Dua Puluh

16 2 0
                                    

Benar saja,aku melihat sendiri bagaimana mama melontarkan kata cerai dengan mudahnya. Aku yang waktu itu merasa bahagia dengan keadaan Jeno yang membaik dengan keluarganya,tapi tidak dengan keluargaku sekarang. Aku sangat dijatuhkan menjadi kepingan rapuh yang mungkin tak akan pernah dapat kembali lagi.

Sore itu,aku bersiap siap untuk menemui Jeno di taman yang seharusnya kita sudah janjikan. Niatku yang ingin menaruh gelas yang berada dikamarku,aku berjalan ke pintu kamarku,namun sayang aku justru kendengar sesuatu yang membuatku sakit.

"Mas,kamu harusnya ngertiin anak anak terutama Hera,apa kamu ga punya rasa perhatian langsung ke dia? Perlahan dia pasti bosen liat kamu kaya gini terus"

"Terus kamu mau aku gimana? Aku kerja buat kalian. Buat nyekolahin Hera,nguliahin Kai,ngehidupin kalian yang ga sedikit,yang protes itu kamu bukan anak anak"

"Kerja buat kita? Apa yang kamu dapet selama belasan taun kerja disana? Kamu bisa nyekolahin Hera? Kamu yang biayain Kai kuliah? Itu yang kamu bilang. Terus kemana sisanya? Kemana uang yang seharusnya kamu janjiin buat kita punya kehidupan lebih baik? Mana? Jangan kira aku ga tau apa apa selama ini"
"Kamu selingkuh kan? Kamu main sekretarismu dan kamu abisin uang itu buat cewe ga jelas itu!"

"Kalo iya kenapa,bagus kalo kamu tau sekalian?! Aku cape Yeon,pulang kerja ga dihargai,protes terus,ga pulang kerja apa kamu peduli sama keadaan aku? Inget ya,apa yang aku lakuin karna ulah kamu sendiri"

Mamaku sudah menangis tersedu sedu,sedangkan aku? Aku berusaha untuk tidak mengeluarkan suara sekecil apapun.

"Itu yang kamu masalahkan? Oke,aku minta cerai dari kamu. Itu kan yang kamu mau?"

Aku sangat terkejut dengan pernyataan mamaku. Dadaku langsung sesak,aku seolah mati kaku ditempat,aku ingin lari tapi seperti di tahan,semua air mataku sudah mengumpul di pelupuk dan akhirnya jatuh dengan sempurna.

Praannggg...

Kedua orang tuaku menyadari kehadiranku yang sama sama disambut tidak baik. Aku langsung berlari ke pintu utama lalu pergi ke tempat yang di janjikan Jeno.

💫💫💫

Bahkan hingga saat ini seorang Jeno tak ingin melepaskan Hera barang sedikitpun,ia takut. Ditengah tangisannya tadi Hera sangat kacau dan melontarkan kata kata yang seharusnya tidak ia katakan. Bunuh diri.

Sudah cukup Jeno pernah kehilangan seorang Yenadian Crystal dimasa lalu dan jangan sampai hal itu terjadi lagi.

Mereka masih di taman dan Jeno ingin membawa Hera pulang ke rumahnya,namun tak lama seseorang memanggil nama mereka dan menghampiri. Itu Somi,Yeri dan sahabat karib Jeno.

Hera yang memang belum reda akan tangisannya langsung memeluk Somi dan Yeri dengan erat seolah tak ingin pergi jauh dari mereka.

"Hera lo darimana aja sih? Kita khawatir tadi nyokap lo telfon kita" kata Somi

"Beb bawa balik aja dulu" kata Hyunjin yang menepuk pundak Somi.

Hera melepas pelukannya.

"Gue ga mau pulang Dower!" Cerca Hera

Semuanya berusaha menahan tawanya.

"Lagi nangis sempet aja ngata ngatain" gerutu Hyunjin.

"Dibawa ke rumah elo dulu Yer gapapa kan?" Kata Han.

Yeri mengangguk dan akhirnya mereka bersinggah dirumah Yeri untuk sementara.

AmigdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang