Pertemuan

5 2 0
                                    

Malampun berganti malam berikutnya, menyisakan diriku yang masih terpaku di depan jendela kamar. Memandangi langit yang diselimuti mendung bergulung - gulung. Pertanda sebentar lagi akan turun hujan. Semenjak kejadian 1 minggu yang lalu itu, aku berubah. Mengurung diri di kamar adalah pilihan terbaikku saat ini.

Saat itu, aku bangun kesiangan. Aku yakin seyakin yakinnya, pasti aku akan dipecat di hari pertamaku kerja ini. Hujan semalam membuatku terjaga semalaman. Hampir di setiap sudut ruangan rumahku kebocoran, tak terkecuali kamarku. Sangat memprihatinkan. Dan ya...alhasil aku bangun kesiangan. Wajah sangar bosku semakin terlukis dengan jelas dikanvas hayalanku. Menghantui disetiap langkah tergesaku ini. Hampir setengah jam aku berdiri dipinggir jalan menunggu angkutan umum lewat, tapi hasilnya nihil. Aku semakin frustasi mondar mandir gak jelas sambil sesekali mengacak rambutku sendiri. Andai saja ini disinetron, pasti akan datang malaikat atau pangeran tampan berkuda putih menawariku tumpangan. Oh...andaikan.

Tiiiiit....

"Astaghfirullahaladzim....!!!"spontan aku kaget mendengar suara klakson motor dibelakanngku.

Cesssss....

Entah perasaan apa ini, tiba - tiba ada kesejukan yang membasahi hatiku. Ketika aku menoleh, aku dapati wajah rupawan dengan senyuman yang menawan. Ah...waktu seakan berhenti berputar dan seolah dunia sedang memihakku.
"Pangeran..."ujarku spontan. Apa apaan ini, dia tersenyum. Em..manis sekali. Aku yakin habis ini aku harus periksa kadar gula darahku. Takut diabetes.
"Ini saya, perkenalkan saya Dani. OB di perusahaan tempat kamu kerja dik. Bukan pangeran."kata pria rupawan di depanku ini dengan senyuman yang semakin manis. Aku hanya terpaku seperti orang idiot. Hingga dia menyadarkanku. "Kamu dik Lila kan? Sekretaris barunya Pak Darmawan?" tanyanya tenyah sekali. Aku banya mengangguk mengiyakan semua pertanyaan dari mas Dani. Aku heran dalam keadaan seperti ini kenapa tiba - tiba lidahku nonfungsi.
"Mari kita berangkat bersama dik, sudah siang." ajaknya sambil menyodorkan helm padaku. "Eh...i..iya."jawabku terpatah patah seraya menerima helm dari nya. Ya Gusti...mimpi apa aku semalam. Berboncengan dengan pangeran tampan bermotor matic ini. Hatiku semakin tak karuan. Bayangan boskupun musnah seketika. Akhirnya aku gak terlambat di hari pertamaku ini. Yeiii...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PupusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang