"00:00"

71 11 3
                                    

senin, 21 agustus 2017

hari ini masih harus bangun pagi dan menjalani aktifitas sekolah yang sangat-sangat membosankan, mengikuti pelajaran dan masih disibukkan dengan berbagai macam tugas, ulangan harian dan tugas kerja kelompok yang menumpuk. aku rasa hari senin sampai jumat sore itu adalah hari yang tidak ingin dilalui setiap pelajar, rasanya hanya ingin jumat malam sampai minggu sore saja yang harus dijalani. tapi apa daya aku hanya seorang pelajar kelas 2 sma yang disibukan dengan hal-hal berbau belajar dan diserang berbagai pertanyaan mau lanjut kuliah dimana, jika sudah mendapat pertanyaan itu seketika aku ingin hilang dari bumi.

disekolah aku dikenal sebagai seorang perempuan yang heboh dan rame, seringkali mendapat julukan toa tapi hal itu bukan masalah besar menurutku dan malah aku menjadikan itu sebagai ciri khas diriku. lucu bukan? tetapi ya inilah aku.

setiap bertemu orang baru atau berkumpul dengan teman, aku selalu ingin membuat suasana menjadi lucu dan menyenangkan. rasanya aku hanya ingin membuat orang disekitarku tertawa dan senang, sejenak lupa akan masalah yang mungkin sedang terus menerus mengganggu pikiran / mengacaukan suasana hati.

tetapi dibalik sifatku yang ceria, heboh, berisik dan ingin terus membuat orang-orang tertawa ada saat dimana aku bisa menjadi perempuan yang paling menyedihkan didunia. mengingat setiap orang pasti selalu memiliki masalah hidup dan ya aku salah satu orang itu, mempunyai masalah hidup yang aku sembunyikan dari semua orang, entah karena aku takut orang lain mengkhawatirkan aku atau karena aku tidak ingin orang lain melihat sisi kelam dari hidupku.

aku akan menceritakan kisahku dengan seseorang yang pernah menjadi alasan bahagiaku, entah memang ini takdir yang sudah ditentukan atau bagaimana. tetapi setidaknya aku menemukan dan pernah merasakan bagaimana memiliki seseorang yang bisa menjadi alasan bahagiaku, terdengar klise tetapi ini nyata dan benar-benar terasa membekas.

semua ini dimulai saat teman sekelasku, jeffrey mengajakku kesebuah acara remaja digereja, pada saat itu jeffrey yang merupakan panitia dari sebuah kegiatan remaja gereja dibingungkan dengan masalah kelompok memasak. aku yang diajak bergabung acara itu awalnya merasa sangat malas dan takut susah bergaul dengan orang-orang diperkumpulan remaja itu, mengingat nantinya akan bertemu orang-orang sebaya dan pasti pertemuan awal akan terasa aneh.

entah angin dari mana jeffrey benar-benar setiap hari entah berbicara langsung atau chatting, mengajak untuk datang dan membantunya dengan acara lomba memasak yang diadakan perkumpulan remaja itu. aku benar-benar dimohon untuk datang dan bergabung kedalam kelompok memasaknya, alasan terbesarnya karena ia menjadi ketua kelompok dan ia tidak mengenal satupun anggota perempuan dikelompok yang sudah ditentukan itu.

karena aku sudah sangat malas setiap hari mendengar rengekan permohonan itu akhirnya aku menerima ajakannya untuk datang dan membantu kelompoknya lomba memasak, dengan syarat aku mengajak emily teman dekatku untuk datang dan menemaniku diperkumpulan remaja tersebut.

jeffrey selaku ketua kelompok memberitahuku isi anggota kelompok lomba memasak tersebut hanya ada 3 perempuan dan 5 laki-laki, dan parahnya perempuan yang bisa datang dihari itu hanya ada 1 orang. jujur saja dari awal aku sudah tidak ada harapan untuk menang, karena aku jadi ikut acara gereja tersebut akhirnya kelompok lomba memasak totalnya ada 8 orang, laki-lakinya ada 5 orang dan 3 perempuan sudah termasuk aku dan emily.

tbc-

🕊🕊🕊

Midnight | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang