24ㅡRiver Kiss

2.4K 328 37
                                    

Ini kecepetan ga sih updatenya? >_<

[]

"Kang Ye Seo, keluar! Aku bawa ice cream," Jungkook berteriak di depan pagar rumah gadis itu. Seharian ini Jungkook tak bisa menghubungi gadis cantiknya.

Ye Seo sendiri hanya duduk bungkam di atas ranjang kamarnya. Tak berniat keluar untuk mengunjungi Jungkook. Sejujurnya ini aneh. Kenapa juga dia cemburu? Tidak mungkin. Sungguh.

Gadis tersebut mematut pantulan dirinya di cermin. Dari tempatnya bersandar sekarang, ia melihat tidak ada yang salah. Semuanya terlihat seperti sebagaimana harusnya. Wajahnya juga tak menunjukkan raut sedih. Jadi, apa yang salah? Kalau tidak cemburu, perasaan macam apa yang terus menghantui? Apa alasannya mengabaikan Jungkook kalau begitu?

Lagipula kalau Jungkook memang mencintai Yena seharusnya Ye Seo bersikap biasa saja 'kan?

Perhatiannya teralihkan saat ibu dari luar kamar mengetuk pintu. Dengan berat hati Kang Ye Seo bangkit mendekati pintu, membukanya sedikit dengan dirinya yang menetap dengan angkuh.

"Kenapa, Bu?"

"Benar tidak ingin keluar menemui Jungkook? Kasihan dia sudah berdiri disana sejak dua jam lalu,"

Gadis itu menatap sang ibu sebentar lalu menghela napas pendek. "Bu maaf, tapi bisakah Ibu yang mengatakan pada Jungkook saja untuk kemari?"

Ibu tersenyum hangat dan mengangguk. "Baiklah. Ibu memang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi diantara kalian, tapi tolong jangan bertengkar terlalu lama, ya? Kalau ada masalah kalian bisa mengatakannya dengan baik, hm?"

"Aku mengerti, Bu,"

Nyonya Kang langsung pergi setelahnya.

Perasaan canggung sekarang malah menggerayangi tubuh gadis itu. Sikapnya terlalu berlebihan, sepertinya.

"Kang Ye Seo. Bisa aku masuk?"

Oke. Tenang. Jungkook adalah sahabatmu bukan musuh atau monster.

Si gadis berdeham sebelum menjawab, "Masuk saja pintunya tidak dikunci,"

Jungkook berderap masuk dengan lambat. Perasaan tak enak terpancar dari wajah gadisnya. Ah, padahal mereka bertemu kemarin. Kemarinnya lagi juga masih bertemu. Bahkan mereka bertemu hampir setiap hari. Tapi yang ini berbeda. Apa dia sadar bahwa Jungkook sengaja melakukannya?

Jungkook duduk di sudut ranjang, "Hei, kau sakit?"

"Tidak,"

"Kenapa mengabaikanku?" Jungkook bertanya dengan suara yang begitu lembut, "Apa karena aku tidak bisa mengantarmu ke UKS kemarin? Kakimu masih sakit?"

Ah, Jeon Jungkook ternyata belum berubah. Dia masih benar-benar memahami sahabat tersayangnya itu.

Gadis itu tertegun, kedua netranya menatap Jungkook dalam. "Aku yang harusnya bertanya hal itu padamu, Jung."

"Bertanya apa? Katakan dengan benar? Siapa yang membuatmu seperti ini, huh?"

"Kau,"

Jungkook meletakan kantung plastik berisi makanan ringan ke atas nakas lalu duduk di sebelah gadis itu. "Kalau kau tidak mengatakannya aku mana bisa tahu? Sekarang katakan. Aku akan mendengarkan semuanya,"

Untuk beberapa waktu, Jungkook dan Ye Seo sama-sama terdiam. Pandangan si gadis tertuju pada jendela yang menampilkan senja, sedangkan sang pemuda menatap pintu dengan pandangan kosong. Disini, Jungkook berharap supaya semuanya berakhir. Maksudnya, kebohongan diantara mereka. Semakin hari Jungkook semakin merasa konyol sebab pertemanan mereka menjadi abu-abu. Peraturan yang mereka buat dulu juga terdengar asing sekarang.

Yang aneh karena satu diantara keduanya tak ada yang benar-benar berkata jujur. Mereka terus memupuk kebohongan satu dengan kebohongan yang lain.

Jungkook ingin membuktikan bahwa apa yang di dengarnya waktu itu adalah sebuah kesalahan.

