"Nyonya!"
Bella menghela nafas sabar ketika sang pembantu barunya memanggil.
Ini adalah hari kedua dia bekerja, tapi wanita paruh baya itu benar-benar agak... Ya cukup menyebalkan.
"Apa?" Tanya Bella gusar ketika dia menghampiri Bibi Yeonna yang sedang berada dikamar mandinya.
Bibi Yeonna menyengir, "Tidak, nyonya. Aku hanya ingin tanya, pewangi apa yang kau pakai dikamar mandi ini? Pertama kali aku masuk, aromanya sangat enak!"
Bella menatap datar Bibi Yeonna. Wajah-wajah yang menyebalkan itu kembali dikeluarkan oleh Bibi Yeonna.
Bella hanya tidak habis pikir. Bibi Yeonna memanggil Bella dengan hebohnya hanya untuk menanyakan pewangi kamar mandi?
Bella mendengus sebal, "Bibi, lebih baik kau kerjakan pekerjaanmu dulu. Nanti aku akan membelikan pewangi yang sama sepertiku untuk kamar mandi rumahmu."
Wajah Bibi Yeonna langsung merekah ketika majikannya ingin membelikannya pewangi yang dia mau.
"Aaa... Kau baik sekali, nyonya. Aku benar-benar berterima kasih banyak padamu." Ucap Bibi Yeonna kesenangan.
Bella hanya tersenyum terpaksa meresponnya.
Entahlah, selanjutnya apalagi yang akan terjadi. Bella hanya merasa, kalau dirinya akan terus frustasi menghadapi sikap konyol sang pembantu.
***
"Mau kemana, Kak?" Tanya Lira sambil memperhatikan Bella yang sudah rapi dan wangi.
Bella tersenyum lembut pada Lira, lalu tangannya mengelus rambut panjang Lira.
"Aku ingin menjemput Kak Soobin," Jawab Bella.
Lira membulatkan mata senang. "Apa?? Kak Soobin mau kesini??"
Bella tersenyum lagi menanggapinya, "Iya. Dia akan menginap untuk beberapa Minggu disini,"
"Wah! Aku akan bertemu dengan si kecil lagi. Kak, aku boleh ikut tidak?" Tanya Lira sambil menunjukkan puppy eyes nya.
Tapi sayangnya Bella tidak terpengaruh. "Tidak bisa, Lira. Kalau kau ada, maka si kecilnya Kak Soobin akan rusuh. Aku tidak mau direpotkan,"
Lira langsung cemberut ketika Bella melarangnya untuk ikut. "Ayolah, Kak... Kan ada Ibunya."
Bella menghela nafas lalu menggeleng pelan, "Tidak, Lira. Kau dirumah saja. Apa kau mau, kalau Bibi Yeonna memberantakan isi rumah kita?"
Dengan reflek Lira menggeleng, "Tidak! Tidak mau. Nanti aku yang disuruh tanggung jawab."
Wajah Lira lebih cemberut dari sebelumnya. Bagaimanapun juga, Bibi Yeonna kesini karena Lira. Jadi jika Bibi Yeonna melakukan kesalahan, maka Lira yang akan bertanggung jawab.
"Nah, kan. Makanya, kau disini saja. Jaga rumah." Amanat Bella.
Lira hanya mengangguk pasrah, "Iya, baiklah..."
***
Bella berjalan dengan langkah cepat dibandara. Matanya sibuk mencari tiga oknum yang ingin dijemputnya disini.
"Bella!"
Bella menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke samping dan mendapati Soobin dan juga istrinya yang melambaikan tangan padanya.
Begitu juga anaknya yang masih berumur 4 tahun.
Bella tersenyum dan menghampiri mereka bertiga.
"Hai!" Sapa Bella langsung memeluk Soobin erat.
"Hah... Aku merindukanmu, adikku." Ungkap Soobin.
