Athala ✖ 09

880 22 0
                                    

Carissa duduk disofa panjang yang berwarna coklat tua diruang tengah. Disana hanya ada Carel, adek Carissa dan dirinya. Carina, mama Carissa sekarang tengah berada dikamarnya.

Carissa menyelonjorkan kedua kakinya diatas sofa dan jari jemarinya sibuk mengetik cerita di laptop yang berada diatas pangkuannya. Kedua matanya sama sekali tak beralih dari layar laptopnya.

Tok.. Tok.. Tok..

Carissa mendengar suara ketukan pintu dari arah ruang tamu.

"Rel, liatin dong siapa yang dateng" Pinta Carissa lalu melanjutkan mengetik di laptopnya.

"Kakak lha, ini kalo ditinggal mati ntar. Lagian ada Bi Rita" Balas Carel yang sedang fokus memainkan game dihandphone miliknya sendiri.

Dengan terpaksa Carissa beranjak dari duduknya lalu menuju kearah pintu ruang tamu. Carissa membuka pintu dan tersentak ketika melihat Chandra, papa Carissa berada disana. Carissa membawa koper dan tas papanya masuk kedalam rumah.

"Rel, ada papah" Teriak Carissa, lalu beberapa detik kemudian Carel datang dengan membawa handphone nya. Carel hanya menyalami Chandra. Tak lama kemudian, Carel langsung berjalan kearah ruang tengah.

"Ck, bantuin kek" Teriak Carissa lagi, Lama-lama kalau Carissa teriak-teriak terus yang ada tenggorokannya sendiri bakalan sakit. Tak lama kemudian Carel muncul kembali. Carel membawa koper dan tas papanya yang dapat dikatakan cukup berat. Sedangkan Carissa? Dia langsung berjalan menuju ruang tengah dan kembali ke aktifitasnya semula.

"Tadi nyuruh bantuin, tapi yang nyuruh sekarang malah maen laptop" Gumam Carel yang dapat didengar oleh Carissa.

Carissa tidak menjawabnya, dia pura-pura untuk tidak mendengarkan ocehan Carel.

"Mama kamu mana?" Tanya Chandra pada Carissa.

"Diatas pah, ntar biar Rissa panggil" Balasnya sembari membawa laptopnya. Setelah memanggil Carina, mama Carissa. Dia langsung menuju kearah kamarnya.

Carissa membuka pintu kamarnya yang bercatkan warna putih, lalu menutupnya kembali. Dia menaruh laptop itu dimeja yang berada didekat sofa, lalu langkah kakinya menuju kemeja belajar. Carissa membuka buku fisika, sebab kata Bu Lastri besok akan melaksanakan ulangan harian.

Ting! Ting!

Carissa mengambil handphone yang berada tidak jauh dari buku-buku nya itu. Dia melihat siapa yang mengirim pesan pada dirinya.

+629560****

Hai, lo Carissa ya? Ini Athala,
anak X-3

Iya

Lagi ngapain?

Carissa mengingat-ingat nama itu, setelah beberapa detik kemudian dia baru ingat. Dasar Carissa. Dia tidak membalasnya, Carissa hanya membaca pesan itu dari Athala. Carissa melanjutkan aktifitas sebelumnya.

Tak lama kemudian, handphone miliknya berdering yang bertanda ada telepon masuk. Carissa melihat layarnya, nomor yang tidak dikenal. Dia manaruh kembali.

Beberapa detik setelah handphone nya tak berdering, deringan kembali masuk dengan nomor yang sama. Tak dikenal. Carissa dengan terpaksa mengangkat telepon itu.

"Hello? " Ucapnya dari seberang telepon.

"Iya?"

" Kok ga dibales chat dari gue? Trus telepon gue juga ga diangkat"

"Ga pa-pa" Hanya kata itu yang terlintas dikepalanya.

"Lagi ngapain?"

"Balajar"

"Gue ngeganggu ya?"

"Nggak kok. Dapet nomor gue dari mana?"

"Dhifa"

"Owh"

"Oh ya, jangan lupa save nomor gue ya. Athala. Kalo mau dikasih embel-embelnya juga nggak pa-pa. Kaya Athala handsome apa kece gitu"

"Hhh, iya nanti gue save. Pake embel-embelnya juga"

"Ok, jangan tidur kemaleman yaa. Good night"

Tut.. Tut.. Tut..

Athala mematikan telepon nya secara sepihak. Carissa masih geram dengan Dhifa yang memberi teleponnya pada Athala yang tanpa seizin dirinya.

✖ ✖ ✖

Athala memandangi layar handphone nya lalu senyum-senyum sendiri dipinggir kolam yang berada dibelakang rumahnya, ia menenggelamkan kakinya hingga selutut.

Kebiasaan cowo itu ketika mood nya sedang sedang hancur, dia memilih untuk kekolam renang yang berada dibelakang rumah.

Kelebihan dari Athala yang jarang diketahui oleh banyak orang yaitu, dia dapat mengubah dengan cepat mood nya menjadi baik, walaupun masih ada beberapa goresan luka yang membuat mood nya itu dapat menjadi buruk.

"Ngapain lo, nyet" Aland langsung menghampiri Athala lalu duduk disampingnya sembari menyemplungkan sebagian kakinya.

"Duduk" Balasnya sembari tangannya memainkan air kolam itu.

"Mana senyum-senyum sendiri lagi, Jangan-jangan lo stress yaa"

"Dih, lo tuh yang stress" Athala menyipratkan air yang ia mainkan tadi kearah Aland.

Aland mengusap cipratan air itu dengan baju Athala, dan spontan saja Athala langsung menarik bajunya.

"Baju gue ntar kotor nih"

"Salah siapa nyipratin aer ke gue"

"Siapa emang?"

"Elo lah"

"Enak aja, ya elo lha. Gue ceburin lama-lama ntar nih"

"Ceburin aja. gue juga lagi kepengen berenang nih, kuy"

"Dih, berenang aja sendiri"

"Cantik ga nih?" Tanya Athala sembari menyodorkan handphone nya pada Aland yang layarnya terpajang foto Carissa tang tersenyum dengar latar Jam Gadang.

"Emm.. Mayan"

"Emang lo kenal?"

Aland menggeleng "Enggak"

"Makanya, kalo maen tuh jangan cuma sama orang sekomplek doang" Athala kembali menyipratkan air kolam itu.

"Untung gue masih sabar ya punya ade kaya lo" Aland mengusap cipratan itu dengan kedua telapak tangannya. "Emang siapa lo?" Tanya Aland serius.

"Anak kecil ga boleh tau" Balas Athala sembari mengusap kepala Aland lalu pergi meninggalkan Aland sendiri.

Gue heran, sebenernya dia tuh ade gue apa abang gue sih? Batin Aland karena dibilang 'anak kecil' oleh Athala.

✖ ✖ ✖

Okeh, sampe sini dulu partnya👌

Slamat baca📖

Comment 🍁

AthalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang