3

11.8K 1.4K 195
                                    

Seokjin bangun pagi seperti biasanya. Mandi kemudian memasak dan beres-beres rumah. Hal yang biasanya ia lakukan sebelum sang suami bangun.

Ia beruntung karena mereka tinggal di apartemen, bukan sebuah rumah yang perawatannya pasti cukup melelahkan jika sendirian.

Mencuci dan menjemur pakaian dan kemudian membangunkan Namjoon jika semua sudah siap. Benar-benar tipe idel para mertua.

"Loh, sudah bangun rupanya" gumamnya saat kembali ke kamar dan tak mendapati si suami di kasur.

Bunyi air di kamar mandi, menandakan jika pria itu berada disana.

Yang perlu Seokjin lakukan sekarang adalah menyiapkan pakaian sang suami dan membereskan kasurnya.

Cklek~

"Nanti aku pulang terlambat"

Seokjin mendekat dan memberikan baju yang telah ia siapkan pada suaminya.

"Kenapa?"

"Ada rapat hingga malam"

"Banyak?"

"Heum"

Membantu Namjoon memakai pakaiannya tanpa malu. Sudah terbiasa melihat tubuh si suami.

"Aku bawakan bekal?" tawarnya.

"Terserah"

"Ya sudah, nanti siang aku kesana ya?"

"Heum"

Seokjin mengambil sisir di meja rias dan menyisir rambut Namjoon dengan sedikit kesusahan. Tingginya sangat mengganggu.

"Mau kubelikan kursi?"

"Aku tidak pendek! Kau saja yang terlalu tinggi" dengusnya karena diejek itu.

"Kau terlalu dekat"

"Apanya?"

Cup~

"Wajahmu"

Astaga. Jantung Seokjin mau copot rasanya diberi kecupan tiba-tiba di bibir tebalnya.

Plak~

"Kau membuatku kaget!"

Memukul dada sang suami dan mendorongnya menjauh.

"Salahmu sendiri yang dekat-dekat duluan"

Dan Namjoonpun berlalu setelah sisiran di rambutnya selesai.

-*123*-

Ting~ Tong~ Ting~ Tong~

Sudah jelas siapa yang membunyikan bel membabibuta begini.

Seokjin yang masih berada di dapur, mencuci piring, itu langsung mengeringkan tangannya dan berlari ke depan. Sebelum ia mendapatkan semprotan maut dari orang yang memencet bel apartemennya.

Cklek~

"Telingamu tuli?! Tidak dengar ya suara bel sekeras ini?!"

Ting~ Tong~ Ting~ Tong~

Yah, meski begitu. Kalau belum mendapat omelan dari orang ini, rasanya ada yang berbeda.

"Aku masih mencuci piring, Eomma. Eomma masuk saja dulu" ujarnya mempersilahkan si tamu masuk. Mertuanya tentu saja.

"Makanya kalau punya telinga itu dipakai, jangan dibuat pajangan saja!"

Masih saja mengomel meski sudah beranjak masuk.

"Eomma mau minum dulu?" tawar Seokjin.

"Tidak. Cepat selesaikan cuci piringmu"

Seokjinpun mengangguk dan beranjak ke dapur lagi. Melakukan apa yang mertuanya perintahkan. Menyelesaikan acara cuci piringnya.

My Baby [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang