Ting tong. Yocelyn mencoba memejamkan matanya menghiraukan bunyi bel pintunya.
Ting tong. Bel pintu berbunyi kembali. Tapi, Yocelyn tetap tak menggubrisnya. Ia tetap berdiam di atas kasurnya.
Ting tong ting tong. Yocelyn menyerah. Siapapun itu yang datang, sudah jelas membuat mood Yocelyn semakin memburuk.
"Kenapa kau lama sekali?" tanya Andrew dengan cemas tepat setelah Yocelyn membuka pintu apartemennya.
"Aku baru saja bangun tidur," timpal Yocelyn sedikit malas. "Ada apa kau kemari?"
"Berusaha menjernihkan pikiranmu! Ayo, cepat bersiaplah!" seru Andrew semangat.
"Tapi, aku sedang tidak ingin–"
"Sudah, cepat sana!" seru Andrew lagi sambil mendorong Yocelyn masuk.
Yocelyn ingin menolak. Tapi Andrew masih saja mendorongnya masuk ke kamar Yocelyn. Tapi, kalau dipikir-pikir lagi, kenapa Yocelyn harus menolak ajakan Andrew? Kata Andrew, dia ingin menjernihkan pikiran Yocelyn. Kesempatan ini bagus untuk Yocelyn yang sedang kacau pikirannya. Juga hatinya.
***
Yocelyn menatap ke seluruh kolam renang di depannya. Cukup ramai. Yah, kini dia dan Andrew sedang berada di tempat renang indoor yang biasa Andrew kunjungi.
"Tidak heran kau menyuruhku membawa bikini dan baju ganti," ucap Yocelyn asal sambil menghela nafasnya sedikit jengah.
Andrew terkekeh. "Kau bisa renang, kan? Kalau tidak, aku tidak akan membawamu kesini," ucap Andrew.
"Darimana kau tahu aku bisa berenang?" tanya Yocelyn penasaran.
"Tentu saja dari Dylan dan dia tahu dari Alliane," timpal Andrew sembari melepas kausnya, sehingga ia kini hanya bertelanjang dada dan hanya memakai boxer sebagai bawahannya.
Memang, Yocelyn mengakui kalau Andrew memiliki tubuh yang atletis. Bahkan, abs-nya hampir tercetak dengan jelas. Tidak heran, perempuan-perempuan menggilainya. Lihat saja, sekarang bahkan Andrew tak sadar kalau banyak perempuan yang tengah memandanginya dengan tatapan kagum dan memuja. Tapi, tentunya itu tidak berlaku untuk Yocelyn dan Yocelyn tidak tahu mengapa itu bisa terjadi. Yang jelas, ia masih tertarik pada satu laki-laki dan itu bukan Andrew.
"Menyukainya, eh?" Tiba-tiba Andrew berucap dengan berseringai, membuat lamunan Yocelyn buyar.
Yocelyn tahu maksudnya, tapi tentu saja apa yang Andrew maksud itu salah. "Terserah kau saja," ucap Yocelyn malas sambil memasang kacamata hitamnya dan merebahkan diri pada kursi panjang yang tengah ia duduki.
"Kenapa kau tidak ganti pakaianmu? Aku mengajakmu kesini bukan untuk hanya duduk diam seperti itu," ujar Andrew.
"Aku sedang tidak mood untuk berenang. Kau saja," timpal Yocelyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love - Bachelor Love Story #2
Romance(COMPLETED) Second series of Bachelor Love Story Yocelyn Willson, seorang CEO perempuan muda perusahaan majalah fashion ternama di Inggris, percaya akan cinta pertama. Pertemuan pertamanya dengan Devian Grissham, laki-laki yang penuh dengan humor, s...