One

65 11 6
                                    

       "Dasar!guru gila, masak murid seganteng dan sepintar gua disuruh cabutin rumput!" Gerutu seseorang.

    Sepertinya dia sedang dihukum, dilihat dari penampilan dan raut mukanya yang seperti cucian kering.

      "Emang gak ada keringanan apa! Gimana Indonesia mau maju kalau muridnya dihukum gak wajar!"

     Sekali lagi dia menggurutu, tangannya mencabut rumput sembarangan,membantingnya dan kemudian di injak-injak dengan keras.

       "Makanya kalau guru jelasin itu didengerin, bukan malah enak enakan dengerin lagu dari headset"

    Terdengar suara datar yang membuat Ren menoleh kebelakang.

    "Oh, anak sebelah"jawab Ren ketika tau orang itu Ranya,anak kelas sebelahnya.

     "Yaaa begitu, btw Lo udah tau nama gue?"tanya Ranya penasaran karna Ren hanya menjawab 'anak sebelah'

      "Ya, siapa sih yang gak kenal Lo.. anak konglomerat yang punya wajah cantik tapi anehnya suka naik angkot ketimbang mobil mewah Lo"
Jelas Ren panjang kali lebar.

      "Lo kok bisa tau?"

    "Nih"tunjuk Ren pada sebuah benda persegi panjang teman setiap manusia.

     "Lo nyetalking gue yak"selidik Ranya seraya menunjuk wajah Ren.
Kini Ranya sudah duduk bersama Ren beralas rumput.

    "Apa sih!nggaco Lo... Gue cuma denger dari teman teman"ucap Ren gugup seraya menyingkirkan jari telunjuk Ranya dari mukanya.

     "Udah sana!gue mau nyelesein nih hukuman"usir Ren.

    "Ceritanya ngusir nih"

    "Ya udah sini!tapi Lo harus bantuin gua nyabutin nih rumput!" Jawab Ren sambil menunjukkan cara mencabut rumput yang benar menurutnya.

    "Hi!apaan tuh!"jerit Ranya seranya berdiri dan menunjuk sesuatu di dekat bekas cabutan rumput Ren.

    "Apa?" Ren menoleh dan melihat sesuatu yang ditunjuk Ranya.

    "Oh.. ini cuma cacing Ranya" jelas Ren.ia sekarang ini memegangnya menunjukkan body dari si cacing yang sexi benget.molat molet gak karuan.

   "Buang!"

    "Gak mau!"

   "Buang Ren ...nanti tanganlo ada telurnya si cacing Lo"

   "Ah,masak" Ren tidak percaya dan malahan sekarang ia sedang memulai membelah body sexi si cacing dengan kukunya.

   "Ren... Jorok banget sih Lo!" Teriak Ranya saat tau cacing itu sudah putus badannya.

  "Nggak bakalan mati kale" santai Ren sambil terus menekan nekan badan si cacing.

   "Tau ah! Dasar masa kecil kurang bahagia!"

    Ranya melangkah menjauhi Ren dengan kesal.

   "Katanya mau bantu!"teriak Ren .

  "Gak jadi males!"teriak balik Ranya.

    Ren tertawa dan setelahnya ia membuang cacing itu,mengusap tangan bekas cacing ke celananya.
Ia mengambil hpnya dan membuka IG seseorang.

    "Ranya_axviari" Ren kembali tersenyum.

                                 ~~~

    "Ih!dasar si Ren.jorok banget jadi cowok gimana mau laku!" Ranya menggurutu sesekali mengumpat kesal terhadap Ren.

     Ranya melangkah tergesa gesa karna takut Ren akan menyusulnya dan menakut nakuti nya dengan cacing setengah badan tadi.

     "Ih! Geli gua"ucap Ranya ketika membayangkan tubuh cacing itu.

    Bugh!!

   "Eh!maaf kak"ucap Ranya ketika ia tidak sengaja menabrak kakak kelasnya.

     "Iya gak apa apa"jawab kakak tadi sambil merapikan beberapa buku yang berantakan karna terjatuh.

    Ranya yang melihat itu langsung berjongkok membantu kakak kelasnya itu membereskan buku buku nya.

    "Vivi?"guman Ranya sambil memegangi sebuah buku catatan.

  "Eh..tolong kembaliin buku itu donk"

   "Oh ya kak!maaf ya"kata Ranya malu karna kepergok memperhatika bukunya.

    "Sekali lagi maaf ya kak"

    "Iya,santai aja"ucap kakak tadi seraya berdiri dan meninggalkan Ranya sendiri.

   "Bukannya nama kakak tadi Nadine ya?kok buku catatannya Vivi?"batin Ranya.

     "Ah paling temennya lupa kali bawa bukunya"Ranya mencoba positif thinking.

  Tringggg

   Bunyi bel berdering keras bertanda ia harus segera masuk kelas atau Ranya akan berakhir tragis seperti Ren.

    Kelas Ranya ada di pojok belakang lantai satu tepatnya di kelas 10 IPA 1.
Entah kenapa kelasnya ditempatkan di tempat yang sedikit menyeramkan dan terpencil padahal kelas ini adalah kelas unggulan.

    Ranya terus berjalan melewati kelas lain termaksud kelasnya Ren dan kak Nadine.

    Dan ngomong ngomong tentang kak Nadine ia ada di depat pintu kelasnya dan menyerahkan buku catatan tadi kepada seseorang.orang itu tersenyum menang ketika menerima buku yang mungkin miliknya.

    "Itu kak Nadine?"
Ranya menyipitkan matanya dan benar itu Nadine.

    Segara Ranya menghampiri kak Nadine dengan tergesa gesa.

    "Hei kak"

    "Eh..Ranya"jawab Nadine sedikit kaget.

    "Ngapain kak?"

     "Ngapain?ya mau masuk kelas lah"

     "Bukan itu kak,tadi kak Vivi kok ngambil buku catatan kak sih"jelas Ranya yang membuat Nadine seperti salah tingkah.

    "Ngaco kamu Nya,orang gua tadi mau masuk eh Lo tiba tiba nongol ya jadi gua berhentilah"jelas Nadine terlihat banget bohongnya.

   "Oh ya?"kakak nggak sedang dibully kan?"selidik Ranya.

    "Apaan sih mana ada pembullyan di sekolah kita,udah sono masuk kelas!"
Ucap Nadine seraya meninggalkan Ranya.

    "Ah masak ia gua salah liat,orang jelas jelas tadi itu kak Vivi"guman Ranya tidak terima.

    "Ranya!!!!!!!! Ayo masuk kelas udah bel dari tadi!!!!!!" Teriak seseorang membuat Ranya refleks menoleh dan melihat p.irfan berjalan ke arahnya.

    "Iya pak!!!!!jangan hukum aku pakkk maafffff!!!!"teriak Ranya sambil berlari menghindari p.irfan dan menuju kelasnya dipojok belakang sekolahnya.

Another lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang