Ia memang berbeda, tidak salah jika aku menyebutnya Bunga. Ia, dia adalah bunga di taman hatiku yang telah lama menjadi semak belukar. Kedatangannya mengubah semua semak-semak yang berduri itu menjadi taman bunga yang begitu indah, aku tercerahkan olehnya.
Aku dan dia mungkin memiliki hubungan yang begitu dekat. Tapi walaupun begitu, bungaku bukanlah bunga yang dapat begitu mudah kugenggam, harumnya tidak pernah sekalipun tercium olehku. Ia bunga yang begitu terjaga, tidak sebaiknya aku merusaknya dengan tangan kotor ini.
Sebuah pertemuan hanyalah pertemuan biasa, jarak diantara kami memisahkan sedikit lebih jauh. Tidak ada acara malam mingguan, apa lagi berjalan bergoncengan dengan sepeda motor berduaan, dengan pelukan hangat tubuhnya dipundakku, itu tidak pernah terjadi sama sekali. Dan aku juga ntah kenapa sejak bersamanya, tingkah laku dan perbuatanku berubah total.
"Aku lebih menjadi lelaki yang begitu beruntung, dipertemukan dengan seorang wanita yang begitu agun,".
Ketika ibadah kepada Sang Maha Pencipta dulu lebih sering saya abaikan. Terkadang aku melakukan, terkadang meninggalkan. Kini ntah itu karenanya, atau mungkin hidayah sedang mejengukku, kewajiban lima waktu sudah menjadi terbiasa aku lakukan. Jika meninggalkan perasaan batin selalu gelisah dan seperti ada yang kurang.
Aku tidak mengerti semua berubah seketika, sejak melihat wajah lembut nan senyum yang begitu manis itu seolah-olah ia mengajakku kesurga bersama.
Aku menjadi lebih aktif mengikuti pengajian dan ikut serta dalam salah satu Organisasi Pendakwa, setiap Malam minggu saya menghabiskan waktu untuk mengaji, mendengar ceramah Islam, itu membuatku jauh lebih tenang.
Beberapa minggu tidak ada kabarnya. Aku juga tidak mencoba untuk menghubunginya. Ada satu hal yang membuatku tidak baik untuk memilikinya. Satu hal itu karena islam melarang diantara laki-laki dan perempuan menjalin hubungan kecuali hubungan pernikahan.
Itu menjadi salah satu alasan, untukku tidak menghubunginya. Bukan bermaksud untuk melupakanya selamanya. Dan itu juga menjadi motivasi besar bagiku untuk memilikinya, dengan cara yang baik, yaitu menikahinya.
Malam yang begitu tenang, sudah hampir sebulan tidak saling mengirim pesan, tidak ada kabarnya. Iya, beberapa bulan yang lalu, ia bercerita kepadaku, ia akan mengikuti Test masuk Universitas disalah satu perguruan tinggi di kota yang sama denganku. Ia lulus, dan akan mulai kuliah dua bulan mendatang
Seminggu sebelum ia pergi kekota yang sama denganku untuk menimba ilmu. Saya pulang kekampung halaman, dan bersiraturrahmi kerumahnya. Duduk di kursi yang biasa saya setiap datang di persilahkan duduk dikursi itu oleh orang tunya. Tidak banyak tanya orang tuanya memanggilnya, memberitahu bahwa aku datang. Ini ketiga kalinya aku melihatnya, ada rasa begitu bergejolak. Aku tidak sanggup lagi untuk menatap Wajah yang begitu agun itu.
Aku mencoba untuk tidak menatapnya. Duduk diantara kami cukup berjauhan. Bercerita sedikit dengan orang tuanya dengan teh manis hangat buatan anaknya yang telah meluluh lantahkan seluruh ruang hatiku.
Ada pesan yang begitu sangat harus aku jaga, ;"Adikmu akan kuliah juga dikota yang sama dengamu, tolong jaga dia untuk jangan terlalu sering menemuinya, karena kita tidak tahu godaan setan apa yang ada disana," ungkap seorang perempuaan yang telah melahirkan bidadari surga kebumi ini.
Seminggu telah terlewati, ia sudah dikota yang sama dengaku. Ada rasa ingin sekali menemuinya. Tapi aku mengingat pesan dari seorang ibu yang begitu tulus, aku urungkan niat itu.
"Aku tidak tahu, kapan Matahari terbit dari barat, aku tidak tahu kapan malaikan maut mencabut ruh dari tubuh ini, pun kamu, aku tidak tahu apakah akan menjadi ibu dari anak-anakku kelak, yang pasti hati dan do'aku selalu ada namamu,".

YOU ARE READING
NOTE ( Sebuah Perjalanan Cinta )
General Fiction"Hidup adalah pejalanan, proses, pun setiap langkahnya memiliki tujuan. Kita mempunyai tujuan hidup sendiri, tapi tujuan utama adalah mengabdi kepada yang telah berbaik hati menciptakan langit dan bumi, beserta kita yang saling mencintai. Tidak ada...