Event Pelunasan Hutang (Bagian 3)

1.9K 191 50
                                    

Ah, permainan ini semakin menyenangkan saja.

Aku tersenyum puas melihat wajah Yamauchi-senpai yang pucat pasi. "Ngga mungkin! Kau bertaruh lima chip senilai enam juta hanya untuk kartu babi??"

"Yah, gitu deh," balasku santai, "Aku agak takut kalau kamu ngga termakan umpanku, sih. Tapi untung deh kamu bodoh, jadi aku bisa melewati masa dag dig dug serr itu dengan lega..."

"APA KATAMU??!!" Yamauchi-senpai berdiri. Amatsuki-senpai tiba-tiba sudah di belakangnya. "Saya sudah mengatakannya di awal, tapi... kekerasan itu dilarang, Yamauchi-sama."

Sembari berdecih, Yamauchi-senpai duduk kembali di tempatnya. Amatsuki-senpai lalu beralih menegurku, "Horatio-sama juga, jangan memprovokasi pemain lain lagi."

"Baik... baik..." sahutku sambil mengibaskan tangan.

Kami masuk ke ronde kelima.

Dengan wajah merah padam, Yamauchi-senpai bertaruh satu chip-nya. Hanabishi-senpai tadinya mau maju, tapi tiba-tiba batal dan melakukan fold. Aku tersenyum dan melakukan fold juga. Sementara Soraru...

"Raise, empat chip Yamauchi."

Aku bisa melihat wajah Yamauchi-senpai yang kaget. Ahah, menyenangkan juga melihat ekspresinya berubah dari yang tadinya sok jadi tertekan begini.

Tiba-tiba dia menambah taruhannya, satu chip Yamauchi dan satu chip Hanabishi. Tambah lebarlah seringaiku. Sungguh, lucu sekali!

"Satu King dan satu Jack, kartu babi," kata Yamauchi-senpai sambil menunjukkan kartunya. Soraru terkekeh. "Dua dan Lima, poinku tiga."

Wajah Yamauchi-senpai makin menggelap. Kini kita sampai pada ronde keenam.

Aku menyengih. "Bet, tiga chip Yamauchi."

Lihat wajahnya itu, dia sebal lagi. Yamauchi-senpai melakukan fold bersama yang lain. Aku tersenyum lebar sambil melemparkan dua kartuku ke meja. Sepuluh hati dengan satu ratu.

"Aih, senangnya aku bisa menang dengan modal kartu babi! Ahahah!!" aku tertawa puas.

Yamauchi-senpai semakin tercekat. Ekspresi wajahnya kini tak karuan. "Bagaimana bisa? Mereka berdua pandai sekali membaca situasi," Yamauchi-senpai membatin, "hah? Tunggu, jangan-jangan..."

Kini tatapannya beralih pada Hanabishi-senpai.

"Akhirnya kamu sadar juga?" kataku puas. Soraru terkekeh. "Hanabishi-senpai, sebaiknya Anda jangan mendengarkan kata-kata Yamauchi-senpai terus. Tindakan Anda jadi mencolok. Maksud saya... mengisyaratkan kartu babi dengan memainkan poni samping begitu, bukankah terlihat jelas?"

Hanabishi-senpai terkejut dan gelagapan. Dia langsung panik dan salah tingkah.

Soraru melanjutkan ucapannya, "kalau diperhatikan dari tadi, kalau nilai kartumu diatas lima kau akan mengetuk-ketuk meja dengan telunjuk kanan."

"Menggaruk pipi berarti nilainya dibawah lima," aku mengambil alih.

Soraru menyambar lagi, "Terus, kalau kau punya kartu ace kau akan menggigit bibir bawahmu, kan?"

Lihat, sekarang mereka berdua pucat pasi. Aku menyemburkan tawa. "Apanya yang bisa membaca pergerakan hewan peliharaan? Tingkahmu itu lebih jelas, tahu!

"Asal kau tahu saja, kami sudah tahu hewan peliharaan bernama Hanabishi Risru ini sering diperlakukan kayak binatang sirkus oleh kelompokmu. Saat Soraru bilang lawan kami itu kalian, aku langsung ngga nyaman. Yamauchi dan Hanabishi. Kalian pasti bakal melakukan sesuatu. Makanya..."

Fake Me [Soraru Utaite Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang