran ada jinhwan di sini?!". Teriak taeyeon heboh

"Ssssttt! Mulut lo bacot!". Dira mendengus sebal, menarik taeyeon ke kursi agar segera duduk.

"Raa?".

"Nanti gue ceritain!". Tegas dira

June dan yunhyeong memasuki kelas. Mendapati dira yang sedang bermalas-malasan dan taeyeon yang sedang sibuk merias dirinya.

Bugh!

"Sarapan! Gue tau lo belom sarapan". June menaruh sebungkus nasi kusing beserta air mineral di depan dira.

Dira menyengir "hehe tau aja lo". Seraya mencubit pipi june gemas. June menepis tangan dira "jangan cubit-cubit!". Dira tertawa keras " iya-iya".

"Kayaknya lo udah maafin jay ya?". Ucap yunhyeong dengan nada menyindir.

Dira tak menghiraukan, ia sedang makan. Ia tak mau selera makannya menghilang. Biar saja dia ber-argumen sesukanya.

"Maafin hanbin juga ra". Kali ini june juga ikut bersuara.

"Lah?! GUE KAGA TAU LU PADA UDAH BAIKAN SAMA MBIN TRS BERANTEM GITU SEKARANG? SAMA JINHWAN JUGA? TEGA LO PADA YE MENYEMBUNYIKAN SEMUANYA DARI GUE". Taeyeon yang sedari tadi menyimak tak terima jika dirinya tak tahu menahu soal kejadian-kejadian ajaib selama dirinya tak disini.

Dira menghela nafas berat. Mulai malas jika yang harus di bahas selalu menyangkut jay ataupun jinhwan.

"Gue udah maafin jay, gue juga udah maafin hanbin. Puas?!". Jawab nya kemudian ia melanjutkan makannya.

Yunhyeong dan june menghela pasrah.

...

Jam istirahat tiba, pelajaran tadi berjalan seperti biasanya. Ketika dira, june, yunhyeong dan taeyeon menuju kantin, mereka melihat kerumunan siswa-siswi memenuhi mading. Merekapun ikut penasaran dengan apa yang dilihat terkecuali dira. Ia memilih untuk minggir di tepi mading dan menunggu teman-temannya saja yang memberitahunya.

Jadwal perkemahan?

"Ra, sekolah ngadain kemah di puncak". Teriak yunhyeong

"Lo harus ikut ra". Ajak june

"Males". Jawab dira sekenanya.

Bukan dira namanya kalau mau mengikuti kegiatan seperti ini, karena menurutnya itu merepotkan. Teman-teman yang lainnya hanya mengangguk pasrah.

...

Sekumpulan makhluk yang ditakuti oleh anak-anak nakal tiba-tiba memasuki kelas. Semua terkejut, takut akan ada razia dadakan. Mereka diam dan akan mendengarkan apa yang ingin diinformasikan oleh osis.

"Baik semuanya, saya ingin memastikan data anak-anak yang mengikuti kegiatan kemah". Kata nya

Mereka semua menghela nafas lega. Osis itupun mulai membacakan nama-nama yang mengikuti kegiatan kemah.

"Park dira".

Degh!

Dira menegapkan badannya seketika. Kaget ketika namanya disebut. Ia masih membeku

"Nama-nama yang sudah saya sebutkan tak bisa mengundurkan diri ya, karena sudah saya kirim kepada panitia dan guru-guru". Jelas osis

"Eh gak bisa, gue ga daftar sama sekali". Protes dira tak terima

"Maaf, tapi semua yang sudah di data harus mengikuti kegiatan kemah, tidak ada protes, saya permisi". Merekapun lekas pergi begitu saja dari kelas. Membiarkan dira yang marah tak terima karena namanya disebut. Dira melirik ke sekitar,

"Siapa yang daftarin gue di kemah?!" tanya dira kepada teman-teman sekelasnya.

"Gue".

APOLOGY || Kim jinhwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang