6. Masih Tentang Dia

1.2K 179 3
                                    

Satu ⭐ darimu sangat berharga untukku 😘

Aku meninggalkan Naka begitu Giana meneleponku, aku harus menjaga jarak dan berfikir jernih.

Ya tuhan aku membiarkan dia menciumku sementara dia adalah kekasih orang lain. Ayolah Ta... Kenapa kamu bodoh banget!

"Gi kayaknya malam ini gue tidur di asrama aja deh, gue capek banget kalau harus nyetir ke hotel dan kalau gue ikut ke rumah lo lagi, buang waktu kalau besok gue harus balik hotel buat ambil baju."

"Tapi gue gak bisa nemenin lo di asrama?"

"It's oke Gi, gue tau besok lo pasti lebih sibuk."

"Ya udah lo tidur duluan gih, muka lo udah kusut banget."

Muka gue kusut bukan karena capek Gi, "Ya udah gue duluannya, elo hati-hati pulangnya."

Aku memasuki asrama ruang asrama putri, ada dua single bad tingkat yang masih kosong, sementara ranjang lain sudah terisi oleh panitia-panitia lain yang kelelahan.

Aku harus tidur sekarang, karena besok acara dimulai pukul sembilan pagi, tentu aku harus bangun lebih awal untuk mengecek persiapan acara juga untuk mempersiapkan diriku sendiri.

Tapi sulit sekali untuk tidur, padahal jiwa raga ini sudah sangat lelah, dengan tak tau dirinya di otakku malah terbayang ciuman Naka tadi, tanpa sadar aku menggigit bibir membayangkan kembali rasanya. "Sadar Ta, sadar... Jangan terbawa perasaan."

📖📖📖

"Renata, Ta... Bangun."

Aku menggeliat, kenapa suara Naka sampai kebawa mimpi sih, ya ampun.

"Hei... Bangun."

Bahkan wanginya pun bisa kecium sampai sini, belaian tangan Naka serasa nyata di rambutku.

"Kenapa Naka sampai kebawa mimpi segala sih."

Tapi ada suara orang tertawa, suara Naka. Aku membuka mataku perlahan, dan terkejut mendapati Naka duduk di depanku dengan senyum merekah di wajah tampannya. Ups sadar Ta, gak boleh muji-muji pacar orang.

"Bangun juga akhirnya."

"Ini bukan mimpi?"

Dia tertawa menanggapi ucapanku. "Bukan Ta, ayo bangun kamu udah telat, acaranya udah mulai."

"Hah? Emang sekarang jam berapa? Ko kamu udah rapi?"

Naka sudah rapi dengan tshirt broken white dipadukan dengan suit ice blue dan celana bahan berwarna senada.

Dia melihat Panerai yang melingkar di tangannya.

"Jam sembilan lebih dua puluh menit." Jawabnya santai.

"Apa???"

Bagaimana ini, acara reuni dimulai pukul sembilan dan aku sebagai panitia harusnya jam delapan sudah ada di lokasi acara.

"Gue bisa dibunuh Giana, gimana ini!"

Aku langsung meloncat dari kasur mengambil tas dan mengecek Hp yang ternyata mati.

Gara-gara REUNITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang