part 2

48 2 2
                                    

"Hai Ri.." sapa Jali a.ka Rizal biasa mereka memanggilnya

" Hii juga ehmm... Jani kan? Ucapnya ragu memastikan bahwa dia tidak salah menyebutkan nama. "Ohh ya kenalin ini Ares yang bakal bantuin loe ngerjain tugas pak Hadi, dia ini salah satu murid kesanyangan jadi gue ga salah pilihin buat loe." Ucapnya jumawa

Sambil mengangkat tangan aku terkejut, jadi ares ini yang dimaksud, sinting!, batinku berucap.

"Anjani" seolah olah kita tidak saling mengenal,, ohh apa memang dia mengenalku? Atau hanya aku saja yang mengenalnya? Entahlah.

"Ares" jawabnya santai, ohh dia memang tidak mengenaliku. Gila! yang benar saja. Dia, Zammares Abisatya tetanggaku.

"Woyy salamannya lama amat, naksir baru tau rasa loe pada." Terdengar kekehan dari sebelah kananku, siapa lagi kalau bukan si Riana ini. Mengganggu saja!.

Ares menatapku "Jadi gimana, udah sampe mana aja ngerjainnya? Kapan mau wawancara? Saya ga punya banyak waktu." Ini adalah kalimat terpanjang yang pernah ku dengar darinya, sungguh sembilan belas tahun aku bertetangga ini adalah percakapan pertamaku denganya, wajarkan kalo aku merasa canggung.

"Ehmm gimana kalo pas acara wild-wild west aja? Biar gak nyita banyak waktu juga, mas Ares sekarang lagi sibuk ngurusin itu kan? Nah kalo pas acaranya agak longgar dong?gimna nih?" usul Riana

Ares kembali menatapku " boleh, gimana Anjani?"

"Yeahh, sure." Timpalku karena itu merupakan waktu yang pas untuk mewawancarai mas Ares dengan kapasitas waktu yang lumayan panjang.

"Yaudah kalau gitu saya duluan, masih ada urusan." Ucapnya sambil tersenyum tipis memamerkan lesung pipit di sebelah kirinya. Berkharisma. Satu kata yang mewakili dirinya.

"Nikmat mana yang kau dustakan tuhan. Kok ada ya or..."belum sempat melanjutkan ucapnya bang Jali udah nyeluk " Elahh gantengan juga gue kemna - mana kali" timpalnya narsis.

Dan kedua kakak beradik itu saling merebutkan tentang siapa yang lebih tampan diantara mereka.

🌷🌷🌷🌷🌷
Sementara di lain tempat terdapat beberapa orang yang sedang berkumpul merundingkan sesuatu yang bersitegang, dilihat dari rahang Ares yang mengeras.

"Jar saya udah kasih tau kamu kalau acara kamu itu terlalu beresiko"

"Beresiko gimana sih mas? Tujuannya untuk lebih mengenal alam yang masih alami kok" balas Fajar sang ketua HM" Lagian saya minta bantuan anak FK kok, jadi mas tenang aja, nginepnya juga di vila."

"Udah di approve?" Tanya mantan ketua BEM itu, harusnya dia sudah tidak terlibat dan fokus akan pasca sarjananya tapi dia diamanatkan untuk memantau kaegiatan yang katanya beresiko ini.

"Udah mas"

"Ok" jawabnya sambil menghela napas pasrah.

"Tapi tolong!, jangan sampe terjadi hal-hal yang krusial." Lanjutnya mengingatkan

"Mas tenang aja, disana mas cuma tinggal ongkang-ongkang kaki mantau kegiatan ini ok"

Ares mendengus, tapi mengangguk juga pada ahkirnya.

🌿🌿🌿🌿

Anjani masih tidak percaya atas kejadian hari ini, pasalnya kampus yang di gunakannya untuk menimba ilmu adalah almamater sang mantan gebetan.

Empat tahun. Empat tahun Anjani mengagumi pria itu. Tepatnya setelah kepindahannya ke Jakarta,tapi dia tidak pernah menyangka bahwa dia akan satu kampus ,dia hanya tau bahwa tetangganya berkuliah di bandung melanjutkan S2 nya.

Mengambil handphone dia segera menghubungi seseorang.menunggu, sampai panggilan ke tiga baru ada jawaban.

"Iya nak, Ibu lagi masak ini."

"Iya bu maaf! Aku mau minta izin ikut acara kampus ya bu?"

"Gak aneh-aneh kan dek?"

"Gak kok bu,lagian di awasin juga kok. Boleh ya?"

Lama ibunya tidak menjawab.
"Iya boleh, jaga diri ya dek!"

"Siap bu makasi mcuaahh."
Setelah menutup sambungan Jani kembali mengemasi barang-barangnya, dan terlelap setelahnya.

Bersambung.....

*HIMA/HM(Himpunan Mahasiswa)
*FK(Fakultas kedokteran)
*Pres/ketua BEM( Badan eksekutif Mahasiswa)

AstamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang