"Apakah kau tidak mengingatku?"
Seonghwa mengernyit. Ia benar-benar tidak mengerti arah pembicaraan suaminya ini.
"Mengingat apanya, Hongjoong? Berbicaralah dengan jelas, kau membuatku bingung,"
Hongjoong menatap kosong ke arahnya.
"Ah, benar. Aku tidak seharusnya diingat."
Perkataan itu masih terus membekas diingatan Seonghwa. Hingga hari ini. Di pagi ini.
Seonghwa sudah terbangun sejak sejam yang lalu. Sekarang sudah pukul delapan. Ia tengah menonton tv sambil melahap nasi beserta lauk pauknya. Ia merasa sangat lapar.
Hari ini, dokter telah mengizinkannya untuk pulang. Dengan catatan, ia harus selalu berhati-hati dalam menjaga kandungannya. Karena kandungannya sangat rentan dengan ancaman keguguran.
Ia tidak melihat Hongjoong sedari tadi. Mungkin pria itu sudah berangkat bekerja. Ia tidak ingin mengambil pusing.
Pemuda manis itu tahu jika suaminya seorang idol. Tapi, ia tidak merasa 'tersanjung' atau apalah itu. Baginya apa yang ada di diri Hongjoong bukanlah sesuatu yang membanggakan. Hanya ada rasa benci. Ia merasa heran dengan wanita-wanita di luar sana yang sangat memuja suaminya, pria iblis yang seperti malaikat jika di depan kamera.
Kriet
Seonghwa menoleh ke arah pintu. Terdapat Hyungwon, Hoseok, dan Hyunwoo yang berjalan menghampiri ranjangnya. Ia tersenyum tipis saat matanya bertemu dengan Hyungwon. Tolong diingat bahwa Seonghwa masih mengagumi senyuman manis Hyungwon walaupun ia sudah bertunangan.
"Tuan, mari, saya antarkan pulang,"
Seonghwa mengerucutkan bibirnya.
"Harus sekarang?" ia mendongak. Terlihat sangat menggemaskan. Namun, reaksi Hyungwon hanya tersenyum.
"Ya tuan. Tuan Hongjoong sudah menunggu di depan,"
Mendengar nama itu, mood Seonghwa langsung buruk. Ada apa lagi pria itu? Kenapa harus menunggunya? Seonghwa bahkan tak berharap sama sekali dijemput olehnya. Senyum sumringahnya langsung luntur seketika. Seonghwa mencebik.
"Kenapa harus dia? Dia tidak bekerja?"
"Tuan Hongjoong sedang izin, ia yang berinisiatif menjemput Anda, tuan." ucap Hoseok. Seonghwa masih menaruh rasa dendam terhadap pria berotot itu. Mulai dari penculikan, disekap, bahkan sekarang, ia sudah bertunangan dengan Hyungwon. Fakta itu membuat Seonghwa sangat kesal melihat wajahnya.
"Kenapa tiba-tiba sok perhatian? Apa mau si iblis itu?"
Seonghwa mendengus. Pemuda manis tersebut masih tetap duduk di ranjang. Tidak bergerak sedikit pun dari sana.
"Saya harap, Anda segera bergegas, tuan. Saya takut, tuan Hongjoong kembali mengamuk," perkataan Hyunwoo membuat Seonghwa menoleh. Ia memasang wajah tidak peduli.
"Aku tidak peduli, terserah dia saja, lagi pula, iblis itu tidak akan berani berbuat kasar sekarang," Angkuh sekali perkataan pemuda manis ini. Membuat Hyungwon, Hoseok, dan Hyunwoo bergidik ngeri.
"Maaf, tuan, jika saya lancang, seharusnya tuan tidak boleh menganggap remeh tuan Hongjoong," Hoseok kembali berkomentar. Memang benar, Hongjoong tidak boleh dianggap remeh. Ia memiliki sisi yang sangat kejam, seperti psikopat. Tidak boleh dianggap remeh.
Seonghwa masih saja tetap pada pendiriannya. Ia sangat malas jika berhadapan dengan suaminya. Entah kenapa, antara benci dan tidak, terkadang ia benar-benar muak saat melihat suaminya, dan terkadang ia juga berharap suaminya sedikit lebih lembut atau perhatian kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare | seongjoong / joonghwa [✓]
Fanfiction[REPUBLISHED] Mimpi buruk. Bertemu dengannya benar-benar sebuah mimpi buruk. Iblis berlagak malaikat itu berhasil menipu semua orang hanya dengan tatapan matanya. Suaranya dan juga senyuman manisnya. Dosa apa aku sehingga harus berhadapan dengan man...