"Jika obsesi adalah overdosis, maka aku sudah mati sejak dua puluh tahun yang lalu."
Gio ZaxsterMalam hari telah tiba, ini lah saatnya hari penghakiman dimulai. Adele sudah membawa Adara ke torture chamber, ia mengenakan jaket kulit berwarna hitam juga sarung tangan steril.
"Ada apa?" tanya Adara kebingungan, ia kembali pada lorong bawah tanah di mana ia pernah melihat Gio mencabut bola mata seseorang.
"Gio bilang ada yang harus kamu lakuin, dia ingin kamu mengetahui semuanya," ucap Adele yang justru bikin Adara mengerutkan dahi.
Adele membuka pintu, satu-satunya pintu di ujung lorong bawah tanah. "Masuk." Intruksi Adele.
Adara menggelengkan kepala. "Nggak! Untuk apa aku ngikutin omongan kamu?" tolak Adara tegas.
Adele berdecih tak percaya, ia mendekatkan wajahnya ke depan wajah Adara. "Aku bahkan sudah merawatmu, setidaknya berterima kasihlah jika tidak bisa membayarnya," tekan Adele sedikit kesal.
"Aku akan membayarnya," kata Adara masih teguh pendirian.
"Kalau begitu—aku terpaksa menggunakan cara kasar." Detik selanjutnya Adele menarik paksa tangan Adara untuk memasuki ruangan tesebut. Adele menutup pintu, Adara memberontak.
"Lepasin!"
Adele masih mengcengkram tangan Adara, sebelum akhirnya menyerahkan pada Gio yang ternyata sudah menunggu di dalam ruangan tersebut.
"Adara?" ucap Kartika terkejut.
Sama seperti Kartika, Adara terperangah melihat tubuh Kartika dan juga Laurenza terikat. Mulut Laurenza di lakban, sedangkan Kartika bisa berbicara bebas.
"Kalian—" Trauma Adara kembali muncul, tubuhnya bergetar disertai keringat dingin.
"Sialan, kau menjebak kami, brengsek!" Maki Kartika pada Gio. "Ini yang kau maksud perjanjian bisnis? Lepasin kami!"
Gio tertawa rendah, matanya menajam. Kartika mengatupkan bibir, ia tidak bisa kabur namun ia masih ingin hidup.
"Jelaskan pada Adara apa yang terjadi dua puluh tahun terakhir," pinta Gio pada Kartika.
Adele memegangi tubuh Adara, gadis itu memegangi kepalanya yang terus berdenyut nyeri. "Jika kamu pingsan di sini, aku bersumpah akan membiarkanmu di cabik-cabik oleh Gio sama seperti pria yang telah Gio cabut bola matanya," bisik Adele mengancam.
Adara menggelengkan kepala, menyadarkan diri agar matanya tetap terbuka lebar.
"Apa yang kau bicarakan?!" tanya Kartika masih dengan intonasi tinggi.
"Mengenai perjanjian adopsi juga beberapa transaksi ilegal," kata Gio memberikan clue.
"Adopsi?" tanya Adara tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
しぬ SHINU (COMPLETED)
Mistério / Suspense❝Maaf berarti kalah, dan yang kalah harus mati!❞ Semua orang mengenalnya sebagai monster pembunuh. Namun bagiku, dia adalah sosok pelindung. Manusia pencabut nyawa itu terperangkap dalam prinsipnya sendiri. Akankan Adara dapat menaklukkan monster te...