AUTHOR POV...
"Aing Bogoh ka sia"
Dengan polosnya satu kalimat kasar terucap dari mulut Wirangga, kontan saja Dara tak mampu menahan tawanya. Meskipun artinya "aku cinta kamu", tapi dalam kamus besar bahasa Sunda "aing" dan "sia" adalah bahasa paling kasar dan tidak pantas di gunakan sebagai kata ganti aku dan kamu.
"Loh kok malah ketawa, Saya kan serius ra"
Sepertinya Wirangga sendiri pun tidak begitu paham bahwa yang dia ucapkan itu bahasa kasar. Maklum lah, Wirangga baru dinas di tempat itu dan sepertinya dia bukan orang Sunda. Untung saja Dara memakluminya.
"Hahahaahaaaa itu bahasa kasar loh pak" Dara masih tak mampu menahan tawanya
Baru kali ini ada seseorang yang menyatakan cinta dengan bahasa kasar.
"Tidak ada kesan romantis sama sekali" pikir dara.
Tapi Dara menyukainya, mengingat Wirangga adalah seseorang yang sangat berbeda dan mampu membuat Dara kembali tertawa dan melupakan masalahnya dengan Mondi.
"Saya kan di ajarin nya begitu Ra, saya gak tau kalau itu kasar. Bodo amat lah pokoknya aing bogoh ka sia, Jadi gimana?" Tanya Wira lagi
"Gimana apanya?" Dara pura-pura lupa
"Jawabannya Ra, saya kan udah bilang kalo saya sayang sama kamu. Kamu mau gak jadi pacar saya?"
"Dara takut"
"Kenapa? Kamu bukannya udahan sama Mondi?"
"Takut PHP, masa nembak lewat telpon sih. Nanti pas ketemu takutnya gak di akuin kan sakit hehe" Dara memberi alasan
Dara sebenarnya juga mulai nyaman dengan kehadiran Wira beberapa hari ini dalam hidupnya, tapi untuk menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman sepertinya masih terlalu cepat. Dara takut Wirangga hanya akan mempermainkan nya saja, mengingat perkenalan mereka juga belum genap seminggu.
"Kalau gitu saya ke rumah kamu sekarang" ujar Wira
"Jangan atuh pak, gak enak udah malem. Malu sama tetangga"
"Terus gimana? Katanya gak mau lewat telpon, di datengin ke rumah malah gak mau"
"Ohyaaa Dara besok upacara 17-san di lapangan kota. Bapak pasti ikut kan? Besok aja bapa temuin Dara di sana gimana?"
"Ikut kayaknya Ra, kalau gitu besok saya kabari lagi pas di sana"
"Okke"
Dara berniat menjawab pertanyaan wirangga jika besok wirangga datang menemuinya di lapangan kota. Dara hanya mau melihat keseriusan dari kata kata Wirangga, baru dia akan memutuskan apakah akan menerima Wirangga menjadi pacarnya atau tidak.
"Dara tidur dulu ya pak, udah malem ngantuk"
Setelah cukup lama bercakap-cakap dengan Wirangga melalui telpon Dara baru sadar bahwa malam sudah semakin larut, akhirnya dara memutuskan untuk tidur.
"Yah padahal masih pengen denger suara kamu, yaudah deh kamu istirahat yah. Night Andara"
"Iyaa pak, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Dara pun mematikan telponnya dan merebahkan badannya di tempat tidur.
Pikirannya menerawang membayangkan pertemuan nya besok dengan Wirangga
"Sepertinya menjalin hubungan dengan Wirangga bukanlah hal yang buruk. Wirangga cukup membuatku nyaman saat bicara, tidak kaku dan wajahnya juga sangat manis. Tapi kami baru saja saling mengenal, apakah tidak terlalu cepat untuk jatuh cinta? ahhh sudahlah Ra sekarang tidur saja, besok kita pikirkan lagi setelah bertemu Wirangga jika dia benar benar datang. Aku sedikit tidak yakin." Dara seolah berargumen dengan dirinya sendiri.
✈️✈️✈️
Lapangan Kota...
"Kak, gimana nih aku deg degan banget" ujar Vito
"Udah santai aja nanti kakak bantu" kataku
Vito hari ini berencana untuk menyatakan perasaannya pada Memey setelah upacara kemerdekaan selesai.
"Biar kakak bawa Memey ke belakang sekolah, nanti kita ketemu disana"
"Tapi kak, aku tadi ketemu sama kak Mondi. Katanya mau ngobrol sama kakak"
"Ngobrol apa katanya, males ahhh. Kakak kan udah putus sama dia, kalo ketemu kakak nanti gak tega liat muka memelas dia"
"Iya deh, yang penting Vito udah bilang ke kakak."
Ting
Satu pesan masuk ke handphone Dara
"Kamu dimana Ra?"
"Dara masih di lapangan pak, bapak dimana?"
"Maaf yaa Ra, saya gak jadi ikut upacara. Soalnya ada tugas mendadak dari kantor."
Deg
Entah kenapa ada perasaan kecewa di hati dara. Bahkan di pertemuan pertama mereka, Wirangga sudah mengingkari janjinya. Marah? Tentu saja, dara sangat berharap Wirangga datang hari ini karena hatinya sudah memutuskan bahwa dia akan berkata ya untuk pernyataan cinta dari Wira semalam. Tapi sepertinya tidak lagi, dara cukup kesal tak beralasan, moodnya yang tadinya baik berubah seketika. Padahal bukan kesalahan besar yang di lakukan Wira, tapi karena terlalu banyak berharap, dara jadi kecewa.
"Iyaa pak gpp"
"Padahal saya udah siap-siap mau ikut upacara dan nemuin kamu"
Dara tidak membalas pesan terahir dari Wira dan hanya membacanya, dia lebih memilih melampiaskan rasa kecewanya pada hal lain dan melanjutkan rencananya dengan Vito.
✈️✈️✈️
"Tunggu bentar ya Mey" Dara membawa Memey ke belakang sekolah sesuai dengan rencana. Kemudian menghubungi Vito
Beberapa menit kemudian Vito datang, namun Vito tidak sendiri. Dia membawa seseorang yang sangat dihindari oleh dara. Raut wajah dara langsung berubah seketika, dara hendak pergi meninggalkan Vito tapi seseorang mencegahnya.
"Tunggu dulu Andara, aku mau bicara" ucap Mondi
Yuhuuuuuuuuu author come back 😘😘😘😘😘
Maafkan cerita ini yang update nya kayak siput yahhh 😅 author tau kok menunggu itu gak enaaaaaaaaaak banget. Tapi semoga aja kalian gak bosen nungguin nya. Mungkin cerita ini akan berakhir di part 50, buat kalian yang masih penasaran dengan kegajean ini. Please jangan dulu hapus cerita gaje ini dari reading list kalian sebelum ceritanya selesai heheee agak maksa sih tapi yaudah deh HAPPY READING 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Bisakah Penjaga Langit Menjaga Hati (ON GOING)
RomanceNamaku Andara, aku mencintai kesatria negara.