"Aku takut kau menjauhiku,"

Jungkook menaikkan satu alisnya. "Kenapa juga aku harus menjauhimu, Ye Seo,"

"A-anu…" Si gadis mendadak gugup. Namun tentu saja itu berakhir buruk ketika satu panggilan masuk terdengar dari ponsel Jungkook.

Mungkin harusnya Ye Seo mengikuti kata hatinya untuk mengabaikan Jungkook tadi. Sebab, beberapa kata yang terucap dari bibir pria itu begitu menyakiti hatinya.

"Ye Seo aku akan kembali lagi nanti, ya? Kau jangan kemana-mana. Hanya sebentar, sepertinya Yena sedang dalam masalah,"

(#)

Malam hari di penghujung Oktober kali ini cuacanya seperti goresan kaca yang mengenai kulit. Menyakitian.

Gadis itu duduk sendirian di salah satu bangku kosong di dekat Sungai Han. Jeon Yoongi baru saja meneleponnya untuk meminta bantuan, anehnya pria dingin itu malah minta untuk bertemu bukannya bicara di telepon saja. Menyusahkan.

Setelah hari itu, Jungkook dan Ye Seo jadi semakin jauh dan jarang bicara. Mereka hanya bertatap mata lalu tersenyum. Seperti itu setiap harinya. Tidak ada percakapan panjang, hanya sesekali, barangkali. Nyonya Kang juga bilang, itu hal biasa dalam sebuah pertemanan anak remaja. Makanya Ye Seo tak terlalu memikirkan secara berlebihan.

"Menunggu terlalu lama?"

"Tidak juga,"

Gadis itu menggeser duduknya setelah mendongak menatap si pria lalu mempersilahkan Yoongi menempati sisi kosong di sebelahnya.

"Kau sibuk, sabtu besok?"

"Sepertinya, tidak. Kenapa?"

Yoongi memberi kotak berukuran sedang berwarna biru tua pada Ye Seo lalu meletakannya di atas kedua paha gadis tersebut. "Aku butuh bantuanmu untuk menjadi pasanganku di acara ulang tahun temanku,"

"Bu-bukannya kau memiliki kekasih?"

"Kau tahu darimana?"

"Jungkook,"

Yoongi terbahak, "Ah, bocah itu, tahu apa dia tentangku. Jangan dipikirkan. Aku tidak memiliki kekasih. Itu juga kalau kau mau percaya,"

Ye Seo menggeleng tak mengerti. Sekarang ini, ia harus terus ingat bahwa masalah Jungkook dan Yoongi bukan urusannya.

Pemuda itu menggosok lehernya setelah tak mendengar jawaban apapun dari gadis di sebelahnya, "Kang Ye Seo,"

"Hm?"

"Apa kau mencintai Jungkook?"

Si gadis tertawa sumbang, "Kenapa tiba-tiba sekali?"

"Hanya ingin tahu,"

Ye Seo melirik sekilas ke langit yang semakin menggelap. Entah sudah berapa lama ia tak berkunjung ke sungai Han di waktu selarut ini. Sepersekon kemudian Ye Seo  tersenyum, "Kalau kau bertanya tentang hal ini sewaktu dulu aku akan menjawab, iya."

Yoongi semakin dibuat penasaran, dia menatap Ye Seo lekat, "Kalau sekarang?"

"Aku tetap mencintainya tentu saja. Perasaan ini tidak pernah berubah. Hanya saja, mungkin aku mencintainya sebagai seorang teman. Bukan seorang pria."

"Alasannya?"

"Alasannya sangat mudah. Karena sedari awal aku tahu, Jungkook tak pernah melihatku sebagai seorang wanita. Dia menatapku penuh perhatian sebagai seseorang yang harus dia jaga kehadirannya sebab ayahku dulu meminta Jungkook menjagaku. Itu saja. Tidak lebih. Padahal aku berharap Jungkook bisa mencintaiku juga,"

Gadis tersebut menghela napas kesal, "Apa pertemanan memang semenyebalkan itu?"

Mendadak wajah Yoongi berubah menjadi serius, "Kalau aku yang melakukannya untukmu?"

"Apa maksudnya?"

Pada detik-detik yang kelewat begitu singkat. Benar-benar singkat. Ye Seo hampir kehilangan akal sehatnya ketika Yoongi mencuri satu kecupan yang begitu manis di bibirnya sambil berkata, "Apa kau mengizinkanku untuk mencintaimu, Kang Ye Seo?" []

That SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang