Datang dan Pergi Selamanya

20 1 0
                                    

"Ku pikir mengenalmu akan membuatku bahagia namun nyatanya lebih sakit dari yang ku rasa sebelumnya."

Mula-mula aku mengenal dia itu hanya dari sebuah candaanku ke seorang temanku namun dianggapnya serius dan akhirnya aku mengenal dia lebih jauh yang berlabu sampai ke hati. Galen Ray Senja, Semarang, 12 Desember 1999 sedang kan aku lahir di Surabaya, 21 Desember 2001.

Aku baru saja pindah di Semarang itu pun hanya karena aku ikut orang tuaku yang kebetulan di pindah tugaskan ke sini.

Galen tinggal lumayan jauh dari tempatku tinggal, Seiring berjalannya waktu walaupun aku mengenal dia hanya melalui komunikasi dari HP tapi aku mulai mengetahui semua sifat dia baik, ramah, sopan, perhatian, selalu ada buat aku, tapi satu kekurangannya tidak bisa memberikan kepastian semacam memberikan harapan namun tak ada kepastiannya hanya rasaku yang digantung saja.

Malam yang indah ini aku lagi pengen ke taman bunga yang lumayan dekat dari rumah. Biasanya sih aku kesana sendiri, tapi kali ini aku lagi pengen ngajak teman sekolahku kebetulan rumahnya dekat denganku entah dia bisa ikut atau tidak.

"Fat, ikut aku yuk ke taman," ajak ku padanya di telfon.
Namanya Fatiah, dia itu orangnya sangat cerewet tapi baik banget. Dia teman pertamaku waktu pertama kali pindah ke Semarang.

"Mau ngapain kesana, May? Aku gak bisa soalnya aku lagi diluar sama mama nih."

Yah, Fatiahnya gak bisa terpaksa aku harus sendiri kesananya, kebetulan di sana juga rame kok gak sepi amat lagian ini juga belum larut malahan semakin malam semakin banyak yang datang hanya untuk sekedar nongkrong.

"Yaudah gapapa Fat," aku memilih jalan kaki kesana.

Di tengah perjalanan hp ku berdering. Kukira ayahku soalnya tadi waktu aku jalan ayahku belum pulang kerja, eh ternyata bukan ayah melainkan dia, dia yang baru kukenal beberapa hari terakhir ini.

"Assalamu'alaikum, Mayla kamu lagi dimana?" Tanya Kak Galen padaku.

"wa'alaikumsalam kak, aku---" aku takut kalau bilang aku lagi diluar gimana kalo dia nyamperin aku, aku gak mau aku malu.

"Kamu lagi dijalan ya? Rame banget itu, mau kemana May?"
Aku tidak bisa berbohong karena memang aku lagi di pinggir jalan yang rame banget kendaraan lalu lalang.

"iya kak aku lagi diluar mau ke taman, Ada apa ya kak?"

"Sendiri? Aku boleh kesitu nggak, nyamperin kamu?" Ah sudah kuduga ini akan terjadi.

"Iya kak sendiri aja...Eh jangan kak! Jauh, sudah malam ini bukannya kak lagi sibuk?"

Iya tadi terakhir chat katanya mau ngurusin tugas kuliahnya.

"Enggak, aku gak lagi sibuk. Yaudah aku siap-siap dulu terus langsung otw kesitu ya."

Belum aku menjawab, sambungan telfonnya sudah diputus duluan.

Kita hanya bertemu biasa ngobrol beli makanan. Saking asiknya ngobrol gak sadar waktu sudah menunjukkan pukul 21:00. Aku berkata.  "Kak aku harus pulang udah malam ini!"

"Aku antar!"

"Janganlah kak! Nanti kalo ayahku lihat bisa dipenggal hidup-hidup aku diantar laki-laki malam gini."

"Aku gak mau penolakan, ini udah malam jadi kamu harus ikut aku, ayahmu pasti tidak akan marah liat kamu sama aku malahan ayahmu bisa marah kalau kamu pulangnya sendirian malam begini, kamu tanggung jawabku, gak usah takut ada aku."

Aku Pun hanya terdiam.

Sejak saat itu kita sering jalan bareng, dia yang selalu jemput aku meminta izin orangtuaku. Kita sering ke pantai hanya untuk bermain air dan menikmati senja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

a momentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang