My First Sacrifice

15 2 0
                                    

"Tolong ! Ampun ! Jangan bunuh aku !" Teriak seorang wanita paruh baya yang memohon kepadaku agar aku tidak membunuhnya.

"Tenanglah, aku tidak akan membunuh mu. Kali ini aku ingin bersenang senang terlebih dahulu. Cantik.." Ucap ku diikuti seringai yang membuatnya ketakutan.

Ya, dia hanya bisa memohon karena sudah ku lumpuhkan kakinya.

Lagipula siapa suruh dia melewati gang gelap-di tengah malam-yang diiringi dengan hujan deras.

"Tidakk !!" Pekik wanita tersebut karena ku kuliti lengannya dengan pisau kesayangan ku ini.

"Ahhh !!! Si-siapa sa-saja tolong a-aku !!" Teriak si Wanita kembali dengan penuh rasa memohon-berharap seseorang menemukannya.

"Sudah cukup main mainnya !!" Ucapku dengan nada membentak

Tanpa pikir panjang lagi kutikam jantung nya menggunakan pisau ku ini. Darah mengalir dari celah tusukan ini. Dan tentu nya darahnya juga menempel pada pisau ku ini.

Setelah itu wanita paruh baya tersebut Memekik kesakitan tentunya. Dalam beberapa detik kemudian dia sudah terbujur kaku-dingin-dengan mata yang tidak tertutup.

"Saatnya melanjutkan pencarian ku." Batin ku sambil membersihkan pisau bekas melampiaskan nafsu membunuhku.

Sebelumnya perkenalkan. Nama ku adalah Smith Alverado, aku bisa menjadi seperti saat ini karena kejadian beberapa waktu yang lalu.

-- [ Flashback ] --

Saat itu sedang malam purnama. Kulirik jam dinding diatas Televisi yang sedang kunyalakan.

"Jam 7 Malam. Besok adalah hari yang bahagia, semoga tidak ada kekacauan atau apapun itu." Batin ku yang tanpa kusadari senyum sendiri sendiri.

Ya, besok adalah hari ulang tahunku. Aku berharap besok diulang tahun ku yang ke 17 akan terjadi sebuah "Keajaiban".

Ibu dan Ayah ku sedang menonton di dalam kamar mereka. Sedangkan aku--anak semata wayang mereka menonton diruang keluarga. Berharap mereka segera turun dari lantai atas dan menonton bersama ku.

"Sudah lama sekali, 4 Tahun sudah tidak kurasakan kehangatan dari kedua orang tua ku." Batin ku kembali dan mencoba mengingat ingat kenangan bersama mereka.

Kulirik jam kembali dan kali ini sudah pukul 9 malam. Melihat jam yang sudah cukup malam bagi ku ( Karena Keluarga ku mempunyai Aturan yang Ketat pada Jam Tidur ). Sesegera mungkin aku bangkit dari Tempat duduk--mematikan Televisi--dan pergi ke kamar ku.

1 Jam sudah aku meringkup didalam kasur mencoba untuk tidur. Tetapi tidak bisa, karena aku sudah tidak sabar untuk hari esok.

Tiba tiba..

"AHHH !!!!"

Kudengar teriakan seorang wanita yang pastinya itu adalah ibuku. Seketika itu juga segera aku bangkit dari Tempat tidurku dan langsung menuju kamar orang tuaku yang berada beberapa meter disebelah kiri ku ( Dekat dengan Tangga ).

Kulihat ibu ku sudah bermandikan darah dilantai kamarnya. Ku dekati ibu ku dan kulihat sebuah pisau tertancap di perutnya.

"Pergilah nak, se-sekarang. Atau bantu a-ayah mu di-dibawah." Ucap ibu ku pelan yang seketika menghembuskan nafas terakhirnya.

Sirna sudah rasa senang dan kini aku sudah diselimuti oleh hawa nafsu-marah. Kini ku cabut Pisau tersebut dari perut ibuku. Dan aku bersumpah serapah.

Siapapun yang telah membunuh ibu keluarga ku, akan ku bunuh mereka hari ini juga !!

Kini aku telah turun dari tangga dan mendapati ayah ku sedang dikuliti-tanpa nyawa-oleh seorang lelaki berbadan besar dan kekar di Ruang keluarga.

Tidak ada rasa takut saat kulihat lelaki tersebut. Yang ada hanyalah membunuh ! membunuh ! dan membunuh.

"Ternyata masih ada satu penghalang lagi ya. Hahahaha !!!" Ucap si lelaki itu diiringi dengan tawa nya yang menggelegar. Tetapi hal itu tidak membuat ku bergeming ataupun takut.

"Kau telah membunuh dua orang tersayang yang ku punya ! maka habislah kau !" Bentakku yang seketika itu juga kucoba menikam dada lelaki itu dari depan menggunakan pisau yang tadi tertancap di perut ibu ku.

Tetapi serangan ku ini dapat dihindari nya dengan mudah. Kali dia berkicau lagi "Kau adalah penerus kami ! Nak !"

Sejenak aku berhenti menyerangnya. Kuresapi apa yang dia maksud 'Kami'. Tiba tiba lelaki itu sudah berada didekat ku.

Dia sudah bersiap memukulku. Sesaat sebelum menghantamku, pisau ku ini sudah berada dijantungnya.

Ya, aku sudah menusuk jantungnya dengan pisau ku ini. Kemudian dia mundur beberapa langkah dari ku dan mencabut pisau itu dan menjatuhkannya.

Reflek langsungku ambil pisau itu dan langsung menancapkannya kembali kearah tepat dilubang tempat tusukan pertama ku secara bertubi tubi.

"Arrgghh ! ini adalah akhir bagiku tetapi ini adalah a-awal bagimu." Ucapnya sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Kemudian aku menjauh beberapa langkah darinya sekaligus meresapi makna nya.

Aku yang tadi sedang dirasuki oleh setan yang membuat nafsu dan kemarahanku menggebu gebu kini sudah hilang.

Kemana aku harus pergi ? Bahkan saudara pun aku tidak punya.

Aku mengingat bahwa 2 hari yang lalu terdengar kabar bahwa beberapa orang gila atau psikopat melarikan diri dari Rumah Sakit Jiwa.

Kini aku mengetahui apa tujuan ku yang terakhir. Yaitu memburu para psikopat.

Aku memakai jaket hitam milikku dan memakai topi hitam ku kemudian aku pergi dari rumah ku dengan membawa sebilah pisau untuk memenuhi tujuan terakhir ku.

Dan korban pertama ku adalah Lelaki besar tadi ( Yang Belakangan ini Kuketahui bernama Leon D Parta ).

Kini perburuan ku dimulai dari awal kelahiran ku..

Smith Alverado, the Phsycho Hunter's

-- [ Flashback End ] --

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Phsycho HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang