Setelah makan siang bersama dengan sang suami, Seokjin kembali lagi. Kini ia hanya duduk sambil memainkan tangan kecil nan menggembung sosok yang sudah tidur dengan nyenyak.
"Besok ada pertemuan penting di kantor"
"Iya, Eomma. Aku bisa kemari sendiri" sahut Seokjin tanpa mengalihkan perhatiannya pada si kecil.
"Kau juga ikut, Bodoh"
Masih dengan memegang tangan kecil itu, akhirnya Seokjin menolehkan kepalanya. Bingung dan kaget di waktu yang sama.
"Kenapa aku ikut, Eomma?"
"Siapa yang menemani Namjoon kalau begitu? Sekretarisnya?"
Seokjin memajukan bibir bawahnya. Seperti tak rela saat sang mertua menyebut orang itu.
"Jam berapa?"
"Mungkin sebelum jam makan siang"
Seokjinpun menunduk lagi, melihat kembali sosok mungil yang masih menutup matanya dengan tenang.
"Kau boleh membawa Jimin kalau berani" cuit sang mertua seolah tahu apa yang menjadi pertimbangan Seokjin.
"Mana mungkin, Eomma"
Sang mertua hanya mengedikkan kedua bahunya saja.
"Kau menginginkan keduanya kan? Namjoon dan Jimin"
Seokjin mengangguk kecil. Ia selalu memimpikan jika hal itu benar-benar terjadi dalam hidupnya. Mendapatkan semua yang ia inginkan, tanpa perlu mengorbankan apapun.
"Aku tidak mau membantumu. Itu urusanmu sendiri akibat keputusanmu yang gila itu"
Seokjin tersenyum kecil.
"Eomma sudah sangat membantu selama ini"
"Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan"
Seokjin kembali mendongak dan menunjukkan senyuman yang lebih lebar pada sang mertua.
"Terima kasih, Eomma"
"Jangan bicara yang tidak-tidak dan pompa saja ASImu sebelum kita pergi"
Seokjin mengangguk dan membenarkan selimut kecil yang menutupi sebagian tubuh mungil anaknya. Sebelum akhirnya beranjak melakukan apa yang mertuanya perintahkan.
"Dasar pengecut" guman sang Nyonya besar setelah Seokjin benar-benar keluar.
-*123*-
Waktu cepat sekali berlalu. Jam sudah menunjukkan sore hari, yang artinya Seokjin harus segera kembali sebelum suaminya pulang. Ia belum memasak apapun di apartemen.
"Mamih pulang dulu ya, Jimin tidak boleh nakal"
Waktu terberat dalam hal ini adalah saat berpamitan. Apalagi saat si kecil sudah bangun dan membuka matanya yang terus saja menatapnya.
"Setelah ini mandi ya, maaf Mamih tidak bisa memandikan Jimin karena harus segera kembali"
Yang diajak mengobrol masih saja menatap ke arah Seokjin dengan mata berairnya. Bahkan kini tangan kecil itu menggapai-gapai ke arahnya.
Seokjinpun mendekatkan wajahnya pada si kecil dan tersenyum di depannya. Mengecup singkat hidung kecil yang menggemaskan itu dengan lembut.
"Mamih sayang Jimin" bisiknya.
Saat akan menjauh, tangan Jimin meraih kemeja Seokjin dan menggenggamnya erat. Seolah mengatakan jika Seokjin harus tetap disana. Bersamanya.
"Jiminnie"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby [NamJin]
Fanfictionbukan iklan bedak bayi ya 😅 Lanjutan dari No Baby ~ #namjin #namjoon #seokjin #jinseok #mpreg #fanfiction