Tempat Berlabuh (2)

55 8 0
                                    

“ Gue yakin jinsung kecewa banget sama lo. ” yongha menatap jinsung dan sangmin bergantian

*
*
*
*
*

Jinsung menatap hamparan langit biru di atasnya dengan tatapan kosong

Jujur, dia kecewa banget sama jay. Dia pikir jay ga sebrengsek itu, dia pikir jay uda berubah, tapi ternyata itu semua ga pernah terjadi. Jay tetaplah jay.

Jinsung nyesel pernah nganggep jay sebagai temannya karna sebenarnya jay ga butuh teman

Cklek.

“ Cung? ” terlihat siluet tubuh yechan berjalan mendekat,
“ Kamu kenapa? ” yechan duduk di sebelah jinsung — di bangku panjang yang emang khusus ditata disana karna balkon sekolah adalah tempat favorit keduanya untuk melepas penat

“ Echann... ” jinsung memeluk yechan erat. Dia merasakan bebannya seolah terangkat

Yechan sudah dengar semuanya dari Yongha. Jujur dia marah, tapi lebih dari semua itu yang dia khawatirkan jinsung. Jinsungnya. Dia tau jinsung pasti terluka karena orang yang dia anggap teman ternyara adalah iblis yang tidak mau dan tidak butuh teman

***

Mata doyum perlahan membuka. Doyum menyipitkan matanya berusaha beradaptasi dengan cahaya di sekitarnya. Pandangan matanya menyapu sekitar sampai terlihat olehnya junseo yang tengah tertidur di Sofa yang ada disana — namanya sekolah mahal, uks aja ada sofanya :v

‘ Lucu. ’ batin doyum gemas.

“ Akkhh... ” rintih doyum lumayan keras membuat junseo terbangun

“ Oyum uda sadar?? Oyum mau apa biar unco ambilin. Oh iya, unco ambil kota p3k dulu, ” tanpa sadar junseo menggunakan panggilan sayang keduanya

Saat junseo tersadar ia langsung merasa kikuk, dia kan jadi malu

“ Ah, eh, anu maksudnya... ”

“ Uda, panik gitu, si? Gue cuma mau bangun kok, seo. ” kekeh doyum melihat tingkah junseo. Diam-diam junseo merasa lega sekaligus kecewa, kecewa karna sekarang doyum manggil dia pake 'lo' – 'gue' buka 'unco' – 'oyum' lagi

“ Eh, oke, bentar gue ambil kotak p3k dulu, ” junseo segera keluar dari uks menuju ruang tata usaha karna tadi saat dia cek persediaan obat di uks ada yang sudah habis, seperti obat merah dan kapas

Di tengah jalan junseo berpapasan dengan shihyun yang sedang membawa obat merah dan kapas,

“ Loh, ci? Abis darimana? ” tanya junseo basa basi

“ Cici habis ambil obat merah sama kapas dari ruang tata usaha buat oyum, ” kata cici pelan

Junseo mengangguk, tersenyum manis

“ Yauda, sana ke uks, oyumnya uda bangun tuh, ” katanya sambil terkekeh pelan

Mata shihyun membola, mengangguk cepat, 

“ Oke. Cici ke uks dulu ya, dada uncoo ” kata cici sambil setengah berlari

Begitu sudah jauh, junseo menampilkan senyum perih

“ Kenapa gue baru sadar sama perasaan gue ke doyum saat doyum uda ngejauh dan ngelupain perasaannya ke gue? ” sinis junseo

.
.
.
.
.

Cklek.

“ Ngg... Oyum uda bangun? Cici bawain obat merah... ” cicit shihyun, ia menundukkan kepalanya

“ Sini duduk, obatin oyum, ” kata doyum sambil menepuk-nepuk sebelahnya

Shihyun bergegas menghampiri doyum yang tengah bersandar di kepala tempat tidur, disiapkannya obat-obat yang diperlukan untuk mengobati luka doyum

“ Ash... ” rintih doyum pelan saat ujung kapas itu menyentuh luka di sudut bibirnya

“ eh? Sakit ya? Maaf, kekencengan ya, cici pelanin ya ” doyum tersenyum melihat tingkah shihyun yang terlihat sangat lucu di matanya

Dengan telaten dibersihkannya luka doyum, sudut bibir berdarah, pipi lebam, dahi yang berdarah — ngeri sendiri gue ngebayanginnya

Setelah selesai, shihyun segera mengembalikan obat-obat itu ke tempatnya

“ Udah, ya, oyum. Cici balik ke kelas dulu,doyum istirahat yang banyak, sini cici bantuin berbaring lagi ” Cici menghampiri doyum lalu membantunya

“ Cepet sembuh ya, ” baru aja cici mau pergi, tangannya keburu ditahan sama doyum

“ Cici, cici mau bantu doyum nggak? ” tanya doyum tiba-tiba

“ Kalo cici bisa bantu, pasti cici bantu. Emang oyum mau minta bantuan apa sama cici? ” tanya shihyun lembut

“ Cici pasti bisa kok, oyum yakin” jeda sebentar
“ Cici mau nggak bantuin doyum ngelupain perasaan oyum ke junseo? Buat oyum ngerasa memiliki cici aja uda cukup, ”

Cici diam. Dia membeku di tempatnya. Setelah hening yang cukup lama, akhirnya cici mengangguk tanpa beban

Doyum tersenyum. Lalu menarik shihyun untuk dipeluknya. Hanya sebentar tapi meninggalkan bekas yang sangat berarti bagi shihyun

“ Uda, ya, cici mau balik ke kelas ” pamit cici (lagi) setelah pelukan itu terlepas. Doyum mengangguk, cici balas mengangguk, tersenyum simpul lalu segera keluar dari uks

Doyum kembali tersenyum. Tapi tidak seperti tadi, kali ini ia menampilkan senyum getir

“ Mungkin ini uda saatnya buat ngelupain dan say goodbye pada cinta kedua oyum” jeda sebentar, dihelanya nafas berat
“ Meskipun oyum ga yakin bakal bisa bener-bener ngelupain kamu... ” monolognya lagi sebelum menutup kelopak matanya dan tidur

***

“ Nanti malem jangan tidur dulu, ya? Mau aku telfon ” kata yechan begitu jinsung turun dari boncengannya

Kali ini dia membawa motor, malas bawa mobil katanya

Jinsung mengangguk riang. Dia sudah melupakan masalah jay berkat yechan. Dia benar-benar bersyukur bisa memiliki kekasih seperti yechan yang sangat menyayanginya dan menerimanya apa adanya

“ Aku pulang ya? ” pamit yechan tapi dia ga segera menyalakan mesin

“ Ko belum nyalain mesin? ” tanya jinsung heran

“ Kamu masuk dulu baru aku mau pulang, ” yechan mengerling padanya

“ Enggak. Yechan pulang dulu baru jinsung mau masuk rumah, ” kata jinsung sambil (pura-pura) merajuk

Yechan pun menghela nafas pelan, tidak mau membuat pacarnya itu merajuk

“ Oke. Sampai jumpa nanti malam my prince ” yechan segera menyalakan mesin sepeda motornya, dibawanya ke arah jalan raya

Jinsung tersenyum manis, segera masuk ke dalam rumah




































Tbc.
Segini dulu ya?  Maaf kalo pendek hehe, See you di part berikutnya

Jan lupa vote n comment💕

Magic Of Love {Seoyum} ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang