Dua

98 1 0
                                    

Kirana membiarkan dirinya tengelam dalam perasaan mengasihani diri sendiri renungan semacam itu jarang di lakukannya

"Ya ampun! Sinis amat aku ini"

Rasanya menyenangkan bisa mengatakan selamat malam pada seseorang, mungkin saatnya kamar depan akan ia sewakan pada seseorang pikirnya sambil mengecek pintu dan jendela seluruh rumah

Kirana menyukai rumah tua ini setelah ayahnya meninggal ibunya mempertahankan rumah ini sebagai seorang janda dengan dua anak perempuan nya memang tidak mudah terkadang harus mengajarkan anak-anak nya untuk hidup hemat

Setelah ibu meninggal Kirana merasakan tanggung jawab dalam mengurus rumah ini  dan membiayai sekolah seni yang Jasmine ambil pembawaan adiknya yang mengerti akan kondisi dengan melakukan pekerjaan part time membuatnya merasakan mudah saat mereka berdua hidup bersama

Jasmine... Oh Jasmine hidupnya jelas tidak membaik dengan pernikahan nya

🍁🍁🍁

"Headline news......" Suara radio itu membuyarkan lamunanku

" Malam ini terjadi kecelakaan seorang anak konglomerat Jakarta, Ryan Handoko tewas dengan tragis ketika hilang kendali setelah menabrak pembatas jalan beton dan keluar dari jalan dengan kecepatan tinggi dan meninggal seketika...."

Kirana melonjak, berdiri dan terpaku mendengarkan kata - kata penyiar radio itu dengan tidak percaya

"Dilaporkan juga pada saat kejadian ditemukan berberapa botol minuman keras  dan obat-obatan terlarang... Diperkirakan saat berkendara dalam keadaan mabuk... Ryan Handoko merupakan anak pertama dari konglomerat Handoko yang merupakan salah satu pebisnis no satu di Jakarta...."

Kirana dikejutkan dengan suara handphone nya yang berdering nyaring di dekatnya segera di angkatnya telepon tersebut dengan tangan gemetar dan kembali duduk

"Ya.." ia mendesah lirih

"Non Kirana ini mbok Darmi..." Salah satu pembantu keluarga Handoko yang sering di ceritakan Jasmine

"Ya.. mbok Darmi ada apa?"

" Non Jasmine pingsan setelah mendengar berita meninggalnya tuan muda Ryan sampai saat ini belum sadarkan diri, apa yang harus saya lakukan non Kirana?"

"Keadaan disini kacau balau  nyonya Handoko menjerit jerit saat mengetahui tuan muda Ryan meninggal dan memaki maki non Jasmine dengan menyebutnya istri yang tidak berguna karena membiarkan suaminya mabuk mabukan.."

"Para wartawan juga banyak yang berdatangan ke rumah, Tuan Handoko dan Polisi yang datang membawa berita saat ini sedang menuju Rumah sakit. Itu sebabnya saya telepon non Kirana" ujar mbok Darmi tanpa berhenti

"Mbok Darmi tolong saya bawa Jasmine ke kamar belakang dekat pintu keluar dan berikan minyak angin agar siuman, saya akan segera kesana... Tolong saya ya mbok jangan sampai ketahuan Nyonya Handoko..."

" Baik non Kirana saya dan mang Urip akan pindahkan non Jasmine ke kamar belakang"

" Telepon saya kalau ada apa-apa ya mbok ...saya segera berangkat"

Setelah menutup telponnya Kirana langsung menghubungi dokter kandungan Jasmine dan menceritakan kejadian nya

Dengan terburu buru Kirana segera berganti pakaian diambilnya jaket dan juga kunci mobilnya segera menuju Rumah Kel Handoko.

Dalam perjalanan Kirana berharap adiknya dapat bertahan diusia kehamilan yang masih tujuh bulan dan hasil pemeriksaan dua hari yang lalu Dokter mengatakan bahwa Jasmine tidak boleh banyak berpikir dan stress karena akan mengakibatkan kandungan nya lemah bahkan dokter sendiri menyarankan untuk istirahat total dengan tidak beraktivitas berat.

Setelah sampai di pintu belakang Kirana segera berlari menuju kamar belakang, sesampainya di sana Kirana melihat Jasmine yang merintih kesakitan sambil memegang perutnya.

"Jasmine...oh Jasmine..." Seru Kirana

"Kak...sakit... Kak...ini sakit sekali"

"Mang Urip bantu saya bawa Jasmine menuju Mobil"

" Baik non.."

Tergopoh-gopoh mang Urip berjalan dengan hati - hati menuju mobil sambil menggendong Jasmine sementara mbok Darmi sudah menyiapkan tas untuk keperluan Jasmine

Perasaan getir, takut dan cemas akan kondisi Jasmine yang merintih rintih dikursi belakang membuat Kirana hampir kehilangan kendali

Fokus... Fokus Kirana sebutnya dalam hati

"Kak...kak... Tolong aku kak... Kakiku berdarah...." teriak Jasmine

"Sabar sayang sebentar lagi sampai.... kuatkan dirimu Jasmine...."

Sampai di rumah sakit para perawat dan juga Dokter yang ditelepon Kirana sudah menunggu nya di depan pintu UGD segera mereka mengeluarkan Jasmine dan membawanya langsung ke ruang penanganan.

                     ----------------------

Jasmine

Jasmine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Buta Kirana LarasatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang