Hari ini weekend, sudah seminggu lebih sejak kejadian di toilet saat itu
Kupikir seharian ini aku hanya akan menghabiskan waktu dengan tiduran saja dikamar
Aku berjalan keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih setengah basah
"Yiran...sudah bangun belom?" Fokusku di ambil alih oleh teriakan eomma dari balik pintu
"Sudah eomma" ucapku, eomma memang selalu seperti itu, walau aku sudah bangun beliau tetap akan memastikan jika aku sudah bangun atau tidak
"Kalau sudah ayo sarapan, harus ya eomma panggilin seperti ini terus setiap hari" ucap eomma, aku tersenyum, lucu saja mendengar eomma ngomel-ngomel seperti itu
"Ndee eomma, aku kan tidak menyuruh eomma untuk memanggil" ucap ku kemudian membuka pintu kamar dan langsung di hadiahi dead glare eomma
"Hehe mian eomma" ucapku kemudian mengikuti langkah eomma turun kebawah untuk sarapan
Aku menarik kursi yang berhadapan dengan kaka ku, sementara ibuku duduk di sebelah kakak, ayahku? Ayahku bekerja di luar negeri, ia akan pulang saat libur panjang, keluarga ku hidup dengan berkecukupan, ibuku seorang ibu rumah tangga, Kaka ku adalah seorang mahasiswa di universitas salah satu di korea, kakaku bernama Kim Yohan
Keluargaku harmonis dan aku sangat bersyukur atas ini
"Kelamaan kamu saeng, Oppa sudah lapar" ucap kakak saat aku baru saja duduk
Aku hanya cengengesan "mianhae Oppa" ucap ku
Kaka hanya tersenyum untuk membalas karna ibu sudah mulai memberi kami piring yang sudah diisi lauk dan nasi
Kami makan dengan tenang
"Oh iya! Hampir saja eomma melupakannya" ucap eomma di sela-sela makan
Aku menatap eomma bingung "ada apa eomma?" Tanyaku
"Eomma mendapatkan undangan dari teman eomma, anak teman eomma akan tunangan beberapa hari lagi, jadi kalian berdua harus ikut eomma ke pesta, agar kita tidak perlu lagi makan malam dirumah" kata-kata ibu sudah biasa untukku dan oppa, ibu adalah seorang yang sangat hemat, ibu tidak akan menyia-nyiakan atau berpikir dua kali jika itu menguntungkan, aku dan kaka juga sudah biasa mengikuti eomma ke pesta teman-teman eomma
"Ndee eomma" ucapku sementara kaka hanya mengangguk kecil
Selesai sarapan eomma menyuruh ku mencucuci piring bekas sarapan, sementara Oppa kembali ke kamar dan ibu ingin mencuci pakaian, kata beliau
Setelah selesai mencuci piring, aku juga menyapu halaman setelah mendapat teriakan ibu dari dapur luar, aku mulai menyapu halaman rumah yang sudah sangat banyak dedaunan kering yang berasal dari dua pohon yang tumbuh di halaman rumah, dulu ibu sudah menyarankan agar kedua batang pohon ini ditebang saja, namun ayah melarangnya, ayah berkata jika pohon memberi kita oksigen dan menyejukkan, di kota sekarang pun sudah jarang ada pepohonan, jadi ayah berkata jika kita beruntung karena memiliki pepohonan di halaman
Selesai menyapu halaman dan memastikan tidak ada lagi pekerjaan rumah, aku kembali ke kamar dan langsung tiduran, karna faktor kelelahan sehabis menyapu halaman yang begitu luas, tanpa sandar akupun terlelap
___________________________
Aku membuka mataku malas, kulihat keluar jendela kamarku ternyata masih siang karena matahari diluar tampak terik, aku kembali menutup mataku tapi sudah tak bisa terpejam kembali
Aku memutuskan untuk bangun, berjalan ke kamar mandi lalu mencuci wajahku
Kuputus-kan untuk duduk di tepi ranjang, mengambil benda persegi panjang tersebut yang seharian ini belum ku sentuh sama sekali
KAMU SEDANG MEMBACA
[MBAS]
Hayran Kurgu"ayo putus, Kau tahu alasanya!" Dia mengangguk kemudian pergi dengan tubuh yang bergetar ______________ "Pertama, jangan sentuh apapun yang bukan milikmu, hanya status, bukan berarti kau berhak atas segalanya" ucap lelaki itu padanya, ia mengangguk...