Son Dongpyo - Cutie Boyfriend

9.3K 187 4
                                    

Sudah hampir 30 menit aku menunggu dan tanda-tanda kemunculannya juga belum terlihat.

Aku kesal. Tiap kali kami mau berkencan pasti aku harus selalu menunggunya. Padahal kan yang perempuan aku, tapi dandannya lebih lama daripadaku.

"Hei!", suara yang tidak asing memanggilku. Aku sengaja mengabaikannya.

"Hei, maafkan aku...", ucapnya lagi sambil menepuk bahuku.

"Hmm...", balasku singkat.

"Ya~ jangan marah dong...", bujuknya dengan wajah manisnya. Aku hanya bisa menghela napas.

"Kenapa kau selalu terlambat sih?", tanyaku akhirnya menghadap padanya.

"Maafkan aku... Aku janji tidak akan terlambat lagi.", katanya dengan senyum manis ciri khasnya.

Entah memang aku yang bodoh atau bagaimana. Senyumnya selalu mampu meluluhkan hatiku.

"Itu juga yang kau katakan minggu lalu.", kataku sedikit mengerucutkan bibirku.

"Iya maaf... kali ini aku janji. Jangan marah ya~", ujarnya lagi.

"Tau ah.", ujarku lalu segera mengantri untuk masuk ke dalam Lotte World, tempat kencan kami.

Dongpyo, ya, pacarku adalah Son Dongpyo. Ia hanya mengikutiku dari belakang masih berusaha membujukku.

Seharian di Lotte World aku hanya menikmati wahana yang ada. Sementara Dongpyo masih berusaha meminta maaf padaku.

Sebenarnya aku paling tidak bisa marah lama-lama padanya. Dia begitu menggemaskan dan perlakuannya selalu manis padaku. Hanya saja aku ingin mengabaikannya seharian ini. Biarkan saja. Aku berharap dia bisa benar-benar menepati janjinya kali ini.

"Ya~ jangan marah terus dong. Aku rindu wajah manismu.", nah, ini yang kumaksud. Dongpyo pandai sekali berkata-kata.

Kali ini Dongpyo malah jongkok di hadapanku, memandang wajahku dengan wajah manisnya. Dan sekali lagi, ia tersenyum sambil melakukan aegyo, keahliannya.

Aku kembali menghela napas. Aku pasrah. Aku kadang heran, aku yang perempuan tapi rasanya kekasihku jauh lebih manis dan menggemaskan daripadaku.

"Kau ini curang sekali sih!", ucapku dengan bibir sedikit mengerucut.

"Hehe... makanya jangan marah-marah terus dong.", ucapnya dengan kekehan kecil ciri khasnya.

"Memangnya gara-gara siapa aku marah?", aku menyilangkan tanganku.

"Iya... maaf ya.", ucapnya lagi dengan memasang wajah tanpa dosanya.

"Ahh~ Dongpyo curang!"

"Kenapa?", tanyanya. Kali ini dia sudah berdiri di hadapanku membuatku harus mendongak untuk menatapnya.

"Kenapa kau lebih manis dan imut dari aku?", protesku.

"Wae? Kau imut kok. Juga menggemaskan.", katanya lalu mencubit pelan pipiku.

"Lagipula kau juga lebih pendek dariku.", lanjutnya lalu tertawa kecil.

"Tetap saja. Aku iri padamu.", kataku lagi.

"Kenapa harus iri sih? Kan aku pacarmu? Lagipula aku hanya bersikap manis padamu saja.", Dongpyo memperlihatkan eye smile-nya.

"Sudah, jangan manyun seperti itu. Atau kucium bibirmu.", katanya dengan berani.

"Ya!", kali ini aku dibuat tersipu malu olehnya. Bukan karena wajah manisnya, tapi pernyataan dadakannya.

"Hehe... cari makan dulu yuk. Kau pasti lapar kan seharian main.", katanya lalu mengulurkan tangannya padaku.

Aku meraihnya dan ia menarikku mencari restoran terdekat untuk makan.

Setelah kami selesai makan, ia mengantarku ke halte, menunggu hingga bus yang menuju rumahku datang.

"Hari ini menyenangkan?", tanyanya tiba-tiba padaku.

"Eo. Meski kau terlambat.", ucapku bercanda. Aku sudah tidak marah padanya karena ia terlambat, tapi lucu saja menggodanya.

"Ya~ jangan bahas itu lagi. Memangnya kau masih marah?", ujarnya menatapku. Aku hanya terkekeh kecil.

"Hehe... iya, maaf. Aku sudah tidak marah.", jawabku.

Tak lama kemudian dari jauh bus yang harus kunaiki sudah terlihat.

"Ah busnya sudah datang.", kataku lalu berdiri.

"Tunggu sebentar.", ujarnya juga ikut berdiri.

Sebenarnya jalanan tidak benar-benar sepi. Hanya saja saat itu di halte hanya ada kami berdua. Sesaat sebelum bisnya berhenti, Dongpyo mendekatkan wajahnya padaku.

Cup...

Ia mengecup pelan pipiku. Rasanya panas dan aku yakin pipiku pasti sudah merah.

"Pulanglah hehe... nanti malam kutelepon ya~", katanya lalu mempersilahkanku naik ke bis.

"E-eo...", gumamku pelan.

"Sampai bertemu besok~", Dongpyo melambaikan tangannya padaku dengan memasang senyum manisnya.

Aku sudah berada dalam bus, dan Dongpyo masih terus melambaikan tangannya padaku. Dia benar-benar manis. Aku tidak pernah menyangka bisa mendapatkan pacar semanis dia. Kalau aku terlahir sebagai pria, aku juga pasti akan tetap menyukainya.

Aku duduk di kursi yang kosong dalam bus. Aku hanya tersenyum kecil sambil memegang pipiku tempat dimana Dongpyo mengecupnya tadi.

Aku tidak akan pernah melepaskannya. Bagiku Dongpyo sangat berharga. Bukan karena dia manis, tapi karena di balik wajah manisnya, dia tetaplah lelaki yang bisa kuandalkan.

.
.
.
.
.
.
.
.

Gimana? Pendek sih hehe
Habisnya Dongpyo kiyowo banget sih :")

Jika ada kritik dan saran, silahkan komen yaa :)
Juga kalau ada yang mau request cerita, boleh~ tinggal komen aja hehe ;)





Btw, sepertinya aku bakal fokusin book ini buat bxg aja.. jadi bakal aku tambahin chapter dgn trainee pdx yg lain, cerita bisa random dari 13 - 21+
entah romance or family hehe intinya pure imagine.

Nah untuk bxbnya bakal aku buat book sendiri, krn sepertinya yg baca book ini dominan yg suka bxg, aku khawatir akan ada yg shock jika tiba2 berubah genre ke bxb

Nanti bakal ku update kalau book yg bxb dah siap ;)
See ya~

[✔] Beyond My Imagination 🔞 - X1 / PDX 101 + You -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang