𝐟𝐨𝐫𝐠𝐨𝐭𝐭𝐞𝐧 | djs

-; nouvel an

Aku menarik kepalaku dengan paksa.

"This is wrong. I-i can't. Thank you for this year. Goodbye, Daniel. Happy new year!" Aku langsung keluar dari kamarnya meski aku dapat mendengarnya berkata 'please no. don't go.' dengan samar-samar.

Aku menangis dalam perjalanan menuju rumahku. Sebenarnya aku tak ingin meninggalkannya. Namun itu terasa salah. Aku tak ingin membuat situasinya menjadi lebih buruk lagi.

Aku mengusap air mataku dan sebelum memasuki rooftop rumahku.

Saat aku datang, semuanya tampak berdiskusi. Zach yang menyadari keberadaanku pertama.

"Gosh, where have you been?" Tanyanya sambil memelukku. Spontan aku melepaskan kantong plastik yang penuh berisi dengan petasan dan memeluk Zach erat. Tangisku pecah disana.

Jonah merangkulku. Corbyn mengusap puncak kepalaku. Jack memelukku dari samping.

"Gue ke rumah Daniel tadi," ucapku pelan.

"iya, terus?" balas zach dengan lembut.

"Gue ngerasa bersalah aja ninggalin dia pas dia bilang buat jangan pergi." Aku merekatkan pelukanku dengan Zach dan berteriak di celah leher dan pundaknya.

"Sshh jangan nyesel. He deserves it." Zach mengusap punggungku pelan.

"It's almost new year and you're still sad? Not funny."

Aku memukul Corbyn. Ia menghindar.

"Ganas," lanjutnya.

"Ayok ah jangan sedih. Harus bisa move on tahun depan!"

Aku tersenyum. Kurasa Zach merasakannya.

"Thanks, Jo."

"You don't deserve him but you deserve Zach."

Tanganku meluncur ke arah Jack. Ia berhasil menghindar.

"Ganas," ucapnya menirukan suara Corbyn.

"Anyway, satu jam lagi guys!" Corbyn mengalihkan perhatian.

Thanks, Corbs.

Zach melepaskan pelukannya dan mengusap sisa air mata yang ada di wajahku.

"Udah jangan nangis lagi. Ayo senyum."

Aku tersenyum. Dia tertawa.

"Nah gitu dong, ayo bakar-bakar lagi." Zach merangkulku dan mengajak untuk duduk menatap langit.

15 menit lagi.

Sate ayam buatan Jonah emang enak bener. Bikin pengen nambah lagi dan lagi.

"Jo, jadi tukang sate aja ya?" Candaku.

"Heh, enak aja. Gue maunya jadi kokinya anak-anak gue."

"Asik udah ada gandengan nih," sindirku.

"Enggak! Gue kalo marah jadi kanibal lho."

Aku berpura pura berlindung di balik Zach. "Ampun, Jo."

Semuanya tertawa. "Eh guys, ini petasan udah siap. Mau uji coba dulu?" Tawar Jack.

Kami semua mengangguk. Jack menyalakan apinya dan petasan mencuat keluar ke langit.

Aku mengambil sate yang masih ada dan memakannya hingga waktu tersisa 5 menit lagi.

"Lima menit lagi, guys! Siap-siap!"

Jack mempersiapkan petasan selanjutnya. Aku mengambil terompet yang berada di plastik yang sama dengan petasan dan membagikannya kepada mereka semua.

"Siap-siap hape buat insta-story guys!" Seru Jonah.

Semuanya sudah siap.

10..

Jack mulai menyalakan api dari korek.

9..

Zach membuka ponselnya.

8..

Corbyn menaruh terompet di mulutnya.

7..

Jonah mengarahkan kamera ponselnya ke langit langit.

6..

Aku menyandarkan kepalaku di pundak Zach.

5..

Zach merangkulku dan mengarahkan kamera ponselnya ke arah langit.

4..

Jack menempatkan terompetnya di mulutnya.

3..

Corbyn mengarahkan kameranya.

2..

Jack menaruh api di sumbu petasan.

1..

Kami semua meniup terompet.

"HAPPY NEW YEAR!"

Aku merekam kembang api yang melayang di langit malam.

Zach menarik terompet dan ponselku dan meletakkannya di sampingnya.

"Heh apa-apa—"

Ia mendaratkan ciuman di bibirku.

"Happy New Year, Baby."

diakhiri dengan daniel, diawali dengan zach y mantab.

Aku hanya tersenyum menahan malu dan kembali bersandar di dirinya.

"Ea blushing ea," Corbyn mengibas ngibaskan tangannya.

"Ea resmi ea," Jack bertepuk tangan.

"Ea bikin iri ea," Jonah geleng-geleng kepala.

"Syahda kalian semua," leraiku.

Mereka semua melihat ke arahku.

"Syahdafakap," lanjutku.

"That's ma baby."

Semua tertawa.

Jujur gue pengen momen ini berlangsung lebih lama lagi karena gur ngerasa bener-bener bahagia sekarang.

"Ayo, Jack bikin abisin petasannya!"

Dan sisa malam ini kami habiskan dengan membakar lebih banyak ayam dan berbagi pengalaman hingga berakhir dengan tidur bersama di rooftop rumahku.

✰

©️ jal0ux