My Baby [NamJin]

1

"Jinseok"

Namjoon memanggil sekali lagi. Orang yang dipanggilnya sama sekali tak menyahutinya meski ini sudah panggilan ketiga kalinya.

Dan kali ini iapun akhirnya menepuk pipi putih itu sedikit keras.

"Aduh"

Akhirnya sadar juga pikirnya.

"Apa yang kau pikirkan?" tanyanya penasaran.

Seokjin mencebik sambil memegang pipinya dramatis.

"Kenapa memukulku?!" tanyanya balik dengan nada tak terima.

"Aku hanya menepuk pelan"

"Kau memukulku!"

"Yah, terserahmu saja. Sekarang jawab aku, apa yang kau pikirkan?"

Seokjin diam. Kemudian berdiri dari duduknya dan berniat pergi.

"Jangan kabur"

Namun tangannya ditahan oleh sang suami yang nampak tak puas kalau belum mendapatkan jawaban.

"Jinseok, kau mendengarkanku kan?"

Hingga Seokjin kembali duduk setelah pertanyaan yang mengandung makna dalam.

"Aku tidak tahu"

"Kau lelah?"

Seokjin menggelengkan kepalanya.

"Kau bosan?"

Gelengan kepala kembali Seokjin berikan.

"Aku mengantuk. Ingin tidur saja"

Namjoonpun akhirnya melepaskan tangan itu dan membiarkannya pergi.

Ia berpikir sejenak disana, sebelum akhirnya menyusul sang istri ke kamar.

"Bagaimana kalau jalan-jalan?"

Seokjin yang mulai bergelung di dalam selimut itu mulai menunjukkan rasa antusiasnya.

"Kemana?"

"Terserah. Wajahmu jelek kalau cemberut begitu"

Namjoon mendekat dan ikut masuk ke dalam gulungan selimut Seokjin.

"Aku jelek?"

"Ya, jelek dan gendut"

Plak~

"Kau tidur di luar saja!"

Seokjin berbalik dan memeluk gulingnya kuat. Membelakangi Namjoon.

"Tidak mau. Ini kamarku"

Jika Seokjin menjauh, maka Namjoonlah yang mendekat dan melingkarkan tangan kekarnya di pinggang Seokjin dan kepala yang berada di ceruk leher si jelek nan gendut itu.

"Aku menginginkannya" bisiknya.

"Aku mengantuk"

"Aku janji tidak akan lama"

"Benarkah?"

"Eum"

"Apa balasannya?"

"Kau bisa meminta semaumu saat jalan-jalan besok"

Seokjin melepaskan gulingnya dan berbalik. Menatap serius ke arah sang suami yang sudah seperti tidak sabaran.

"Janji?"

"Ya"

"Ya sudah, lakukan saja"

-*123*-

Seokjin memukuli gumpalan dalam selimut itu dengan kuat. Kekesalan luar biasa dapat terlihat jelas di wajah putihnya yang mulai memerah.