My killer lecturer

3.7K 194 85
                                    

"Bisa nulis nggak sih kamu? Masa skripsi acak-acakan begini" bu Marlin menatapku tajam dari balik kacamata tebalnya yang dibingkai kawat tipis.

Bu profesor Marlin ini, tampangnya edisi kolonial gitu. Walaupun umurnya masih dibawah ibuku, tapi kayaknya masih lebih modis ibuku. Bajunya sering-sering berupa cardigan yang- maaffff bu prof- agak kumal gitu deh. Dalamannya rok terusan bermotif bunga besar-besar berwarna suram. Heran juga, kenapa itu bunga sesuram itu. Mustinya bukannya bunga itu dimaksudkan mencerahkan hari-hari ya?

Bruak!

"Amara! Kau dengar yang saya katakan tidak?" Bu Marlin menggebrak meja hingga aku tersadar dari lamunanku. Astajim! Sabar buk...esmosi nggak baik buat kesehatan ibuk. Satu lagi..bu Marlin ini terkenal moody banget. Kalo pas baik, traktiran satu kantin juga oke. Tapi kalau pas galak....makanya dia dijuluki Lady Killer.

"I..iya bu...maaf..."ujarku lirih.Mengkerut di hadapannya. Padahal sebenarnya kalau sedang berdiri, beliau ini cuma setelingaku tingginya.

"Generasi muda jaman sekarang ini memang maunya yang instan-instan saja. Kebiasaan menulis sms dan status di sosial media sih. Jadinya alurnya nggak teratur, idenya melompat kesana kemari." Lah! Udah kayak upacara bendera aja ini. Pake diceramahin. Tapi ya..sebagai pembimbing skripsiku, beliau ini termasuk disiplin dan disegani. Bimbingannya tak pernah meleset dan mahasiswa yang dibimbingnya terkenal lulus dengan baik. Jadi aku berusaha menebalkan telinga demi meraih nilai baik.

"Jadi begini Amara, kamu buat dulu ide utama yang mau kamu tulis dari variabelmu yang ini, lalu baru kamu buat yang ini...." Bu Marlin berbicara panjang lebar dengan suara yang lebih tenang sekarang. Beliau mencoret-coret draft skripsiku.

"Baik bu..terimakasih bu. Saya permisi dulu." ucapku sopan dan segera berlalu dari hadapannya.

"Amara!"

Astaga! Apalagi ini bu Marlin memanggilku. Entahlah..aku yang selalu ceria dan tak kenal takut, mendadak selalu kelu tiap bimbingan. Hal yang sudah tersusun rapi di otakku mendadak menguap tiap ketemu beliau.

"I..iya bu?" aku berbalik menatapnya.

"Revisinya saya minta 2 hari lagi. Karena setelahnya saya keluar kota. Jangan banyak alasan sibuk ini itu. Saya juga sibuk. Tapi masih sempat mengerjakan banyak hal."

"Baik bu. Siap!" aku tersenyum semanis mungkin dan mengangguk sopan.

Bagaimana mungkin aku bisa segera menyelesaikan skripsi. Aku kan super sibuk! Sibuk baca cerita di wattpad, sibuk bikin cerita di wattpad. Hahahahaha...yes i am. Aku salah satu penulis amatir di wattpad. Sejak menemukan wattpad, aku nggak bisa berhenti baca cerita-cerita disitu dan berbagi cerita yang lahir dari imajinasiku.

"Hey..dah lama?" Vany menepuk bahuku lalu duduk di hadapanku. Di tangannya sudah ada semangkok bakso. Aku menunggunya di kantin sambil serius menyusuri tabku.

"Lumayaann.." dengan mata masih serius menatap tabku, tangan kananku menusuk bakso di mangkuk Vany dan memasukkan ke mulut sekali lahap. Enak juga bakso ini, ada telur puyuhnya di dalamnya.

"Kutukupreeeett..Itu save the best for lasssst." Vany memekik jengkel. Dia ini jenis manusia yang suka memakan makanan yang tidak dia sukai lebih dulu dan menyisakan yang paling dia sukai untuk penutup.

"Ma..haapp.." ujarku geli dengan mulut penuh bakso.

"Ck...makanya taruh dulu tabnya kalo lagi makan. Baca wattpad mulu." Vany masih ngomel-ngomel. Pipi tembemnya makin menggemaskan. Hihihi.

"Iya..iya bentar..nanggung niihh..ceritanya lagi seru banget. Author favoritku barusan apdet ceritanya." Aku masih saja serius membaca di tabku.

Author favoritku ini namanya Kembang Desa. Namanya norak banget kan. Tapi tulisannya sumpah keren abiss! Alurnya bagus, penokohannya kuat dan pemilihan kata-katanya itu lhooo..bisa bikin kita merinding, menangis dan tertawa. Kadang-kadang bisa menginspirasi banget, kadang bisa koplak banget dan kadang bisa bikin adem panas klo pas nggambarin adegan mesum. Bener-bener kalah dah jagoan neon. Jagoan banget ini pokoknya author favoritku.. Tiap apdet part baru, buuuhhhh...yang ngasi bintang se galaksi bimasakti semua diboyong ke lapaknya dia. Komennya juga segambreng.

My killer lecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang