me ɪɪ | sawamura daichi

1.1K 104 3
                                    

.

.

.

.

“Ohayou Minna!”

“Ohayou [Name]-chan, Riko-chan!”

“Are? Tumben [Name]-chan bersemangat sekali hari ini,” komentar itu membuat gadis berambut—atau yang bisa kalian sebut ber-wig panjang itu terkejut, dia lupa kalau sedang bertukar peran dengan saudarinya.

“E-eh? Aku hanya sedang bersemangat saja,” bohongnya sambil tertawa kecil. Tanpa pertanyaan lebih lanjut, mereka kembali pada kegiatan masing-masing.

“Hampir saja,” Riko menghela nafas. [Name] yang melihatnya hanya tersenyum tipis, tidak benar-benar tulus, karena ada perasaan kesal di sana.

Tentu saja hidup dan berperan sebagai orang lain bukan hal yang mudah, apalagi dengan kepribadian yang berbeda. Tapi demi kelancaran rencana seseorang, mereka harus berjuang.

Awalnya [Name] sangat yakin kalau adiknya itu akan menyerah di hari pertama, mengingat sifat kalemnya tentu akan sulit ditiru oleh sifat aktif si adik. Tapi gadis itu salah besar, sudah seminggu mereka bertahan seperti ini.

Walaupun hanya disaat jam ekskul voli saja, tetap saja ini terasa berat bagi [Name], mengingat hanya disaat itulah dia bisa bertemu dan berbincang kecil dengan pujaan hatinya.

Entah dia yang terlalu baik atau terlalu bodoh, gadis itu tidak pernah protes akan hal ini. dia hanya berusaha menjalaninya walaupun ia melakukannya dengan setengah hati.

“Yosh! Aku harus semangat” kata-kata itu selalu keluar, tapi kenytaannya tidak membantu sama sekali.

“Riko-chan! Tolong bantu aku melakukan Rolling Thunder!”

[Name] yang sadar dengan posisinya sebagai ‘Riko’ langsung mengangguk semangat dan berlari kecil ke arah senpai yang mempunyai posisi libero itu. Setidaknya ia lebih bisa memainkan permainan konyol ini.

Walau tak punya tenaga sebanyak Riko, [Name] tetap berjuang mengimbangi Nishinoya yang terlalu bersemangat  untuk berlatih. Padahal kalau bisa gadis itu ingin menjatuhkan dirinya di lantai saking lelahnya.

Manik [eye color]nya mencuri pandang ke sisi lain ruangan, tempat di mana dia biasa membantu para senpai kelas tiga untuk berlatih, dan karena itulah ia bisa dekat dengan si kapten voli Karasuno.

Gadis itu bisa melihat kloningan dirinya yang tengah tertawa bersama senpai favorit nya. Walaupun tidak pandai bermain peran, ternyata dia bisa juga melakukannya.

[Name] tertawa kecil, entah menertawai sikap adiknya atau menertawai nasibnya. Atau mungkin keduanya?

“[Name]-chan!” Seruan itu membuat [Name] kembali memfokuskan dirinya ke arah Nishinoya, dan bisa ia lihat bola bertuliskan ‘molte’ itu tengah melayang ke arahnya. Beruntung sekali ia bisa merespon dengan cepat, kalau tidak sebuah benjolan besar akan tercetak di jidatnya.

“Apa kau kurang sehat, Riko-chan? Tidak biasanya kau tidak fokus sepereti ini,” Ketika yang lain masih merasa terkejut, Nishinoya langsung berlari ke arah si kouhai yang tengah kesulitan mengatur nafasnya, “Kau juga tak sesemangat biasanya”

“Tentu saja aku sehat! Hanya ada sesuatu tadi,” [Name] berseru sambil menunjukkan jempolnya, “Ayo kita mulai la—“

Setelah Nishinoya mencuri perhatian seisi gym dengan teriakannya, sekarang giliran [Name] yang melakukannya. Bunyi dirinya yang terjatuh karena tersandung kakinya sendiri terdengar keras.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

fanfiction book | anime x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang