Tentang Jodoh

71 6 0
                                    

"Ayoo kita sudah sampai, yang rapi yaa yang cantik, yang ganteng... Kalo Mamah agak kucel gak apa-apa, biar cantiknya buat Ayah aja". Ucap Ayahnya Isyfa sambil becanda.

"Yeee... Enak aja. Yang penting kan gak menarik perhatian orang lain Yah.. emang Ayah mau dianggap gak peduli sama Isteri" balas Mamah sambil berkaca dan sedikit memakai bedak.

"Yaudah yuk turun".

***

"Abang tunggu dulu ya, Abi turunin dorongan dede sama kursi roda abang dulu... Kamu jangan terlalu banyak gerak"
Kata Ummi.

"Iya Mii..." Jawab Ihsan sambil senyum

Ihsan masih memikirkan, bagaimana Isyfa akan dikenalkan pada orang lain... Tapi Ihsan berusaha menepis itu. Ia berusaha membayangkan anak teman Abi yang ilmuan itu. Seperti apa dia?... Sudah pernah meneliti apa saja?.

Mereka berjalan bersama Ummi mendorong dek Ali, Abi mendorong Ihsan dengan hati-hati agar tak terlalu terguncang-guncang. Ihsan gemas sekali melihat adiknya yang masih bayi.

***

"Ayah, ayah sama Mamah duluan aja... Ka temenin aku ke toilet dulu yuk" ucap Isyfa.

"Ayah sama Mamah tunggu di sana yaaa, area piknik dekat air mancur"

***

"Assalamu'alaikum... Ridwan..." Sapa suara hangat yang mengenalinya dari jauh.

"Wa'alaikumussalam... Nuruzzaman, lama sekali Kita tidak jumpa kawan".

Ihsan kaget ada yang memanggil Abi dengan panggilan Ridwan, ternyata beliau sahabat Abi yang dulu nyaris diceritakan Abi saat Ihsan di rumah sakit waktu dulu ia jatuh pingsan setelah event yang dia buat di perumahannya bersama Rafi, Hani dan Isyfa.

"Anakmu kenapa, di kursi roda?" Tanya teman Abi itu.

"Dia kecelakaan waktu pulang dari Belanda kemarin"

"Jadi dia si genius itu?"

Mendengar itu Ihsan langsung berkata "Abi pasti berlebihan ceritain abang nih"

Mereka tertawa renyah...

"Oiya anakmu yang Ilmuan itu mana?"

"Sebentar... Dia sedang menemani adiknya"

Isteri mereka tengah asyik berbincang hangat melihat si bayi, berbincang tentang bayi dan banyak hal, bagaimana mengurus bayi laki-laki atau perempuan dan lain-lain.

Ihsan melepas Kaca matanya dan mengucek-ngucek matanya lalu menggunakannya lagi... Seolah tak percaya melihat Ka Arifin dan Isyfa dari jauh!

"Isyfa dan Ka Arifin?" Ihsan berkata agak keras.

Membuat Teman Ayahnya menengok ke arah Ihsan memandang.

"Kamu kenal mereka?!" Tanya Teman Abinya itu.

"Iya... Gak salah lagi... Itu Ka Arifin dan Isyfa temanku!".

"Tunggu!... Belanda?!... Kamu kemarin baru pulang dari belanda dan kamu kecelakaan pesawat?!"

"Iya Om!"

"Berarti kamu?! Berarti yang Arifin dan Isyfa maksud itu kamu!". Ucap kawan Abinya itu dengan mata berbinar.

"ISYFAAA!!!... AARIFIIN!!!..." Panggil Ayahnya dengan keras agak berteriak, karena dua bersaudara itu berjalan terlalu santai dan tidak menyadari Ayahnya bersama siapa.

"Isyafa?..." Ummi sontak kaget mendengar nama itu.

"Kamu... Ibunya Isyfa?!..." Spontan Ummi bertanya pada wanita di depannya itu.

SaujanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang