1. Pertemuan pertama

727 28 0
                                    

Sekitar enam bulan yang lalu, Ayah Taeyong dan Ayah Harin memutuskan untuk bekerja sama membangun sebuah resort. Kerjasama tersebut berjalan mulus dan hubungan kerjapun mengalir ke arah kerabat. Dari situlah terbesit untuk menjodohkan putra-putri masing-masing demi kelancaran bisnis sekaligus mempererat hubungan kekeluargaan.

"Gamau, Ma. Harin janji buruan cari kerja atau apapun deh tapi please jangan jodohin Harin sama Taeyong Taeyong itu".

"Besok kita cuman dinner bareng keluarga Taeyong, Nak. Kita coba pelan-pelan mulai dari kenalan dulu. Siapa tau nanti keterusan. Ya sayang, ya?"

Tidak ada yang bisa Harin lakukan selain menurut. Kabur? Mana berani. Untuk ukuran pengangguran yang kerjaannya cuma nonton drama sama nongkrong di cafe, gada skill yang bisa diandalkan untuk dijadikan bekal hidup di dunia luar yang 'katanya' kejam.

Harin sudah mencari berbagai alasan untuk menghindari pertemuan itu tapi, alasannya selalu dapat dipatahkan oleh Ayahnya hingga akhirnya, malam pertemuan yang tak dapat dihindarinya itupun tiba.

-----

Makan malam itu diadakan di salah satu hotel milik keluarga Taeyong. Ketika sampai di depan hotel, keluarga Harin disambut dan diantarkan ke tempat pertemuan oleh seorang laki-laki yang sangat ramah. Laki-laki itu mengantarkan Harin sekeluarga ke sebuah ruangan VIP dan ketika dia membukakan pintu, keluarga Taeyong sudah ada di dalam.

 Laki-laki itu mengantarkan Harin sekeluarga ke sebuah ruangan VIP dan ketika dia membukakan pintu, keluarga Taeyong sudah ada di dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat datang, Mr. Shin, Mrs. Shin, dan ini pasti Harin ya?", sambut seorang wanita yang tak lain adalah Ibu Taeyong dengan sangat ramah.

Harin membungkukkan badan sambil tersenyum kemudian memperkenalkan dirinya kepada Ibu Taeyong. Ini baru pertama kalinya dia bertemu dengan Mrs. Lee, tapi di mana orang yang bernama Taeyong? Setelah melihat sekeliling, tidak ada sosok lain yang dilihat Harin selain kedua orang tua Taeyong dan para pelayan yang sedang sibuk menyiapkan hidangan.

"Manis sekali! Persis seperti yang diceritakan Ayah Taeyong selama ini. Mari silahkan du-", kalimat Mrs. Lee terputus begitu mendengar ponselnya berdering. Beliau meminta maaf kemudian izin keluar untuk mengangkat teleponnya.

Tanpa menunggu lama, Mrs. Lee kembali ke ruangan sambil berkata "Taeyong sudah sampai. Mohon maaf jika keterlambatan putra kami membuat Mr. Shin dan keluarga tidak nyaman".

"Dasar, anak ini memang agak susah diatur! Mohon maklum Mr. Shin", tambah Mr. Lee.

"Oh, tidak, tidak apa-apa. Namanya juga anak muda. Apa lagi laki-laki. Pasti begitu. Dulu sewaktu kita masih muda juga bukankah begitu, Mr. Lee? Hahaha", kata Mr. Shin mencairkan suasana.

Rasa penasaran Harin pun terjawab tapi di sisi lain, detak jantungjya berdegup makin kencang hingga terasa seperti akan meledak ketika seorang laki-laki memasuki ruangan dan memperkenalkan dirinya sebagai Lee Taeyong.

End to StartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang