BAB 2

532 56 9
                                    

"Bisa kalian perkenalkan diri kalian satu per satu?" kata manusia yang masih belum gue percaya saat ini bisa berdiri tegak di depan gue. Tanpa diperintah kami berempat berdiri berjejer membentuk saf di depan dia.

"Nama saya Dimas Putra Adi pak, bapak bisa panggil saya Dimas" Dimas yang paling ujung memperkenalkan diri lebih dulu.

"Saya Lupita Danishwara, dipanggil Pipit pak" lanjut,

"Saya Sherly Kailani pak, biasa dipanggil Sherly" dan terakhir,

"S..Saya Alifa Barrah Azkadina, biasa dipanggil Alifa" duuh sumpah pengen menghilang aja gue. Tatapan kak Barram, ehkem... maksud gue Pak Barram sinis ke gue. Apa dia ngenalin gue, harusnya gitu karena kami kan satu eskul. Tepok jidat deh.

"Baiklah kalau begitu. Kalian bisa panggil saya Barram. Untuk saat ini saya harap kalian bisa bekerja sama dengan saya. Dua jam lagi tolong kumpul di ruangan saya untuk membahas pembagian tugas kita." Pak Barram langsung berlalu gitu aja.

Aneh sih, apa dia gak kenal sama gue. Atau....ya gue tau sih mungkin nih orang malu mengakui punya adek kelas kayak gue di sekolah dulu.

"Gilaaaa ganteng bangeeet" kata Sherly antusias. Gue Cuma ngelirik Sherly dan Pipit yang kegirangan punya atasan ganteng.

"Dasar cewek" celetuk Dimas yang udah duduk di kubikelnya.

"Sirik aja lo, bilang aja lo iri karena lo kalah ganteng" sindir Pipit. Gue harap mereka gak menghayal ketinggian sama Pak Barram. Sedikit banyak gue bisa menilai gimana si Barram Barram. Terlebih setelah kejadian itu.

"Dandan aaahhh.." kata Sherly

""Centil!" dan berikutnya pulpen yang dipegang Sherly mendarat di wajah Dimas.

Barram Amriya. Dua kata yang sangat mendukung fisiknya. Barram merupakan nama dari Irlandia yang memiliki arti tampan. Enggak usah diraguin lagi pasti dulu orang tua Pak Barram bisa melihat bibit ganteng anaknya sejak bayi merah. Sedangkan Amriya adalah abadi dari bahasa Sansekerta.

Ketampanan yang abadi

Okelah jika kita menganggap nama adalah do'a, maka sudah terkabul. Gue rasa enggak perlu ngasih nama demikian toh fisiknya sudah pasti tampan karena gen nyokap bokap dia.

Kenapa orang tua Pak Barram enggak memilih nama yang bermakna 'baik hati', 'murah hati', atau minimal 'suka menolong tanpa pamrih'. Barangkali kalau gede anaknya gak nyebelin kayak begitu. Siapalah aku yang berpikir demikian huffft...

Gue tau sekilas tentang Pak Barram sampek arti namanya karena temen sebangku gue dulu, Tamara nge-fans banget sama dia. Modal tampang ganteng. Ya gak usah ditanya berapa banyak cewek di sekolah yang antre pengen jadi pacarnya. Mereka sampai bikin komunitas PKB, udah kayak nama partai aja kan.

PKB adalah Pengagum Kak Barram

Dia dulu pacaran sama Kak Berlina. Dari namanya aja udah cantik apalagi orangnya. Mereka sekelas dan sama-sama jadi most wanted di sekolah. Kalau Pak Barram versi cowok kalau kak Berlina versi ceweknya. Makanya mereka dijulukin pasangan dari kayangan. Lebay sih, tapi memang itu kenyataannya. Satunya ganteng

pake banget satunya cantik kebangetan. Gue sih gak terlalu kenal juga sama kak Berlina, so enggak bisa komentar lebih jauh. Yang gue tau dia cantik kayak dewi-dewi yunani, gue yakin dia titisan dewi aprhodite, lebay.

Oke fokus Alifa Dua jam lagi bakalan ketemu Pak Barram. Orang yang seumur hidup kalau bisa gue hindarin buat bertatap muka. Tapi kalau semesta berkehendak buat gue ketemu dia, hemmm... elus dada aja sambil banyakin sabar, kayak nama gue Alifa Barrah Azkadina. Mama kasih nama gue itu dengan harapan gue jadi cewek yang sabar, lembut, penurut, dan taat ibadah. Semoga gue bener-bener bisa mencerminkan nama gue. Karena udah dari SMP gue jerawatan, banyak orang yang nyinyirin muka gue. Oleh karena itu, kesabaran gue gak boleh habis. Harus di-restock terus-menerus.

Balada Cewek BerjerawatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang