Rasa Yang Tak Tepat

6 1 0
                                    

Namaku Friska Yulia Windari, orang- orang biasa memanggilku wiwin dan sekarang aku berumur 16 tahun. Aku anak kedua dari tiga bersaudara. Saat ini aku masih duduk di bangku kelas sebelas di salah satu sekolah terbaik di kota ku. Aku remaja biasa yang malas bergaul dengan sesuatu yang berbau kekinian. Jika remaja lain biasanya nongkrong di mall dan makan direstoran mahal maka bagiku itu adalah buang-buang uang, karna biasanya aku nongkrong hanya dirumah teman sambil mengerjakan tugas dan hanya makan makanan biasa seperti mi instan yang harganya terjangkau, bagiku itu sudah cukup karna yang kucari hanyalah kebersamaan dengan teman-teman di masa sekolah. Sahabatku berjumlah 5 orang yaitu Ilsya Maharani, Nury Clarisa, Yani Amanda Rasha, Naya Firdalia dan Nisa Naumi Larasati. Kami berenam sudah bersahabat dari kelas sepuluh di jurusan IPA 1, siswa dikelas kami berjumlah 33 orang. Dan salah satunya ada seorang pria yang kusuka tetapi aku memilih memendam perasaanku, dia bernama Dayu Anggara. Aku menyukainya sudah sejak lama karena dia orang yang baik, ramah, sopan dan yang paling penting dia adalah orang yang taat beribadah, dia juga seorang pria yang tampan dan pintar, tubuhnya cukup tinggi sehingga kepalaku harus mendongak ke atas ketika berbicara padanya.

Pagi ini, aku harus menjalani hukuman yang diberikan oleh guruku karena aku lupa membawa buku tugas. Aku diberikan hukuman membersihkan taman yang ada di depan kelas.

"sial, dari banyaknya murid knp cuma aku yang tidak bawa buku tugas, kenapa bisa lupa sih astagaa" omelku pada diri sendiri sambil menyapu halaman.

"gak cuma kamu kok"
Aku terkejut ketika mendengar suara itu, langsung saja aku berbalik badan dan sudah ada dayu di hadapanku. Ketika mataku bertatapan langsung dengan matanya, akupun langsung terdiam mematung, jantungku sudah berteriak minta tolong sejak tadi. Entah mengapa jantungku selalu berdetak lebih cepat ketika bertatapan dengannya, padahal hampir setiap hari kami bertemu tapi rasa itu enggan menghilang. Pergerakannya saat mengambil sapu menyadarkanku.

"kamu ngapain diluar kelas? Gak bawa buku juga?" tanyaku pada Dayu

"iya aku lupa, tadi malam masi di meja belajar terus lupa masukkin ke tas" jawabnya sambil terkekeh sedikit.

"oh bagus deh, aku jadi ada temennya disini" jawabku tertawa sambil menyapu.
Rasa kesal ku berubah menjadi rasa senang yang luar biasa. Aku dihukum bersama dengan orang yang aku suka.

Tak terasa setengah jam sudah kami lewati untuk membersihkan taman ini. Akupun duduk di kursi taman sambil mengusap keringatku dengan tissue yang selalu aku bawa di saku seragamku.

"kantin yuk win" kata Dayu setelah ia duduk disampingku.
Aku terkejut mendengarnya, karena tak ada pembicaraan apapun sejak menyapu tadi.

"belum bel istirahat yu, kan masi ada kelas bu dewi, yakali kita ke kantin" jawabku

"yaelah lima menit lagi bel nih win, nanggung kalo masuk kelas, ntar kita sampe kantin pasti bel istirahat bunyi" jawab dayu sambil melihat jam di pergelangan tangannya

Aku membatin di dalam hati "ayolah win, kapan lagi kamu bisa ke kantin berdua sama dayu" tanpa pikir panjang lagi akupun menerima ajakannya untuk ke kantin.

Dan benar saja sesampainya kami di kantin, bel istirahat pun terdengar.

"kamu makan apa win? Biar aku aja yang pesen. Kamu cari meja aja, takut penuh soalnya udah bel" tanya dayu padaku

"beneran?" tanyaku
"iyaa bener, cepetan win kamu makan apa? Keburu rame nih" jawabnya sambil melihat sekeliling kantin yang mulai ramai

"bakso aja deh, jangan pake sambal yaa soalnya aku gak suka pedes" jawabku

"oke, minumnya?" tanyanya lagi

"es teh aja" jawabku
dan akupun pergi mencari meja yang kosong saat dayu sudah pergi untuk memesan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang