Bab 2: bolehkah aku cemburu?

1.1K 101 16
                                    

Bisakah aku cemburu, tanpa mengikut sertakan tentang perasa ini?
Velando Pradipta

***

Byurrrr

Hujan pun turun sangat lebatnya, membuat sebagian murid terkena hujan. Stella dan teman-temanya langsung saja berlari menuju ruang kelasnya.

"Lo gak kena hujankan?" tanya Audry yang lagi sibuk mengibas-ngibas rambut yang sedikit basah kena hujan tadi. Semua anak cewek di depannya pun mengangguk dengan serempaknya.

Stella langsung duduk di kursinya, lagi-lagi ada sepasang mata yang melirik sangat lekat ke arah Stella. Anak laki-laki, badan tinggi, Punya lesung pipi, rambut ala korea gitu, dan pintar utamanya. Velando Pradipta, Iya Velan itu suka sama Stella tapi si Stellanya kan masih polos mana tau menahu tentang rasa suka bahkan rasa cinta.

"Sel, ada Bang Sello tuh di luar. Nyariin lo," ujar Syera yang mulai duduk disamping Stella, Sella pun langsung menghampiri sang kakak yang ternyata Sello gak sendiri ke kelas Adiknya ini. Biasa sama pasukan.

"Eh, Sella cantik!" ujar Bara  seraya menggoda adik sahabatnya, Sella. "Dih jyjyk! Apa Bang?" tanya Sella the de point sama abangnya. Sello langsung saja menceritakan keinginannya pas pulang sekolah.

"Ashiap! Bisa kita atur, tunggu kaya biasa aja sama Bang Huda," ujar Sella yang langsung di beri anggukan dari abangnya, Huda yang gatal mau ngehampirin Adiknya pun mulai masuk.

"Eh, Ngapain masuk-masuk gak pake salam lagi!" tegur Stella kepada abangnya yang langsung nyubit pipi Stella gemas, abangnya ini suka banget bikin anak orang cemburu.

"Biarin dong sayang, 'kan aku rindu kamu," ujar Huda sambil bermanja-manja dengan pipi kenyalnya Stella, Di seberang ada mata yang panas. "Salam dulu," tegur Stella dengan juteknya.

  "Assalamualaikum, cantik," salam Huda yang masih dengan nada genitnya. "Waalaikumsalam," sahut Stella sedikit dingin. "Sabar Vel, sabar!" batin Velan sudah menggebu.

"Dih! ENYAH AJA LOH SANA!" jerit Stella ngusir abangnya sendiri dari kelasnya, Huda pun lagi-lagi mencubit gemas pipi Stella. Stella sesekali melirik ke arah anak cowok yang mungkin lagi di puncak masa emosionalnya.

"Dadah! Sayangku mwahh!" ujar Huda genit, Stella langsung saja berzikir menglihat makin hari makin menjadi aja sifat keturunan Papa Vernon ini. Stella bergedik jijik, "Idih! Jijik punya Abang kaya dia, walau cogan," ujar Stella.

Velan yang menglihat kelakuan kakak kelas yang menghampiri Stella dengan mesra itu merasakan ada yang ganjal di hatinya. "Gak bisa dibiarin nih," gumam Velan.

Teng teng teng...

Bel masuk pelajaran pertama pun dimulai, seperti biasa akan selalu ribut dijam pertama. "Syer! Entar ngantin ya!" ujar Audry ke Syera yang duduk di belakangnya, Stella hanya fokus membaca novel yang dibelikan sang Mama untuknya.

Yang berjudul Teluk Alaska.

"Stell! Serius amat baca ceritanya," ucap Sella yang kebetulan duduk di belakang Stella. Stella langsung menoleh dan tersenyum kepada Sella.

"Ini, nih novel belian Mama gue, Kata dia novelnya seru ya gue baca aja," ujar Stell yang langsung berbalik mengarah kedepan.

Tiba-tiba guru pun masuk dengan membawa seorang anak laki-laki di belakangnya membuat Sella, Audry dan Syera menjerit histeris terkecuali Stella yang masih fokus sama novelnya.

"Perhatian Anak-anak," ujar Bu Nissah menyuruh damai murid-muridnya, "Stella! Tutup dulu novelnya," suruh Bu Nissah ke Stella yang langsung menyimpannya kebawah meja.

Stella masih menatap kosong kedepannya, sebenarnya dsana ada satu anak laki-laki murid baru pindahan. "Kita kedatangan teman baru, pindahan dari SMP Al-Falah. Perkenalkan nama kamu," suruh Bu Nissah kepada murid baru itu, seketika hening tak ada lagi yang berisik.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, Hallo teman-teman, Langsung aja ya. Nama gua Alden Ibrahim Driano, Panggil aja Alden tamvan, tanggal lahir entar aja, Gua pindahan SMP Al-Falah karna ada something, Alamat? Bisa ditanya langsung aja." Alden tersenyum, membuat jiwa anak cewek kelas 8 harapan A ini langsung menjerit.

Benar sekali, Alden sangat tampan apalagi pesonanya mana ada yang bisa nolak, terkecuali Stella biasa aja. Tenang Iman Stella kecil masih kuat, tahan banting.

"Cukup sekian, Mohon bantuan kerja samanya teman-teman, Salam kenal," ucap Alden menutup perkenalannya.

"Nah, jadi kalian harus baik-baik sama Alden. Owh iya, kamu bisa duduk bersama Velan," tunjuk Bu Nissah ke bangku yang ada di samping Velan, Alden langsung meluncur ke tempat duduk barunya sebelum itu Alden sengaja mengedipkan mata genitnya kepada Stella.

Yang sontak membuat Stella bergedik ngeri, "Idih, Najis!" umpan Stella. "Ihh! Ko sama lo doang sih!" kesal Audry yang duduk disebelah Stella. "Tuh, ambil buat lo, Idih. Ogah gua," ujar Stella, Alden sudah duduk disamping Velan. "Astagfirullah," sambungnya.

"Panggil aja gua Velan, kita bisa csan," ujar Velan sambil menoleh ke arah Alden sambil mengulurkan tangannya, Alden menjabat tangan Velan dengan senyum manisnya.

"Yoi, panggil gua Al aja," ucap Alden. "BTW, itu cewek yang duduk di sebelah kiri, Cantik ya?" ucap Alden. Velan langsung kaget, yang Alden maksud itu adalah gebetan Temannya sendiri.

"Itu gebetan gua," ucap Velan dingin, yang membuat Alden nyengir. "Eh--punya lo ya, Yaudah yang di belakangnya aja deh," ujar Alden lagi. "Serah lo aja Bambank," ucap Velan.

"Bolehkah aku cemburu, ya Allah?" batin Velan saat ini.


··||··

Assalamualaikum, Wr. Wb.
Selalu dibaca, jangan lupa kasih Vote dan komenin ya

Siapp
Happy reading

Follow instagram
@murazah_
@kisahmura

VELANSTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang