chapter 11

37 1 0
                                    

Sudah banyak waktu yang mereka habiskan, tibalah malam ini malam penentuan keputusan mereka atas perjodohan yang mereka janjikan untuk keluarganya.

Kini vano sudah bersiap dan segera turun ke bawah untuk menyambut keluarga vania.

“Wihh pa liat tuh anak kita tampan banget rapi lagi”. Goda mama vano.

“Iya dong anaknya siapa dulu”. Kata vano yang di balas juga dengan godaanya.

Tak lama kemudian keluarga vania datang, vania terlihat sangat anggun dan cantik menggunakan gaun yang ia kenakan, sangat pas di tubuhnya, hingga membuat vano tidak ingin mengedipkan matanya sedikitpun untuk memandang gadis yang segera jadi tunangannya.

Tak lama kemudian keluarga vania datang, vania terlihat sangat anggun dan cantik menggunakan gaun yang ia kenakan, sangat pas di tubuhnya, hingga membuat vano tidak ingin mengedipkan matanya sedikitpun untuk memandang gadis yang segera jadi tunang...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Vania kamu cantik banget sayang”. Ucap mama vano sambil memeluk vania.

“Pantas saja anak papa rapi banget ini toh calonnya”. Goda papa vano dan di sertai tawa keluarga mereka.

Vano terus melihat vania, kali ini benar benar kagum akan kecantikan vania.

“Gimana keputusan kalian”. Ucap papa vano.

“Vano menerima perjodohan ini pa, vano akan menjaga vania dengan sebaik mungkin, dan akan melindungi vania dan tentunya akan mencintai dan menyayangi vania”.

Tanpa berfikir vano langsung menjawabnya dengan kata menerima, orang orang yang menyaksikan di buat kaget oleh vano, begitupun dengan vania, karena saat pertanyaan pertama kali tentang perjodohan, vania ingat betul vano menolaknya dan bahkan pergi begitu saja.

“Dan vania bagaimana kamu menerima atau menolaknya”. Tanya papa vano juga.

“Saya juga akan menerimanya om, karna papa sudah percaya sama vano bahkan saat vano belum di lahirkan, tentunya vania akan percaya sama vano juga,  kalau vano bisa menjaga dan melindungi vania dan vania akan menerima vano apapun yang terjadi nanti”.

Jawab vania membuat orang orang tersenyum atas pengakuannya vano pun ikut tersenyum.

“Alhamdulillah nenek merasa tenang dengan jawaban kalian, terima kasih vano sudah menerima amanah dari papa vania”. Jelas nenek vania dan di jawab senyuman oleh vano.

Para keluarga vano dan vania berkumpul membiacaran langkah selanjutnya meresmikan tunangan untuk mereka berdua.

Karena makan malam sudah selesai, kini vano dan vania berada di tempat pertama kali ia kemari, mereka berdua masih canggung atas jawaban mereka masing masing.

“Mulai detik ini, loe udah ada di hati gue van, dan akan selamanya di hati gue”. Sambil menggenggam tangan vania, dengan senyumannya dan di arahkan genggaman tangannya ke hatinya sontak vania kaget atas perlakuan manis vano.

“Emm makasih vano”. Canggung vania masih ada.

“Loe udah cinta belum sama gue”. Tanya vano.

“Udah tapi tidak tahu inikah cinta atau bukan, yang jelas kalau loe bersikap manis ke gue, hati gue selalu deg-deg an”. Jawab vania dengan terbuka.

“hehehe itu tandanya udah sayang, ciyee calon tunangan“. Goda vano membuat vania bulshing kedua kalinya di tempat yang sama.

“Vano jangan gitu ah,aku malu tau”. Jawab vania sambil menutup wajahnya.

“hahahaa iya iya enggak, eh tuh lihat bagus banget bintangnya bersinar terang, seperti loe yang sekarang ada di hati gue dan di sisi gue”. Gombal vano yang membuat pipi vania seperti kepiting rebus yang baru di rebus.

“Udah ah.. godain mulu deh.. gue mau pulang dulu ya”. Pamit vania dan segera melepaskan genggaman vano.

“Mau gue anter”. Ajak vano.

“Emm nggak deh, aku sama nenek aja bye vano”. Ucap vania segera meninggalkan vano.

“Nanti kalau sampai di rumah kabari gue ya”. Pinta vano.

“Baik calon tunangan”. Jawab vania segera berlari meninggalkan vano,  membuat vano terkekeh melihat vania yang kini berubah menjadi penggombal juga.

gak papa sih asalkan gombalannya buat gue seorang. Guman vano di iringi senyuman tampannya.

Setelah sampai rumah, vania mengingat apa kata vano dan segera mengambil hpnya untuk mengabari vano, kini vania mengirimkan pesan kepada vano sambil merebahkan dirinya di kasur.

‘gue udah sampai’. Vania

‘iya sayang, gih tidur besok gue jemput’. Vano

Hanya di read

‘kok gak di bales, di baca aja, ini pesan bukan koran’. Vano

‘iya iya besok gue tunggu’. Vania

‘loe gak lagi bulshing lagi kan gue panggil sayang?’. Vano

‘gak lah sok tau banget’. Vania

‘iya lah.. apa sih yang gak gue tau tentang calon tunangan gue sendiri’.Vano

‘udah ah aku mau tidur jangan gombal mulu’. Vania

‘gombal sama calon tunangan gapapa kali, dari pada gombal sama adik kelas’. Vano

‘awas aja kalau brani’. Vania

‘branilah, kenapa gak brani, besok ah lewat bawah saat istirahat’. Vano

‘vano awas aja kalo brani,  udah ah gue brangkat sendiri besok jangan jemput gue lagi’. Vania

‘hahaha ampun sayang 😂 nggak nggak sayang.. udah gih tidur sana.. good night vania, sampai bertemu besok calon tunangan’. Vano

Vania kesal dengan kata kata vano tentang adik kelasnya, membuat vania naik darah jika mengingat kejadian yang saat itu ia alami, vania tidak melihat hpnya lagi, kini ia memilih tidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BECAUSE OF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang