2

12.7K 1.4K 181
                                    

"Langsung ke rumah Yoongi ya"

Seokjin memakai sabuk pengamannya sambil tersenyum lebar. Memangku tas berisi mainan yang akan ia berikan pada anak itu.

"Jangan lama-lama" peringat Namjoon yang diberi anggukkan singkat oleh Seokjin.

Merekapun melaju santai di jalanan lengang itu. Tak butuh waktu lama untuk mencapai kediaman yang mereka tuju.

Namjoon memarkirkan dengan mulus di pelataran rumah yang tidak kecil itu.

"Kau tidak turun?" tanya Seokjin.

"Tidak, kau saja"

"Mana boleh begitu. Pokoknya harus turun"

"Jangan memaksaku"

"Turun, Namjoon"

Seokjin bahkan membukakan pintu sebelah Namjoon dan menarik paksa pria itu agar mau keluar.

"Astaga"

Dan dengan terpaksa, akhirnya pria yang lebih tinggi darinya itu mau turun juga.

Menggandeng lengan kekar itu agar tidak kabur darinya. Berjalan beriringan menuju pintu depan lalu menekan bel.

Tak lama, keluarlah sosok pria bersenyum matahari menyambut mereka.

"Wah, ada apa ini?"

"Kami ingin bertemu Yoongi" jawab Seokjin mewakili.

Hoseok, si tuan rumah itu menatap ragu pada Namjoon. Tidak mungkin 'kami' itu termasuk Namjoon kan?

"Ya sudah, masuk saja"

Seokjin tersenyum lebar sambil melenggang masuk, masih menggandeng si suami agar mengikutinya.

-*123*-

"Kenapa kau jadi penurut begini?"

Namjoon yang tengah menikmati camilan yang disuguhkan padanya itu berdecih.

"Sekarang kau jadi semakin lembek, terutama pada Seokjin" lanjut Hoseok.

"Aku tidak begitu"

"Akui saja. Aku justru mendukung kau yang begini"

"Kenapa?"

"Karena kau merasa tidak sendiri dan memiliki alasan untuk hidup selain bekerja"

Namjoon menyandarkan punggungnya ke sofa, menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil mendongakkan kepalanya.

"Alasan untuk hidup ya? Kau berlebihan"

"Kehidupanmu terlalu monoton selama ini. Aku saja malas melihatmu"

"Sialan"

"Tapi Seokjin menyelamatkan kemonotanmu itu"

Namjoon mencebik kesal. Hanya ada mereka berdua disana. Sementara orang yang dibicarakan tengah berada di ruang bermain khusus di rumah itu.

"Yoongi menyukainya?"

Memberikan hadiahnya pada si empu.

"Unya Yuni!"

"Yoongi pintar sekali bicara ya sekarang"

"Yah, anak ini lebih cepat bicara daripada berjalannya. Mulutnya lebih cepat belajar daripada tubuhnya"

"Tapi sekarang sudah bisa berlari kan"

"Heum"

Dan Seokjin tidak sendiri. Selain Yoongi, ada pula Ibu dan adik dari anak itu.

"Kalau Tae bagaimana?" tanya Seokjin lagi. Nampak antusias.

"Sudah bisa duduk dan tengkurap sendiri sekarang"

My Baby [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang