Istirahat
"Ra, ikut gue." Ucap Rendra.
"Lo nyuruh gue jaga-jaga." Ucap Laura.
"Gue lewat belakang, lo lewat depan." Ucap Rendra.
"Kemana?" Tanya Laura.
"Rooftop." Jawab Rendra.
"Lo dulu yang keluar, tunggu di atas." Ucap Rendra.
Laura pun pergi ke rooftop lewat jalan depan.
"Lama ya? Sorry." Ucap Rendra.
"Ga sih." Jawab Laura.
"Mau ngomong apa?" Tanya Laura.
"Pertama gue mau minta maaf tentang kejadian kemaren, kedua gue minta maaf kalo gara-gara gue lo jadi viral di sekolah, ketiga gue mau bilang kalo gue bukan pacarnya Karin." Jawab Rendra.
"Pertama gue udah maafin lo, kedua gue juga udah maafin lo, ketiga gue ga perduli karna gue ga ada hubungannya sama itu." Ucap Laura.
"Ra, gu-" Ucapan Rendra terpotong.
"Gue tau, gue tau setiap ada orang yang kena masalah sama Karin bakal menanggung resiko yang banyak. Tapi selama gue ga merasa, kenapa harus ribet?" Ucap Laura.
"Lo ga boleh terlalu tenang ra, lo anak baru. Bahkan baru dua hari, dan gue denger lo juga pinter. Lo ga boleh keluar dari sekolah." Ucap Rendra.
"Gue mau bilang kalo gue bisa bertahan." Ucap Laura.
"Kalo sampe gabisa?" Tanya Rendra.
"Gue turutin permintaan lo." Jawab Rendra.
"Permintaan gue, lo jadi sahabat gue. Gue capek ra sendirian terus, mentang mentang gue kayak brandal mereka jadi gamau temenan sama gue." Ucap Rendra.
"Tanpa harus nunggu nanti juga gue udah siap jadi sahabat lo." Ucap Laura.
"Makasih ra, yaudah. Lo balik ke kelas duluan gih." Ucap Rendra.
"Lo?" Tanya Laura.
"Biasa lah." Jawab Rendra.
"Eh, gaboleh. Lo harus ke kelas juga, bentar lagi masuk, lo mau telat terus di suruh lari muterin lapangan 20 kali?" Tanya Laura.
"Hm, iyaiyaa." Jawab Rendra pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
hanya kita-
Teen Fiction"kalau emang indah, kenapa harus jadi mantan?" - Rendra