17. ana uhibukki fillah Humairah

2.9K 173 0
                                    

"ahabbakalladzi ahbabtany lahu"
Semoga Allah mencintai kamu yang mencintai ku karena-Nya

***

Jam menunjukkan 03.00 baik arkhan dan lubna sudah bangun untuk shalat malam, memohon ampun dan mencurahkan keluh kesah mereka kepada rabb nya.

Arkhan yang saat itu selesai wudhu berniat untuk mengajak lubna shalat.

Ia kemudian mengetuk pintu lubna. Lalu tidak lama setelah itu munculnya lubna dengan mukenah yang sudah terpasang di kepalanya.

"apa kamu sudah shalat?" tanya arkhan.

"ehmm, baru mau mas" jawab lubna gugup.

"yasudah, kita berjamaah." ucap arkhan lalu meninggalkan lubna yang masih kaget ke ruangan shalat mereka.

Lubna kemudian mengikuti arkhan dengan jantung yang terus berdetak cepat. Pasalnya selama ia menikah, ini adalah kali pertama arkhan akan menjadi imam nya dalam shalat.

Selepas keduanya shalat dan berdoa, arkhan lalu membalikkan badannya dan mengarahkan tangannya ke lubna.

Lubna yang mengerti pun langsung menyambut tangan suaminya dan menciumnya dengan arkhan yang mengusap kepala lubna.

"maafkan mas yah" ucap arkhan tetap mengelus kepala istrinya.

Lubna kemudian mengangkat kepalanya untuk melihat ekspresi suaminya saat ini. Jelas terlihat raut wajahnya yang merasa bersalah namun tetap memaksakan senyumannya.

"tidak apa-apa mas, harusnya lubna tidak usah bertanya tadi malam" ucap lubna.

"tidak, kamu memang harus bertanya" ucap arkhan memandang raut wajah istrinya yang terlihat jelas tidak mengerti dengan ucapannya.

"namun bukan pertanyaan itu yang harus kamu tanyakan lubna" sambung arkhan.

"maksud mas?"

"harusnya iya ku adalah jawaban dari pertanyaan apakah aku sudah mencintai mu" ucap arkhan tegas sambil memandang istrinya yang kaget. Jelas dilihat dari raut wajahnya.

"ana uhibukki fillah Humairah"

Deg,

Ucapan arkhan terngiang jelas di telinga lubna, ya allah apakah saat ini aku bermimpi batin lubna.

Lubna masih diam mencerna ucapan arkhan yang seakan kado spesial dan doa yang dikabulkan oleh Allah di shalat tahajjudnya baru baru ini.

"lubna..." panggil arkhan.

"i..iya?" jawab lubna tetap menormalkan pikirannya.

"entah sejak kapan aku mulai mencintaimu, waktu awal pernikahan kita kamu memasakkan ku makanan dan dari situ aku kecanduan dengan makananmu. Setiap malam aku ingin mengajakmu shalat malam namun aku selalu malu mengetok pintumu. Saat kita check in hotel, dan menyuruh mu untuk sekamar denganku sebenarnya tentang pandangan orang hanya sebagai alasan untukku, aku hanya ingin merasakan tidur bersama mu sebagai istriku dan aku menyukainya. Saat kita pindah ke sini 3 hari yang lalu, aku ingin kamu sekamar denganku namun kamu sudah memilih kamarmu sendiri lubna." ucap arkhan tetap memandang istrinya.

"kamu tahu, dua malam ini aku tidak bisa tidur nyenyak. Seakan akan aku sudah terbiasa denganmu disampingku, saat aku bangun yang pertama kali kulihat adalah wajahmu, namun aku terlalu gengsi untuk mengatakannya. Aku tidak memiliki alasan lagi untuk itu. Dan disitu aku sudah sadar kalau aku mulai mencintai mu."

Arkhan meneteskan air matanya sembari mengeluarkan segala perasaanya yang dirasa selama ini kepada lubna, ia tidak ingin ada kesalahpahaman lagi.

"Terakhir saat kamu menanyakan tentang apakah aku masih menyukai syifa. Awalnya aku berpikir jika kamu akan menanyakan apakah aku sudah mencintai mu atau belum dan langsung ku jawab cepat dengan mengatakan iya, namun ternyata pikiranku salah, kamu menanyakan hal lain yang membuat mu harus mengeluarkan air mata lagi. Sungguh aku suami berdosa lubna" isak arkhan. Menggengam tangan lubna.

Lubna sungguh kaget, ternyata selama ini arkhan sudah mulai mencintainya dan ia selalu berpikir negatif dengan mengatakan bahwa arkhan masih mencintai syifa.

Lubna memeluk arkhan, ia juga ikut menangis dan memikirkan kesalahan kesalahan apa yang selalu ia buat. Allah maha adil, ia maha membolak balikkan hati manusia. Akhirnya imam khayalannya yang selama ini ia doakan juga mencintainya.

"ahabbakalladzi ahbabtany lahu" ucap lubna.

***

Arkhan terus memandang istrinya ini, yang membuat lubna selalu merona dipandang seperti itu.

Setelah pengungkapan perasaan arkhan tadi, membuat lubna terus terusan dibuat merona oleh arkhan, arkhan selalu menggodanya bahkan mereka tidak beranjak dari tempat shalatnya padahal sekarang sudah hampir jam 04.00

Mereka masih betah memandang satu sama lain. Mungkin inilah yang betul betul dinamakan nikmat pernikahan. Dan sekarang lubna sangat merasakannya.

"daripada membuat wajahmu selalu merona seperti kepiting rebus, mending kamu dengarkan mas hapalanmu" ucap arkhan.

Lagi lagi bukannya berkurang meronanya, sekarang lubna seperti kepiting rebus yang dimaksud arkhan.

"mas ingin dengar surah apa?" tanya lubna menyembunyikan kegugupannya

"bagaimana dengan surah al-wa'qiyah, apa kamu hapal?"

"inshaa Allah"

Dan untuk pertama kalinya lubna mendengarkan arkhan hapalannya, arkhan senantiasa mengajari lubna jika ada tanda baca nya yang salah ata sekedar penyebutannya. Ia berkata lain bunyi lain arti yang selalu lubna dengar saat menghapal dulu.

Namun rasanya berbeda, jika suami sendiri yang mengajarkannya.

"terima kasih ya Allah, engkau mengabulkan doaku. Terima kasih karena menjadikan arkhan penyempurna agamaku."

***

Baru upload hari ini, soalnya kemarin lupa upload

Makasih yang masih baca nih cerita...

Menanti Takdir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang