Secundum

14 1 0
                                    

Terlihat sosok gadis kecil yang berjalan perlahan dan memerhatikan setiap sudut taman seperti sedang mencari sesuatu

dan tiba-tiba berhenti

Ia melihat seorang pemuda tampan berumur sekitar 10 tahun yang bersembunyi di bagian bawah perosotan kayu

"Taehyung.. kau baik-baik saja?"

"T-tidak Sherly aku tidak mau kesana" ucapnya gemetar

"Taehyung liat aku, semua akan baik-baik saja, percayalah, aku bersamamu" gadis kecil itu menggenggam erat tangan pemuda itu yang usianya tidak beda jauh darinya hanya beda 3bln darinya, gadis itu lebih tua dari pemuda itu

"B-bagaimana jika mereka mengejekku dan melempari aku dengan batu lagi? Tidak Sherly aku tidak mau" ucapnya masih gemetar

"Hey lihat aku.." gadis itu mengenggam kedua pipi pemuda kecil itu agar dia bisa melihatnya dengan jelas, mata jernih pemuda itu menembus masuk kedalam pupil mata gadis di hadapannya dengan perasaan yang masih kacau dan takut tapi mata gadis itu seolah memberinya kekuatan

"Akan ku hajar siapapun yang berani mengganggu dan menyakitimu tae, itu janjiku, aku akan selalu ada di sampingmu" tekannya

Pemuda itu melebarkan matanya sesaat dan tersenyum manis di hadapan gadis itu, meski itu tidak menunjukan bahwa dirinya tidak takut lagi tapi di matanya terlihat nyata bahwa dia percaya selama gadis itu masih bersamannya dia akan baik-baik saja

Tiriring~ tiriring~

Mataku terbuka karena merasa terganggu dengan suara alarm di meja kecil sebelah kanan ranjangku memperlihatkan pukul 6 pagi, aku langsung mematikannya dan masih dengan posisi tertidur sambil mengaktifkan mode pengumpulan nyawa

Aku melihat lantai sekeliling kamarku yang agak berantakan dengan kumpulan kertas dan buku-buku materi bekas kemarin yang belum aku bereskan mengingat tadi malam aku memang pulang terlalu larut dari rumah Taehyung karena paman dan bibi Kim terus mengajaku ngobrol dan diakhiri dengan makan malam bersama sehingga aku lupa untuk membereskan semua ini

Aku bangun sebari meregangkan tubuhku dan langsung pergi mandi

15 menit usai berpakaian, aku menatap pantulan diriku di hadapan kaca berdiri memperhatikan penampilanku dengan shirt dan sweater biru dongker, jeans hitam dan rambutku yang diikat, terlihat sedikit buram karena mataku memang minnus 3, aku mengambil kacamataku yang ku simpan di rak meja, ya aku memakai kacamata hari ini karena terlalu malas memakai softlens

Cukup rapih

Tanganku meraih tote bag hitam milikku siap turun kebawah untuk makan saat aku memutar badanku dan melihat sekeliling kamarku

Ah sial, aku lupa beres-beres

X X X


Usai membereskan kamarku yang seperti kapal pecah aku menuruni tangga, baru menuruni 4 buah anak tangga terdengar suara pintu kamar sebelahku yang terbuka, saat melihat wajah sosok pria itu seketika aku mengingat Taehyung kemarin

"PARK JIMIN!!" teriakku lantang dan berlari mendekatinnya, dia merasa terkejut tubuhnya bergerak mundur dan aku langsung menggenggam tangannya, masih memperlihatkan wajahnya terlihat kaget dan bingung membiarkan bibirnya sdikit menganga seperti orang bodoh

"Apa? Kenapa??" Balasnya masih dengan tatapan bingung

"Kau mengajarkan hal apa saja ke dia hah?!" Sambil menarik telinga jimin dengan cepat

"A-aaaaahhh.. sakit.. aku tidak mengajarkan hal apapun padanya!" Teriaknya sambil meringis kesakitan, suara gaduh kami berdua bergema memenuhi seisi rumah membuat semua orang dirumah berkumpul termasuk kedua orang tuaku dan juga pekerja-pekerja di rumah

Una in perpetuum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang