Bagian 19

670 16 1
                                    

Hello pips! 🙌
Aku balik lagi nih hehe
Maaf ya kalo lama update karena lagi drop akhir-akhir :(

Gak perlu banyak omong lagi deh hehe

Jangan lupa vote and komen 🙏

🖇️🖇️🖇️🖇️🖇️

“Aish…masalah ini selalu ada diatas mejaku. Aku merasa seperti Pak Bara terus mengawasiku,” ujar Nadya mengangkat sebuah dokumen dan mengejutkan anggota lain, “ini tidak bisa. Aku harus cepat dan membuang ini keluar. Kalau tidak, jika para petinggi mulai menyalahkan kita, aku pasti sial,” lanjutnya sambil melihat dokumen itu dengan gemas lalu menunduk meratapi nasib.

“Mbak Nadya,” ujar Riza sambil berdiri menghampiri Nadya, “bukannya bermaksud apa-apa, tapi aku sudah memeriksa Tim Penjualan 1 dan 2, mereka semua sedang menghadapi masalah besar. Hanya ada satu kata:sia-sia” ujar Riza sambil menggerakkan jarinya seperti mengutip.

“Aku rasa ini adalah jebakan. Aku pikir para atasan sedang mencari-cari alasan untuk membubarkan Tim Penjualan 3 sepenuhnya dan menghemat uang pada saat yang sama,” ujar Rizki dan membuat yang lain menjadi serius mendengarkannya, “dengan kata lain, kenapa mereka memberi sebuah proyek besar perushaan pada Tim Penjualan 3?” lanjutnya.

“Rizki,” tegur Nadya karena merasa ucapannya terlalu berlebihan.

“Maaf, Mbak Nadya. Itu hanya bercanda,” ujar Rizki lalu melanjutkan kegiatannya.

“Aku berpikir, mungkinkah Pak Bara merasa Tim Penjualan 3 akan menciptakan kejutan yang menakjubkan?” ujar Mei dengan wajah sumringah. Nadya yang mendengar itu hanya menghela nafas kasar.

“Jika Tim Penjualan 3 menciptakan kejutan yang menakjubkan, maka seluruh perusahaan tidak akan mencap kita sebagai Pusat Pembakaran Sampah untuk hal-hal yang tidak berguna, melainkan sebagai Pusat Keajaiban,” ujar Nadya membuat Mei terdiam.

“Jadi sekarang ini, kalian harus mulai berpikir bagaimana tentang menciptakan kejutan-kejutan yang menakjubkan,” ujar Nadya lalu bangkit untuk membuat kopi. Sedangkan anggota yang lain saling lempar pandang.

“Sepertinya kita harus menyelesaikan masalah ini,” ujar Rizki sambil mengambil sesuatu di bawah mejanya, “mari kita gunakan metode lama. Bagaimana menurutmu?” ujar Rizki sambil berdiri dan mengangkat sebuah toples ke udara.

“Hei! Undian?” ujar Riza sambil berlari menghampiri Rizki dan Rizki mengangguk sebagai respon atas pertanyaan Riza.

“Pastikan jangan menaruh namaku. Jika kliennya pria, maka 100% aku akan-“ ujar Riza terpotong.

“Apa?” ujar Rizki memotong.

“Menghancurkannya!” ujar Riza sambil mengepalkan tangannya ke udara. Sedangkan Rizki hanya membuang nafas kasar karena ia tau tabiat Riza.

“Selamat Pagi, semuanya! Lama tidak jumpa,” ujar seseorang yang baru saja datang dan ternyata itu adalah Sekar. Semua orang tentu saja terkejut.

“Aku baru beberapa hari tidak berada disini, tapi sudah terasa lama sekali,” ujar Sekar langsung menuju mejanya dan duduk di kursi kerjanya.

“Mbak Sekar, apa kau tahu kalau Karin berhasil melanjutkan kontrak dengan One Farma?” ujar Mei. Sekar pun mengangguk sebagai respon.

“Aku sudah berbicara dengannya di telepon. Untunglah, karena dirinya aku bisa mengurus anakku,” ujar Sekar.

Tiba-tiba, Karin juga datang.

“Mbak Sekar!” panggil Karin senang.

“Karin!” balas Sekar tak kalah senang.

My Boss to My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang