Jangan lupa vote terlebih dahulu ya! Dan jangan lupa komen juga Terima kasih :)
🎀🎀🎀
"Hoy!" sapa Mahera sambil membunyikan klakson motor. Seseorang yang disapa Mahera diam tidak merespon.
Mahera kembali menyapa seseorang yang mengenakan seragam yang sama dengannya.
"Hoy! Mau ke mana?"
Cowok yang mengendarai motor vespa dengan helm bogo berwarna putih itu membuka kaca helm-nya.
"Siapa?"
"Elo, mau ke mana?" ulang Mahera, sambil menujuk-nunjuk pada cowok itu.
"Gua? Pulang," jawab cowok itu.
"Oh, iya. Sama kita juga mau pulang. Ya udah kita duluan. Lo hati-hati," cetus Mahera sambil senyum-senyum tidak jelas.
Ketika motor yang dikendarai Mahera sudah menjauh dari motor vespa milik pengendara yang mengenakan helm bogo berwarna putih. Dearni lantas bertanya pada Mahera.
"Siapa tadi?"
"Apanya?"
"Orang tadi siapa?"
Mahera tak lantas menjawab pertanyaan Dearni. Ia malah tertawa-tawa kecil tidak jelas. Dearni yang melihat tingkah aneh Mahera dari balik kaca spion pun mencubit gemas pinggang Mahera.
"A—aduh, aduh. Apa sih!" tandas Mahera.
"Abis gua tanya malah senyum-senyum gak jelas!" Mahera kembali tersenyum.
"Tuh, 'kan! Tadi siapa sih?!"
"Gak tau!" sahut Mahera.
"Hah?! Gak tau?"
"Ya memang gak tau."
"Terus kenapa Kakak panggil dia tadi?"
"Iseng."
"Iseng?!" tukas Dearni.
"Iya. Lo gak tau gimana serunya menyapa orang tapi kita gak tau dia siapa." Mahera kembali tertawa. Mungkin teringat wajah seseorang yang ia sapa dengan wajah penuh kebingungan.
"Lo gak tau gimana muka dia tadi pas gua sapa, sih—sumpah lucu banget tadi mukanya!" terang Mahera.
"Dasar iseng banget!" ungkap Dearni.
"Kapan-kapan lo harus cobain!"
***
Mahera dengan keputusannya sendiri berjalan masuk menuju halaman rumah Dearni. Sementara itu, Dearni tidak tinggal diam. Ia menarik lengan baju Mahera.
"Kak jangan masuk udah ku bilang ga boleh."
"Lo tuh, pelit banget sih. Gua ga mau maling tapi, gua cuma mau numpang ke kamar mandi," ucap Mahera dengan tatapan tajam membuat Dearni memberengut.
Mahera bahagia dengan ucapannya. Ia pun segera melepaskan sepatunya di teras rumah dan masuk ke dalam rumah. Pandangan Mahera meniti setiap inci segala sesuatu yang berada di ruangan. Kaki Mahera pun terhenti tiba-tiba kala ketika ia melihat seseorang yang sedang duduk asik di ruang tamu.
Dearni menabrak tubuh Mahera yang tiba-tiba ia berhenti berjalan. Ia mendengus kesal, namun ia sudah diberi isyarat pada Mahera agar tidak berisik.
"Wey yang udah pacaran mah beda!" teriak Mahera tiba-tiba.
Dearni membelalak 'kan mata ketika Mahera berteriak. Ia segera mencubit lengan Mahera. Diiringi rintihan kesakitan dari Mahera, Dearni tersenyum puas. Pasalnya Mahera baru saja melihat secara langsung romantisme Afat dengan Disnika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Luka
Novela JuvenilFaras Mahera Putra adalah seorang pentolan di SMA Valletta Nusantara. Dia ingin sekali menghancur hidup seorang gadis bernama Dearni. Karena dia atau lebih tepatnya orang tua dari Dearni telah membuatnya terusir dari rumahnya sendiri dan membuatnya...