"Aku juga,"
Bella pun melepas pelukannya, dan beralih memeluk Yena. Istri dari Soobin.
"Hai, Bella. Apa kabarmu?" Tanya Yena berbasa-basi.
Bella tersenyum lebar, "Kabar baik. Kau sendiri? Bagaimana kabarmu?"
Yena tersenyum lembut pada Bella, "Aku baik."
"Baiklah, sekarang kita langsung kerumah saja. Aku sudah sangat lelah," Ucap Soobin membuat ketiganya tertawa kecil.
"Iya, baiklah. Ayo," Ajak Bella dan mereka langsung keluar dari bandara menuju tempat parkir, dimana mobil Bella berada.
Ketika mereka melangkahkan kaki keluar pintu bandara, Bella tanpa sengaja menabrak tubuh seseorang.
"Ah, maaf-maaf... Aku tidak sengaja." Kata Bella meminta maaf.
"Iya, tidak papa." Orang itu merespon tapi matanya menatap lekat wajah Bella.
"Kau... Choi Bella ya?" Tanya orang itu sambil mengernyitkan dahi.
Bella baru akan menjawab ketika Soobin menyela nya.
"Kau siapa?"
Orang itu menatap Soobin lalu tersenyum tipis. "Maaf, aku agak lancang. Perkenalkan, aku Im Nara. Aku adalah seorang dokter."
Orang yang tadi menabrak Bella ternyata namanya adalah Im Nara. Gadis itu mengulurkan tangannya pada Soobin.
"Aku Choi Soobin. Kakaknya Bella," Ucap Soobin menyambut jabatan tangan Nara.
"Begini, kalau boleh... Aku ingin bicara dengan Bella, berdua saja. Kalian boleh pulang duluan. Nanti aku yang akan mengantarkannya pulang," Ucap Nara menatap Soobin dan Yena bergantian.
Soobin menatap Bella khawatir, begitupun Yena.
"Bibi, mau kemana?" Tanya anaknya Soobin, Ara.
Bella tersenyum lembut pada keponakannya, "Bibi, ada urusan sebentar,"
Bella lalu menatap Soobin dengan tatapan meyakinkan. Lalu Soobin pun mengangguk pada Nara.
"Baiklah, kami tinggalkan kalian berdua. Jika kau berniat jahat padanya, maka berhati-hatilah. Kau sedang berhadapan dengan seorang kepala polisi internasional sekarang." Ucap Soobin membicarakan dirinya sendiri.
Nara pun tersenyum simpul, "Aku tidak akan berniat jahat. Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu padanya."
Bella menipiskan bibirnya, lalu memberikan kunci mobil miliknya pada Soobin.
"Ini kunci mobilku. Dirumah ada Lira dan... Pembantu baru kami, Bibi Yeonna." Ucap Bella memberikan kunci mobilnya.
Soobin menerima kunci mobilnya. "Baiklah. Aku pulang duluan. Kau hati-hati. Dan kau,"
Soobin menatap datar Nara. "Jangan macam-macam padanya."
Nara mengangguk sambil tersenyum tipis. "Aku berjanji,"
Lalu Soobin dan keluarga kecilnya pun pergi dari hadapan Bella.
Nara pun beralih menatap Bella. "Apa kau mau ke kedai kopi? Kita bicara disana saja,"
Bella mengangguk kecil, "Baiklah."
*******************************************
Apa sih yang mau dibicarain sama Nara?😐
Salam manis,
AFR❤
KAMU SEDANG MEMBACA
S(He) is Psycopath - Kang Taehyun
Mystery / Thriller"Dia itu psikopat. Tapi aku mencintainya." -Choi Bella. "Aku memang psikopat. Punya masa lalu yang kelam, dan ingin balas dendam. Tapi dendamku terhalangi, karena aku mencintai seorang gadis." -Kang Taehyun. 'KESALAH PAHAMAN, BISA MENIMBULKAN PEPERA...