aku bukan penikmat kopi #2

17 3 0
                                    

Happy reading....

Kau tau aku ini tak menyukai kopi. Pernah aku mencicipinya, rasanya bener bener pahit dan setelah itu aku berjanji pada diriku sendiri aku tidak akan lagi mencicipi kopi. Rasanya pahit sekali seperti minum obat. Rasanya begitu terasa di tenggorokan ku.

Lalu aku dan teman ku singgah di sebuah tempat makan di pinggir jalan. Kami sama sama haus kala itu, seperti biasa aku memesan es teh manis karena cuaca sedang panas dan teman ku memesan kopi.

Setelah kedua pesanan kami datang aku segera meminumnya. Kalian tau rasanya seperti apa? Hambar, rasanya seperti air putih yang hanya di beri es. Teman ku menawarkan kopi miliknya.

Tidak tau mengapa rasa manis yang biasa ku rasakan kini hilang digantikan rasa hambar dan aku malah lebih tertarik pada kopi milik teman ku.

"Tehnya hambar?" Tebaknya yang tepat sasaran. Mungkin ia melihat wajah ku yang tidak seperti biasanya setelah minum teh.

"Yah begitulah." Jawabku.

"Sudah kuduga." Ucapnya pada ku begitu yakin.

"Tentang apa?"

"Tentang kau yang begitu menyukai manis." Balasnya sambil tersenyum kecil, awalnya ku kira ia akan membahas tentang aku yang tidak menyukai kopi.

"Hah?" Aku bener bener tidak paham apa yang ia ucapkan.

"Sudah lah, lebih baik kau cicipi saja dulu kopi ku." Ia mendorong cangkir kopinya mendekat kearah ku.

Secara perlahan cangkir itu mendekat dan juga perlahan bibir dan lidah ku mengecap rasa kopi yang pahit itu. Seteguk sudah ku coba dan yah, "Tidak buruk juga." Setelah dicoba rasanya tidak terlalu buruk. Entah kenapa rasa yang dulu begitu tidak enak saat menyentuh lidah ku kini rasa itu terasa biasa saja.

"Bagi penikmat kopi rasa pahit itu yang menjadi teman terbaiknya." Katanya sambil melihat ku dan meminum teh miliki ku.

"Jika kau sudah paham pahitnya hidup." Katanya lagi.

"Dulu aku juga sama seperti mu, tidak menyukai kopi karena pahit tapi sekarang aku sangat menyukainya karena pahit." Aku hanya tersenyum mendengarnya, setelah aku mencoba sendiri rasa kopi itu aku mulai paham yang ia ucapkan padaku.

"Sepertinya mulai sekarang aku jadi penikmat kopi." Kataku sambil tersenyum lebar.

"Meskipun pahit." Tambah ku sambil tersenyum. Sekarang aku paham, teh yang manis bisa terasa biasa saja di lidah meski gula yang di tuangkan sudah banyak, karena terlalu sering merasakan manis lalu saat kopi hitam yang rasa pahitnya lama lama akan terasa biasa saja.

"Dan kau tau kopi itu menggambarkan kehidupan." Katanya pada ku sambil menunjuk kopi miliknya yang berada deket dengan ku.

"Contohnya?"

"Saat kau meracik kopi dan kau terlalu sedikit memberikan gula maka akan terasa terlalu pahit, dan saat kau terlalu banyak memberi gula maka terasa terlalu manis pula."

"Begitu juga dengan hidup, jangan terlalu pahit dan juga jangan terlalu manis."

"Jangan karena kau merasa terlalu sering merasa sedih sampai kau lupa kau pernah merasa bahagia dan saat kau terlalu sering merasa bahagia jangan lupa rasa sedih bisa datang kapan saja."

"Yah kopi itu enak." Kata ku mengakhiri percakapan.

010120

Thanks....

Penikmat KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang