Adik Ipar?

47 7 9
                                    

" Lo tunggu di sini." Titah Junior kepada Kayanna ketika mereka baru saja berhenti di depan sebuah toko boneka.

" Gue mau ikut."

" Gak!"

" Pokoknya gue harus ikut!" Kayanna bersikeras.

" Enggak, Kayanna." Junior menambahkan nama gadis itu di akhir kalimat sebagai pertanda bahwa ia benar-benar tidak ingin gadis itu ikut.

" Ikut, Jun!"

" Enggak!"

"IKUT!

Junior mendengus kasar. Kali ini Kayanna yang menang.

" Oke. Tapi lo jangan ganggu."

Kayanna menggangguk riang.

" Gue janji," Kayanna menyodorkan jari kelingkingnya kepada Junior.

" Apaan?"

" Tanda gue udah janji."

" Lebay." Junior mengabaikan Kayanna yang tertegun dengan jari kelingkingnya yang masih terangkat ke udara.

Mereka berjalan beriringan menuju pintu toko. Hawa dingin dari AC mulai menerpa wajah tirus keduanya. Ya, mereka memiliki bentuk wajah yang hampir sama.

Serta-merta Junior berjalan mengelilingi toko. Sudah sibuk mencari-cari sesuatu.

" Lo cari boneka buat siapa? Buat Dara?" Kayanna bertanya takut-takut.

Junior menggeleng.

“ Terus? Buat siapa?”

“ Adik gue.”

Kayanna mengembuskan napas lega. Ia bisa bernapas kembali.

" Oh, gue bantu cariin ya?"

" Gak usah."

" Boleh ya..."

" Kan gue udah bilang tadi jangan ganggu." Kata Junior tegas.

Tidak dapat terhitung berapa kali Kayanna memaksanya. Jelas-jelas Junior tidak akan mengalah dengan mengabulkan permintaan gadis itu—untuk saat ini.

“ Tapi kan gue niatnya ngebantuin. Bukan ngeganggu.”

Junior memelotot. Dari situlah, Kayanna mengerti, bahwa Junior memang benar-benar tidak mau dibantu.

" Oke-oke kalau gitu. Gue yakin lo pasti butuh bantuan gue. Lihat aja nanti."

" Oh ya?"

Junior mengabaikan Kayanna lalu kembali sibuk mencari boneka yang bagus untuk adik tercintanya. Bodohnya, Junior tidak tahu boneka apa yang menjadi kesukaan adiknya. Sudah setengah jam mereka ada di toko tersebut. Junior masih belum menentukan boneka mana yang akan ia beli.

" Udah ketemu bonekanya?" Kayanna menghampiri Junior yang tengah kebingungan.

" Belum."

" Adik lo itu cewek atau cowok?"

" Cewek. Lo gak liat di sini boneka semua?"

Kayanna berdeham, " Iya juga ya. Adik lo kelas berapa?"

" Kelas 2 SD."

Kayanna tampak mengamati sekitar. Kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri. Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk dagu. Seolah sedang berpikir. Pada akhirnya, mata Kayanna tertuju kepada boneka yang terdapat di sudut toko, berjejer di rak paling atas.

" Tuh! Boneka buat adik lo." Tunjuknya.

" Mana?" Junior memicingkan matanya—berusaha mencari boneka yang Kayanna maksud.

Verruckte LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang