Yuk diramein lagi ceritanya..
"Jani engga ikut ambil makanan bareng yang lain?"
Jeffrian mengambil tempat duduk di samping gadis yang sekarang tengah memandangi ponselnya.
Janita menggeleng kemudian menaruh atensinya pada laki-laki yang ada di sebelahnya sekarang. "Engga kak, kak Jeffrian juga kenapa engga ikut makan?"
"Mau disini aja nemenin Janita." Jawab Jeffrian sambil terkekeh pelan serta tangannya yang menggaruk tengkuk belakangnya.
"Jani engga usah di temenin kak, engga bakal hilang juga."
Jeffrian tertawa kemudian punggungnya disandarkan pada bagian punggung kursi. "Siapa tau nanti di tinggal sebentar langsung ada yang ngambil."
Janita tergelak dan tidak bisa menahan tawanya. Disaat mereka berdua tengah tertawa, tiba-tiba ada seseorang yang masuk diantara percakapan mereka.
"Aduh anak Ambu dicariin juga malah ada disini ini teh kumaha."
Jeffrian langsung terlihat kaget dan panik ketika mendapati sosok Ambunya berada di belakang kursi yang ia dan Janita duduki. Jeffrian langsung memasang cengiran khasnya kemudian di ikuti oleh Janita yang langsung berdiri di samping Jeffrian.
"Hehe, Ambu udah selesai ngobrolnya? Kalau belum sok dilanjut aja, Jeffrian temenin sampe selesai kok."
Sosok Ambu tersebut langsung berdecih dengan nada meledek pada anak laki-lakinya tersebut. "Kamu ngomong begitu karena biar bisa berduaan sama si neng geulis kan? Hayo ngaku Jeffrian, anak Ambu mah moal bisa ngabohong."
"Udah atuh ih Ambu mah malu ini." Rajuk Jeffrian.
Janita yang sedari tadi tersenyum mendengar dan melihat percakapan antara ibu dan anak itu kemudian langsung dibuyarkan oleh tepukan Jeffrian di pundaknya.
"Jani, itu Ambu.. Ambu ini Janita temen kuliahnya Mark."
Janita langsung membungkukan badannya. "Halo tante, saya Janita."
Ambu tersenyum kemudian menarik Janita mendekat. "Ambu engga biasa dipanggil tante, jadi panggil Ambu aja ya."
Janita tersentak tetapi sejurus kemudian langsung mengangguk paham. "Ah iya Ambu."
"Jeffrian ada nakalin kamu?" Tanya Ambu sambil sesekali mengelus rambut Janita.
"Ih Ambu.. Jeffri engga nakal yaa." Sungut Jeffrian.
Janita tertawa pelan. "Engga kok Ambu, kak Jeffrian baik malah suka beliin aku susu ultra cokelat."
"Tuh kan udah dibilang Jeffrian tuh baik."
"Diem kamu teh, Ambu engga ngajak kamu ngobrol."
Jeffrian merengut. "Tuh da Ambu mah kitu."
Sontak Ambu dan Janita kompak tertawa melihat sikap Jeffrian sekarang ini. "Biasa anak bungsu suka begitu, padahal bujang. Suka heran Ambu mah."
"Pulang sekarang hayu Jeff, teteh kamu udah di rumah." Ajak Ambu pada Jeffrian.
"Lah kan si teteh bawa kunci."
"Lupa tuh katanya. Hayu cepetan kasian teteh kamu di nyamukin."
Kemudian Ambu beralih menatap gadis yang ada disampingnya. "Janita mau pulang sekarang? Biar bareng Ambu yuk nanti sok dianterin Jeffrian ke rumah."
Janita tergelak. "Eh, engga usah Ambu. Janita nanti aja pulangnya, paling minta anterin Mark atau engga bareng sama Alisha."
"Yaudah nanti biar aku sampein ke Mark buat anterin kamu pulang." Sahut Jeffrian.
"Kalau gitu Ambu sama Jeffrian duluan ya, nanti neng geulis sok atuh main ke rumah Ambu ya."
"Iya Ambu nanti di sempetin ya."
Siang ini Janita berserta kedua sahabatnya dengan tambahan Lucas yang katanya ingin menemani Mark ini sedang berada di sebuah warung kopi di samping kampus karena tadi Mark sengaja ingin mentraktir mereka dengan alasan bab 1 sampai bab 3 nya sudah mendapatkan acc dari dosen pembimbingnya.
"Sok teteh-teteh geulis pesen atuh." Ucap Lucas yang langsung mendapat toyoran dari Mark.
"Pantesan lo ya demen banget ngikut gue ke kampus taunya mau modusin temen-temen gue. Balik sana lo."
"Naha ai maneh.. usaha ieu teh usaha." (Kenapa lo, usaha ini tuh usaha)
Alisha kemudian menempatkan tas laptopnya di hadapan mereka kemudian beralih pada Mark. "Mau indomie dong."
"Sana pesen. Jani mau apa?"
"Samain aja kaya Alisha."
"Oke berarti indomienya tiga sama air mineralnya tiga kang." Ucap Mark pada pelayan di warung kopi tersebut.
"Urang kumaha? Teu di pesenkeun ku maneh?" (Gue gimana? Engga di pesenin sama lo?)
"Pesen sendiri napa manja banget. Udah mending gue bayarin." Sungut Mark.
Setelah itu Mark kembali fokus pada ponselnya namun setelah satu menit kemudian matanya beralih pada sahabatnya. "Bang Jeffrian mau ikut gabung nih, gimana?"
"Gue sih santai aja kan dia ganteng ini." Sahut Alisha setelah meminum air mineral dinginnya.
"Iya engga apa-apa kok ajak aja." Tambah Janita yang langsung di angguki oleh Mark.
"Heh! Lu engga jadi pesen apa-apa?" Tanya Mark pada Lucas yang sekarang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Embung ah indomie mah hayang mie sedap." (Gak mau indomie maunya mie sedap."
Kemudian ada suara dari belakang mereka. "Asik gue ada temen nih yang suka mie sedap juga."
Lucas yang mendengar hal tersebut kemudian merangkul pundak Jeffrian dan mengajak laki-laki tersebut tos ala-ala pria. "Enak kan kang mie sedap, juara lah pokoknya."
Jeffrian menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Lucas, kemudian dia mendudukan dirinya disamping Janita yang sekarang sudah memakan indomie rebus miliknya.
"Jani enak indomienya?"
Janita menoleh sebentar kemudian menyendokan kembali indomienya. "Enak kak. Kak Jeffrian mau?"
Jeffrian mengangguk. "Mumpung laper nih."
Tanpa Janita sangka, tangan lelaki itu mengarahkan sendok miliknya yang sudah terisi mie berserta kuahnya tersebut menuju mulut milik Jeffrian yang langsung di sambut senyuman dengan lesung pipinya.
"Makasih Janita."
"EKHEM PEPET TEROS KANG!! ANGGEP AJA YANG DISINI MAH NGONTRAK KANG."