Abang Ganteng!

488 28 3
                                    

"Iihh. Zie!! Pesen sana, jangan comot makanan gue!" Ujar Aurora dengan kesal karena dari tadi Kezie mengganggunya makan. Bagi Aurora makanan adalah sesuatu yang tidak bisa dibagi.

"Minta dikit doang, pelit banget holang kayah satu nih" Ujar Kezie kembali akan mencuri makanan sebelum tangannya dipukul Aurora menggunkan sendok.

"Gak boleh! Kemaren aja lo belom kasih tau kita siapa yang lagi lo suka" Ujar Aurora sambil mengunyah makanannya hingga sebelah pipinya menggebung. Rupanya mengetahui fakta jika Kezie sedang menyukai seseorang cukup membuatnya penasaran.

"Itu gue-"

"Bentar bentar" Baru saja Kezie kembali akan bersuara, Joshep yang duduk di sebelahnya sudah memotongnya.

"Iih.. Josh, apa deh! Diem!!" Bentak Aurora.

"I.itu tadi lo bilang Kezie lagi suka sama orang. Gue cuma mau tanya siapa" Ujar Joshep gelagapan melihat Aurora yang sepertinya ingin menelannya bulat-bulat.

"Ini juga gue lagi nanya, dasar bule setengah jadi!" Suara Aurora yang pelan tapi penuh ketegasan itu membuat Joshep kembali menelan air liurnya.

'Lo juga bule setengah jadi kali, Ra'

"Aah gitu.. Sok atuh di lanjut, Teteh" Ujar Joshep dengan logat sunda membuat Aurora hanya memutar kedua matanya. Berbeda dengan Kezia yang duduk disampingnnya kini tengah menahan seuntas senyum. Joshep saat dimarahi olehnya dan Aurora seperti anak anjing yang kehujanan. Menyedihkan sekaligus menggemaskan.

"Gue males bahasnya" Ujar Kezie singkat. Melihat Joshep menatapnya instes malah membuatnya gugup. Kezie takut tiba-tiba emosinya tidak terkendali dan kedua sahabatnya mengetahui perasaannya.

Tak bisa dipungkiri jika hati Kezie sakit melihat keakraban mereka berdua dihadapannya. Terkadang Joshep dan Aurora seakan melupakan kehadiran Kezie dihadapan mereka.

Ini bukan kali pertama Kezie menahan perih dihatinya. Tapi apa yang dapat ia lakukan? Ia tahu Joshep sudah memiliki seseorang di hatinya dan itu Aurora, sahabat mereka. Kezie tidak bisa memaksakan kehendaknya, ia tidak mau jadi orang yang egois. Tapi apakah dengan begini baik untuk dirinya sendiri?

"Kenapa? Cuma kasih tau nama doang kok, Zie" Desak Joshep. Ia juga penasaran siapa yang sudah meluluhkan hati ice princess itu.

"Gue beneran nggak pengen bahas, Josh" Kini suara itu terdengar lirih dan Aurora menyadarinya.

"Udah, Josh. Kalau bebeb gue nggak mau, jangan di paksadong" Ujar Aurora yang tahu betul kondisi sahabatnya itu. Mungkin dengan membahas ini akan membuat sahabatnya itu hanya sakit hati.

"..."

"Nih, Beib" Ujar Aurora menyuapi Kezie makanan yang tadi sempat Ia larang. Dengan senyum Kezie menerima suapan Aurora. Selama menghabiskan makanan mereka tidak ada lagi obrolan yang terdengar. Aurora tidak suka suasanya ini. Hening.

"Oiya, Josh. Lo inget gak pas kita ke mall gue gak sengaja nabrak orang?" Ujar Aurora memecah keheningan antara mereka. Joshep sedikit berfikir namun tak lama ia mengingat bagaimana Aurora termenung seperti orang kesurupan saat itu.

"Inget, yang bikin lo konslet senyum-senyum kaya orang gila, kan? Kasih tau gue, biar gue hajar tuh orang" Goda Joshep lagi-lagi membuat Aurora kesal.

"Iih gue gak konslet ya! Siapa juga yang gak terpana liat cowok gantengnya keterlaluan kaya dia. Mbak Minah yang liat paling mimisan, Sep" Ujar Aurora membela diri. Joshep memutar bola matanya, Mbak Minah itu asisten rumah tangga di rumah pria itu.

"Serah lo dah, Maemunah" Ujar Joshep sambil terkekeh.

"Kan minggu lalu gue ke kantor nganter berkasnya Kak Jessie tuh. Nah.. kayaknya emang jodoh gue deh ya. Disana gue ketemu sama tuh cowok dan.. dia sahabatnya Kak Jessie dooongg" Ujar Aurora dengan semangatnya.

Om Jadian Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang